wanita yang di cintai

181 20 3
                                    

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

。。。 ╌╌╌╌╌ • ʚɞ • ╌╌╌╌╌ 。。。

ya Allah engkau sebaik baik nya
pembuat rencana, beri hamba
kelapangan hati ya Allah

Alifa putri al-fatih

•••

Ke esokan hari nya, seperti yang sudah di rencana oleh Kyai Adam dan Ustadz Fatih bahwa mereka akan keluar kota pagi ini untuk mengisi pengajian

Di sini, di Ndalem mereka semua sedang berkumpul termasuk Alifa dan Ustadz Fatih, kebetulan Alifa hari ini tidak ada jadwal kuliah karena dosen nya berhalangan hadir, jadi dia memutuskan untuk ke pesantren

"Ustadz Fatih, apa sebaiknya Alifa tinggal di sini untuk beberapa hari dulu selama Ustadz keluar kota" tawar umi Jenna

"apa tidak merepotkan kalau Alifa saya titipkan di sini Nyai" balas Ustadz Fatih, jujur dia juga ragu untuk meninggalka Alifa sendirian di rumah

"tentu tidak, saya jadi ada teman buat ngobrol, kalau ada Alifa di sini suasana jadi rame" balas Umi Jenna lalu beralih menatap Alifa yang duduk di sebelah Ustadz Fatih "Nak, kamu tinggal di sini untuk sementara waktu ya, sampai Ayah kamu pulang" lanjut Umi Jenna dengan senyuman

"kalau Umi yang meminta, Alifa tidak bisa menolak permintaan Umi" balas Alifa sambil tersenyum di balik cadar berwarna hitam nya

"kalau gitu saya titip anak saya di sini beberapa hari, maaf kalau merepotkan Nyai sama Gus Alzen" ujar ustadz fatih

"tidak merepotkan Ustadz, iya kan Gus" kata Umi Jenna lalu melirik Gus Alzen

"iya Ustadz" jawab gus Alzen seadanya

"assalamualaikum, Kyai, Ustadz Fatih, mobil nya sudah siap, bisa berangkat sekarang" Kang Ayub yang merupakan sopir pesantren datang dan berdiri di depan pintu ndalem

"waalaikumsalam, kami akan segera keluar, Kang" balas Kyai Adam, lalu kang Ayub kembali ke mobil

Keluarga Ndalem termasuk Alifa keluar sambil menggandeng tangan sang Ayah, meskipun sering di tinggal sang Ayah untuk mengisi kajian, tetap saja berat untuk berpisah karena hanya Ayah yang Alifa punya

"Nak, Ayah sama Kyai pergi dulu nya, kamu jangan nakal di sini ya, bantu Nyai di sini dan kuliah nya jangan telat" nasehat sang ayah

"iya Ayah, Ayah sama Kyai hati hati di jalan" balas Alifa lalu menyalimi tangan Ayah Fatih dan Kyai Adam

"kami pergi dulu, Gus jagain dua permata ini selama kami pergi ya" ucap Kyai Adam kepada anak nya

"iya Abi" balas Gus Alzen singkat, lalu kedua pria paruh baya itu memasuki mobil dan mobil pun keluar dari area pesantren

Gus Alzen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang