#13 🪮

59 9 1
                                    

▪︎ ▪︎ ▪︎

Setengahnya dari hari ini, akhirnya berlalu. Sekarang pukul dua belas lebih tiga puluh menit. Menandakan waktunya jam istirahat. Hore?

Akhirnya Aku punya waktu untuk menata diri, setelah setengah hari berpenampilan seperti mayat hidup. Aku pun bergegas pergi ke toilet sambil membawa pouch untuk memperbaiki penampilanku.

Sambil berdiri di depan washtafel, Aku memandangi betapa payahnya diriku saat ini. Rambut hanya dikuncir cepol asal, dan mata panda yang menghitam. Benar kata Ray, ini buruk sekali.
Bisa-bisanya Aku pede berpenampilan seperti ini di depannya.

Tunggu, kenapa juga Aku harus memikirkan itu?

Meskipun dibilang pouch, tidak perlu berharap banyak tentang isinya. Hanya sebungkus kecil tisu, sebotol tabir surya, sebuah bedak padat, dan sebuah lipbalm.

Aku tidak mau kena masalah dengan bidang kedisiplinan karena terlalu heboh membawa peralatan make up. Intinya, jangan lupa memakai yang krusial saja.

Dengan cepat Aku membasuh wajahku, mengelapnya dengan tisu, mengoleskan tabir surya dan bedak, lalu sentuhan terakhir lipbalm dengan warna natural.

Sambil memandangi cermin, Aku tersenyum tipis, sedikit bangga. Penampilanku saat ini jauuuh lebih baik dari 10 menit yang lalu.

Berikutnya, bagian rambutku yang lupa kusisir. Sambil membuka cepolannya, senyum banggaku berangsur-angsur pudar.

Ini parah.

Tidak menyisir rambut adalah bencana. Siapa sangka hari ini akan menjadi bad hair day-ku.

Sambil merutuki diri yang terlambat bangun, Aku mengorek pouch yang besarnya tidak sampai satu jengkal jari.

Tidak ada.

Aku tidak menemukan sisir di dalamnya. Tidak di sisi manapun. Depan? Belakang? Samping?
Apa yang diharapkan dari pouch mini ini?!

Aku celingkukan di dalam toilet siswi ini-panik. Tidak ada orang yang kukenal sama sekali. Gawat.

Jiwa tidak-enakan-ku bergejolak, tidak mau SKSD dengan siapapun yang mampir ke washtafel, meskipun itu hanya untuk sebuah sisir.


Akhirnya aku bergegas mengikat rambutku asal lagi, dan keluar dari toilet. Langkah kakiku Aku arahkan untuk pergi ke UKS. Seingatku, di sana ada beberapa peralatan perawatan diri remeh seperti sisir ini.

Sambil terburu-buru Aku berharap kalau semua usahaku ini dapat selesai tepat waktu sebelum jam pelajaran berikutnya dimulai.

🔸️

Langkah cepatku berhasil membawaku tiba di UKS tidak sampai 5 menit. Sungguh, the power of kepepet.

Setibanya, Aku langsung meminta izin kepada perawat penjaga terkait maksudku, ia mengerti dan menyuruku untuk mengambilnya sendiri. Ada di lemari yang terletak di pojok kanan ruangan, katanya.

Tidak butuh waktu lama, Aku pun menghadap lemari itu dan mencari-cari keberadaan sisir di dalamnya. Perawat itu tidak memberikan detail, hanya bilang kalau itu ada di lemari.

TAPI LEMARI INI TERLALU BESAR DAN TINGGI, BU?!

Beberapa menit telah berlalu dan Aku belum menemukan apa yang Aku butuhkan. Sambil menengok ponsel, tidak terasa waktu istirahat hanya tinggal sepuluh menit lagi. Semakin panik, Aku pun memutuskan untuk bertanya langsung pada perawat yang duduk di dekat pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

i c h i g o  ×  c o f f e eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang