#10 🌻

613 95 11
                                    


💐

Suasana akademi cukup ramai, mengingat hari ini adalah hari pertama angkatanku masuk. Pantas kan kalau banyak murid baru yang melakukan tour di lingkungan akademi.

Aku sendiri hanya berjalan di sekitar halaman belakang, cukup sepi di sini. Tidak banyak murid namun banyak tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan obat, pantas orang tidak tertarik ke sini.

Ah, bukan berarti Aku ahli tanaman obat. Ada papan nama di setiap barisan jenis obatnya. Setelah mengabsen nama-nama tanaman ituㅡ yang bahkan entah apa gunanya, Aku lanjutkan 'perjalanan'ku.

Semakin aku mencelus ke belakang halaman, semakin sepi. Pohon-pohon besar mengelilingiku. Hampir tidak ada apa-apa, sungguh apa sih yang kulakukan.

Seketika mataku menangkap sesuatu yang mencolok di depan sana, Aku mempercepat langkahku mengejar hal itu.

Aku menghentikan langkahku, mataku melebar tatkala menemukan pemandangan yang tak terduga. Sebuah taman bunga yang cukup luas membentang di tengah hutan. Warna-warni cantik menghiasi hutan yang monoton. Rasanya seperti menemukan harta karun!

"WAAAAAH! Tidak kusangka ada tempat secantik ini! Beruntungnya aku~" ujarku sambil berlari ke tengah-tengah taman harta karunㅡ Aku memberikan sebutan itu.

Kalau ini manga shoujo mungkin saat ini sedang ada efek kerlap kerlip dan bunga-bunga di sekitarku. Aku tertawa riang sambil kesana-kemari, menghampiri bunga satu ke bunga yang lain.

Hal itu kulakukan untuk mengambil foto. Mengenang momen yang cukup bagus di hari pertamaku sekolah.

"Hebat! Hebat sekali! Aku bisa mengklaim ini sebagai milikku!"

Dengan bangga Aku mendeklarasikan diri di tengah taman harta karun ini. Tanpa malu. Aku percaya tidak akan ada siapapun disini.

"Ehm."

Sebuah dehaman mengusik deklarasiku. Aku yang tadinya berdiri bangga dengan tangan terlentang, kini takut, panik dan malu bukan main. Seraya menurunkan kedua tanganku, mataku menelusur. Bahkan Aku tak berani untuk membalikkan badan.

Ada orang lain di sini. Tapi Aku tidak bisa menemukannya. Keringat dingin mulai meluncur di dahiku.

Sungguh betapa konyolnya Aku barusan. Kalau orang itu sampai lihat, bisa-bisa di hari pertamaku ini Aku malah debut sebagai orang aneh.

Wajahku memerah maluㅡ atau bisa jadi malah pucat, Aku menunduk dan menutup wajahku dengan kedua tangan. Mungkin orang tadi belum melihatnya.

Dengan wajah yang masih tertutup Aku memutuskan untuk pergi dari sini. Memberanikan diri, Aku meneguk ludah lalu mulai berjalan perlahan sambil mengintip melalui sela-sela jari. Bisa repot kan kalau Aku menginjak bunganya.

Baru juga berjalan barang lima langkah, namun Aku merasakan tubuhku menubruk sesuatu. Pohonkah? Tapi daritadi di depanku tidak ada pohon!

Aku memberanikan diri membuka celah jari tanganku lebih lebar dan mengangkat sedikit wajahku.

Kudapati sosok berbalut seragam akademi, dengan sebuah kamera menggantung di lehernya.

Saat kunaikan lagi wajahku, Aku bisa melihat rambut hitam model emo anehnya. Dan, hei, tungguㅡ TATAPANNYA MENYERAMKAN. Aku merapatkan lagi celah jari-jariku.

Kini Aku mematung, tidak tahu harus bagaimana. Orang ini juga diam saja lagi.

Daripada meninggalkan kesan buruk, Aku akan mencoba bicara baik-baik dengan orang ini. Mungkin dia akan mengerti, atau lebih baik kalau dia tidak melihatnya.

i c h i g o  ×  c o f f e eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang