Part 17 | Terungkap

117 27 3
                                    

Entah kenapa, pergantian hari Senin ke hari Minggu itu sangat lama, sedangkan hari Minggu ke hari Senin itu begitu cepat, bagaikan satu kedipan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah kenapa, pergantian hari Senin ke hari Minggu itu sangat lama, sedangkan hari Minggu ke hari Senin itu begitu cepat, bagaikan satu kedipan mata. Setelah satu minggu yang lalu diadakan acara ulang tahun sekolah, sekarang adalah hari pertama dari minggu setelahnya.

Senin ini berbeda dengan Senin-Senin sebelumnya. Jika biasanya di pagi Senin seperti ini adalah upacara bendera, berbeda dengan Senin ini yang para siswa hanya duduk-duduk di bangku mereka masing-masing. Atau bahkan duduk-duduk di kantin. Hujan pagi hari ini, membuat suasana SMA GALAKSA sedikit terasa dingin. Maka tidak ditiadakan upacara bendera. Karena masih banyak rintikan yang jatuh.

Dalam suasana yang seperti ini, Launa memilih duduk di bangkunya saja. Karena ia cukup malas untuk keluar kelas, apalagi hanya sekedar ke kantin. Saat ini ia tetap duduk bangku sebelah Chessy, tidak balik ke bangkunya yang semula.

"Na, gue anter Chessy ke UKS dulu ya, lo mau ikut?" tanya Aeena.

"Chessy kenapa mau ke UKS?" tanya balik Launa.

"Ni bocah kebanyakan makan ice cream deh kayanya, dari tadi mau muntah mulu," jawab Aeena.

"Gue engga ikut, di sini aja," balas Launa.

"Ya udah, gue anter bentar ya, nanti balik lagi," ucap Aeena diberi anggukan oleh Launa.

Ia kembali memainkan handphone-nya. Hampir 10 menit ia fokus memainkan handphone-nya. Namun fokusnya teralihkan saat merasa ada yang memanggil namanya.

"Lau," panggil Biancha yang tiba-tiba, sudah berada di hadapannya.

Launa mendongakkan wajahnya.

"Lau kita mau bicara sama lo, ini penting Lau," ucap Biancha dengan wajah memohon.

Launa tidak menjawab ia hanya menatap lekat kedua orang di hadapannya itu.

"Ayo Lau, ini beneran penting!" Audie menimpali.

"Kemana?" tanya Launa.

"Kita mau ngomong sama lo, tapi gak di sini," jawab Biancha.

Launa mengagguk lalu beranjak dari duduknya.

Ia berjalan seiringan dengan Biancha dan Audie. Tiba-tiba mereka berhenti di depan ruangan yang sudah tak terpakai, bisa dibilang gudang.

"Kok berhenti, mau ngapain di sini?" tanya Launa dengan raut bingung.

"Udah ayo masuk aja, kita mau ngomong sama lo di dalam," jawab Audie, mendorong-dorong tubuh Launa agar masuk kedalam.

Launa terpaksa masuk karena paksaan mereka berdua, sebenarnya ia agak ragu untuk memasuki ruangan yang sangat gelap itu. Launa berjalan pelan, diikuti Biancha dan Audie di belakangnya, ia tersentak kala mendengar sepertinya salah satu dari Biancha atau pun Audie tengah mengunci pintu itu.

"Cha, Die, kenapa dikunci?" tanya Launa kebingungan.

Namun yang ditanya tidak menjawab sama sekali. Tiba-tiba terdengar suara seseorang menyalakan lampu.

ASKHALAUNA [REVISI-END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang