Part 26 | [MASIH REVISI]

196 15 0
                                    

Drrttt

Drrttt

Drrttt

Handphone yang ia taro di atas kasur di sampingnya, sedari tadi terus bergetar. Menandakan ada panggilan telepon yang masuk. Ia dengan ogah-ogahan mengambil handphone-nya dan menjawab panggilan telepon itu, ia menjawabnya tanpa melihat siapa yang menelponnya. Karena sebenarnya ia sudah merasa sangat ngantuk saat ini. Ia pulang cukup sore hari ini, karena mampir di bascame OMORFOS, dengan teman-temannya dan dengan para mantan anggota yang lain.

"Hallo Kha," itu suara Launa terdengar dari sebrang.

"Hm," gumam Askhala dengan mata yang masih terpejam.

"Kha lo bisa ke rumah gue enggak malem ini? Gue lagi di rumah sendiri, Mama Papa lagi gak di rumah," pinta Launa dari sebrang sana.

Askhala terlonjak kaget dengan spontan memblalakan matanya, saat mendengar suara Launa yang berada dipanggilan telepon itu.

"Lo udah gede. Di rumah sendiri aja gak berani," Askhala dengan ogah-ogahan mengatakan itu.

"Pokoknya gue mau lo ke sini. Keburu langitnya gelap, gue takut," rengek Launa dengan nada memelas.

"Nyusahin deh lo," sengit Askhala.

"Askha!" belum terpustus panggilan teleponnya dengan Launa, tiba-tiba pintu kamarnya juga digedor-gedor. Dan dapat ia kenali suara itu adalah suara milik bundanya.

"Masuk Bun! gak Askhala kunci!" balasnya juga sedikit berteriak.

Gagang pintu itu pun terputar, dan terlihat bundanya sudah memasuki kamarnya. Bundanya berjalan mendekati ranjang yang ia tempati.

"Kamu gak makan malam sayang? Udah malam ini, tadi diajak makan bareng gak mau," ucap bundanya, merapikan rambut Askhala yang sedikit berantakan.

Belum sempat Askhala membalas perkataan yang dilontarkan bundanya, bundanya sudah mendahului bertanya terlebih dahulu.

"Eh kamu lagi teleponan? Sama siapa?" tanya bundanya, memberikan tatapan nyalang kepadanya.

Tanpa banyak bicara Askhala melihatkan layar handphonenya pada bundanya. Tertulis di sana nama Launa.

"Oh sama Launa, bunda mau ngomong dong!" girang Rena saat tau panggilan telepon itu dengan Launa. Askhala dengan cepat mematikan panggilan itu, saat mendengar bundanya ingin berbicara pada Launa.

"Enggak Bun, besok aja. Askha sekarang disuruh kesana sama dia, katanya dia di rumah sendiri takut," balas Askhala membuat Rena mengerucutkan bibir sebal. Namun di sisi lain ia juga senang saat hubungan mereka baik-baik aja.

"Yaudah kesana cepet! Jangan mampir-mampir, kasian Launanya,"

Askhala memutar bola mata malas, saat mendengar ucapan bundanya.

"Kha, kalo orang tua Launa belum pulang. Bunda izinin kok kamu nginep di sana, bahkan seminggu, sebulan, setahun pun Bunda izinin," cerocos Rena membuat Askhala malas menanggapi ocehan bundanya itu.

"Bunda ngusir Askha?" tanyanya menatap bundanya dengan serius.

"Ya enggak gitu, bunda pengen kamu simulasi jadi menantu keluarga Yorise," terdengar jelas kekehan bundanya. Askhala menghela nafas kasar.

"Yaudah Bun, Askhala berangkat dulu," pamitnya mencium punggung tangan bundanya.

ASKHALAUNA [REVISI-END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang