Beberapa hari lagi akademi akan libur sedikit panjang, setidaknya satu minggu bisa dikatakan panjang 'kan.
Entah ada urusan apa sekolah selama satu minggu itu, Akuーdan mungkin hampir semua muridー tidak peduli soal itu.
Yang penting libur!
Sebelum sempat berselebrasi ria, kami lebih dulu dirundung dukaㅡ oke tidak se-berduka itu sih.
Miss Isabella selaku wali kelas kami, tiba-tiba mengumumkan bahwa kami harus melakukan piket bersama di kelas sebelum libur.
Jadi, dengan berat hati Aku dan teman sekelasku menunda kesenangan kami soal libur dan mulai melakukan piket bersama.
Atau lebih tepat disebut piket anak yang tidak enak untuk kabur / piket anak teladan.
Dan Aku salah satu dari anak yang tidak enak untuk kabur itu.
Untungnya, si cowok emo juga termasuk golongan yang sama denganku.
Hah? Memang apa untungnya?
Dengan sisa murid yang ada, ketua kelas membagi tugas. Dan Aku mendapat bagian untuk membeli kebutuhan kelas yang kurang.
"Eehhh? Aku sendiri?" Aku mengeluh saat melihat daftar barang yang harus dibeli.
"Meskipun banyak, itu hanya barang-barang kecil 'kan?"
Aku melihat kembali daftar yang diberikan ketua kelas. Benar juga, semuanya hampir barang-barang sepele seperti spidol, penggaris, dan sejenisnya. Aku mengangguk, dan ketua kelas tersenyum puas.
"Kalau begitu Aku berangkat dulu ya, kalau ada tambahan kirim chat saja."
Aku pamit berangkat dan dibalas dengan anggukan ketua kelas, namun saat Aku akan melewati ambang pintu kelas seseorang menepuk pundakku.
Tepukan itu berhasil membuatku menoleh ke belakang, dan sudah kudapati sosok cowok emo berdiri disana.
"Aku ikut," ujar Ray sambil melepas tangannya dari pundakku, "mau mencari sesuatu juga." lanjutnya.
"Eh? Tugas piketmu udah selesai?"
Yang Aku perhatikan, ia tidak memegang alat kebersihan apapun. Apa tugas orang ini?
"Tentu saja, untuk apa menghapus papan tulis lama-lama?"
Aku terkejut, bukan main, tugasnya seremeh itu. Rasanya ingin menghujat ketua kelas, kenapa dia malah kebagian tugas semudah itu?
Tapi Aku menahan hujatanku, ketua kelas pasti lelah sampai salah memberi tugas.
"Wow. Tugasmu berat sekali ya?" Aku tertawa kecil, mencoba sarkas.
"Sangat berat sampai tanganku pegal." Ray membalas dengan seringaian sambil menepuk-nepuk tangannya, yang sangat kuyakin tidak pegal itu.
Aku menangkupkan kedua tanganku, menunjukkan bahwa Aku punya ide yang bagusㅡ atau seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
i c h i g o × c o f f e e
RomanceThe Promised Neverland / 約束のネバーランド - • A Fanfiction • - contains : ╰☆ Halu / 1st POV ╰☆ Ray ONLY! ('∀' ) ╰☆ Young adult!AU ╰☆ (not so) Romance ╰☆ Inconsistent writing & updates ehe ....φ(・∀・*) 🔸️The Promised Neverland © Kaiu Shirai/Posuka Demizu