Part 4 | Pulang Bareng

267 82 31
                                    

Kini langit semakin gelap, deheman seseorang memecahkan lamunan Launa, yang masih duduk di kursi Halte depan sekolah nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini langit semakin gelap, deheman seseorang memecahkan lamunan Launa, yang masih duduk di kursi Halte depan sekolah nya itu.

"Cewek gak baik pulang larut," ucap orang itu.

Ia adalah Askhala.

Launa sama sekali tidak merespon ucapan, Askhala.

"Mending, balik bareng gue sini," ucap Askhala, mencoba memecahkan keheningan.

"Gak," tolak Launa mentah mentah.

"Gak usah gengsi kali, gak bakal ada juga kendaraan umum lewat jam segini," ucap Askhala berusaha meyakinkan.

Launa tengah berfikir, kalau ia tidak menebeng seseorang mungkin ia akan disini sampai malam. Karena Papa nya ada pekerjaan di luar kota, dan tidak tau pulang nya malam ini atau besok pagi, dan mungkin tidak ada orang rumah yang bisa menjemputnya. Pikir Launa tidak ada salahnya juga menerima tawaran kakak kelasnya itu.

"Yaudah gue nebeng, tapi awas ya, kalo lo macam-macam in gue," todong Launa.

Askhala menanggapinya dengan kekehan, "Gak banyak macam kok, palingan cuma satu macam." 

"Ish, nyebelin banget si," kesal Launa menggembungkan pipinya.

"Lucu banget si, bocil," gumam Askhala.

"HAH!" pekik Launa.

"Gak, udah ayo naik," suruh Askhala, yang di turutin Launa.

Askhala melepas jaket yang ia kenakan, lalu memberikan nya pada Launa.

"Nih," ia menyodorkan jaketnya.

"Buat?" tanya Launa dengan mimik bingung.

"Nutupin paha lo," jawab Askhala. Tanpa pikir lama Launa langsung mengambil jaket itu, karena tidak mau lagi memulai perdebatan.

"Thanks," gumam Launa sangat lirih.

ᡣ𐭩 ᡣ𐭩 ᡣ𐭩

Sekitar dua puluh lima menit waktu perjalanan mereka menuju rumah Launa. Tidak banyak pembicaraan selama mereka dalam perjalanan. Hanya Askhala meminta Launa menunjukkan arah jalan menuju rumahnya.
Sekarang mereka sudah di depan pekarangan rumah Launa.

"Thanks ya," ucap Launa, dengan senyum tipis nya, sangat tipis.

"Sama-sama, cantik," jawab Askhala, menyunggingkan senyum jahil nya.

Raut wajah Launa, berubah kesal.

Tiba-tiba dari dalam rumah Launa terdengar suara wanita paruh baya, yang Askhala duga adalah ibu nya Launa.

"Yaampun, kamu udah pulang Lau," sapa Mama nya dari depan pintu.

"Eh ini siapa, ayo nak mampir dulu, kamu yang nganterin Launa pulang ya?" lanjut Yorise melihat keberadaan Askhala.

ASKHALAUNA [REVISI-END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang