Di rumah sakit Arsa masih memikirkan kejadian tadi di rumah. Kejadian itu memenuhi pikirannya, apahal itu darinya? Atau hanya orang yang ingin mengadu domba.
Arsa tidak yakin jika dia yang melakukannya, terlalu cepat batinnya. Memang tidak ada salahnya jika menuduh dia karna petunjuk itu mengarah padanya.
"Jangan terlalu di pikirkan ar" ucap Alan mengelus lembut pundak adiknya. Arsa hanya bisa menghela nafas panjang, pusing sekali pikirnya.
"Iya bang, bagaimana dengan ke adaan bang Andra?" Tanya Arsa penasaran, Andra masih saja menutup matanya setelah tadi siuman.
"Kata dokter tak ada yang perlu di khawatirkan, Andra busa pulang setelah infusnya habis" jelas Alan mendapat anggukan dari adiknya.
Arsa menatap Andra lembut, mau bagaimanapun dia tetap abangnya. Walaupun Arsa tak seharusnya di tubuh ini tapi rasa yang berada dalam diri Arsa masih terasa.
"Bangaimana dengan sahabatmu?" Tanya Alan lembut, Alan duduk di samping Arsa dengan wajah yang cukup lelah.
"Gk tau bang, dia GK kenal sama Arsa" jelas Arsa, mengingat kejadian tadi yang benar benar membuat kepala Arsa pening.
Batu? Natan? Andra? Semuanya membuatnya pusing, Arsa memijat pelipisnya pelan lelah sekali. Arsa menatap ke samping, menatap wajah lelah abangnya.
"Abang kalo lelah istirahat aja, disini aman kok biar Arsa yang jaga bang Andra" ucap Arsa, di balas anggukan singkat dari Alan.
Mata Alan mulai menutup, menuju alam mimpi. Arsa menghela nafas lelah berjalan menuju berangkat Andra dengan tatapan lembut.
"Cepat sembuh, bang" ucap lirih Arsa sambil mengelus rambut andra lembut.
Tanpa arsa sadari Andra sedari tadi sudah bangun, hanya saja malas untuk membuka mata. Andra melihat adiknya yang bersikap lembut ke dia membuat hatinya sedikit tersentuh.
'semoga akan tetap sama' batin Andra.
§§§§§
Natan sedang duduk di balkon kamarnya, menatap langit malam yang begitu menenangkan. Natan menatap batu yang ada di genggamannya, batu yang sedari tadi di pikirkan oleh Arsa dan alan.
Natan menatap batu itu dengan seksama, lalu sebuah senyum terbit di bibir tipisnya. 'menarik' batin nanyain menyeringai.
Natan masuk ke dalam kamarnya, membuka lemari dan menyingkirkan baju yang berasa menghalangi.
Natan masuk kedalam lemari yang terdapat ruang rahasia khusus, Natan meletakkan batu itu di atas meja lalu mengambil sapu tangan miliknya.
Setelah membungkus batu tersebut Natan keluar dari ruangan itu, bergegas untuk tidur karna besok dirinya harus bersekolah.
§§§§§
Matahari kembali menampakkan sinarnya, membuat seseorang terbangun dari tidur nyenyak nya.
"Eghh" erangan halus yang berasal dari bibir Arsa, perlahan mata itu mulai terbuka menampakkan manik merah yang cantik.
Matanya menelisik mencari seseorang, 'di mana dia?' batin Arsa.
Arsa berjalan menuju brangkar, Arsa mengedarkan pandangannya kesegala arah berharap melihat orang yang dia cari.
"Cari siapa Lo?" Ucap dingin Andra, baru saja keluar dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN: Sahabat Masalalu
Historia CortaAnara putri Alexander, gadis penyuka novel dan komik, berimajinasi jika ia bisa merasakan kisah cinta seperti di novel novel membuat Anara tidak merasa kesepian disaat Daddy nya sedang bekerja. Bunda Anara sudah meninggal dunia sejak Anara ke...