Fotografi mungkin memang salah satu hobiku, namun Aku tidak jago-jago amat. Bisa dibilang amatir. Meskipun begitu, Aku sangat menikmati saat memotret momen-momen tertentu.
Jam terbangku tidaklah sebanyak dia, yang Aku tahu cowok emo sering menghabiskan waktu akhir minggunya pergi hunting foto dengan kamera kesayangannya.
Mungkin fotografi ini merupakan salah satu dari sekian alasan Aku bisa klop dengan Ray.
Dia lebih jago, Aku akui itu. Karena itulah Aku banyak belajar berbagai hal tentang fotografi darinya.
Aku senang memotret momen saat orang berkumpul, atau sejenis street photography. Berbeda dengan Ray yang lebih senang memotret pemandangan dan benda-benda hidup selain manusia.
Aku sempat bertanya saat melihat-lihat isi kartu memori hasil jepretannya, "kenapa tak ada satupun manusia yang kau potret?" tapi ia mengabaikanku. Sungguh, yang Aku lihat hanya langit, langit, langit, bunga, dan beberapa pemandangan di area sekolah.
Tanpa satu pun penampakan manusia.
Ah iya, untungnya di asrama maupun akademi, tidak ada larangan membawa kamera. Jadi tentu saja kami bebas membawanya kapanpun.
✦✦✦
Di akhir minggu ini Aku memutuskan untuk hunting bersama kameraku. Tidak, Aku tidak membuat janji dengan siapapun!
Aku pergi seorang diri dan karena kemauanku sendiri. Sesekali Aku butuh hiburan 'kan, dan juga Aku perlu meningkatkan skill ku.
Aku berkeliling di sekitar asrama, namun tak menemukan objek yang menurutku pas untuk di foto. Saat Aku masuk ke bagian lebih dalam dari taman di sekitar asrama, Aku menemukan sesuatu di bawah pohon.
Sepatu?
Mataku berkeliling mencari petunjuk lain, siapa pemiliknya, dan kenapa bisa ada di sini. Namun nihil, tak ada apa-apa. Aku mengambilnya untuk dibawa ke asrama dan bertanya mungkin ada yang kehilangan.
Namun tiba-tiba seseorang melompat dari atas pohon dan turun tepat di depanku, yang kuyakin berhasil 100% membuat jantungku melompat juga.
"HUWAA!!" Aku terkejut, dan tak bisa menahan keseimbangan tubuhku lalu berakhir dengan... jatuh.
"Adududuh..." saat Aku meringis kesakitan, seseorang itu mengulurkan tangannya.
"Sedang apa kau disini?"
Aha. Itu dia. Ya ampun justru harusnya Aku 'kan yang bertanya apa yang ia lakukan? Aku meraih tangannya dan bangun.
"Justru Aku yang harusnya bertanya, sedang apa kau di atas sana Ray?"
KAMU SEDANG MEMBACA
i c h i g o × c o f f e e
Roman d'amourThe Promised Neverland / 約束のネバーランド - • A Fanfiction • - contains : ╰☆ Halu / 1st POV ╰☆ Ray ONLY! ('∀' ) ╰☆ Young adult!AU ╰☆ (not so) Romance ╰☆ Inconsistent writing & updates ehe ....φ(・∀・*) 🔸️The Promised Neverland © Kaiu Shirai/Posuka Demizu