"Sland, lo ga papa?"
"Asland udah bangun?", tanya Meli penasaran dan langsung mendapat balasan "Sudah", dari Sherli
Tak perlu menunggu lebih lama lagi, mereka membawa Asland masuk ke dalam rumah, lalu diambilkannya segelas air putih oleh Sherli
"Tenangin dulu diri lo, terus cerita sama kita apa yang sebenernya terjadi", kata Sherli tegas
Setelah dirasa sudah mulai tenang, Asland perlahan mulai membuka mulutnya, bercerita dengan pelan, tentang semuanya kepada Kakaknya. Bisa bisanya dia pingsan di halaman rumah sampai pagi. Kalau sudah seperti ini, apalagi yang harus disembunyikan?
Terbongkar, semuanya terbongkar. Gue berhasil bikin Ka Meli sedih, dasar Asland pe-a, Asland bodoh, Asland sialan, lu bangke Slanddd
Ia terus mencaci dirinya sendiri di dalam hati, setelah beberapa saat selesai bercerita, dan tidak mendapati sepatah jawaban dari keduanya, Hening. Dia begitu sayang pada Kakaknya, tak mau Kakaknya terluka hanya karena dia, dia yang tidak bisa menjaga hati seorang Ka Meli
"Asland", akhirnya setelah keheningan itu, terdengar suara lirih yang keluar dari mulut Meli, gadis Tunanetra yang berada tepat dihadapan Alsnad
"Kamu, kenapa nyembunyiin hal sebesar ini?"
"Kamu fikir, kamu siapa?, Pahlawan?, BUKAN!"
"Kamu bukan Pahlawan Slandddd, kamu juga ga sekuat itu, kamu MANUSIA BIASA!, kamu butuh orang lain untuk hidup kamu!"
"Terus, kamu fikir, cuma kamu anaknya Bunda?, terus Kakak ini siapaaa?, JAWAB!!",
"Kamu fikir, Kakak ini SIAPAAA?!"
suara Meli terdengar begitu lantangnya hingga menusuk hati kerongkongan jantung empedu Asland"Buk-"
"Udah cukup, Kakak ga mau denger alasan dari kamu", belum sempat Asland melanjutkan perkataannya, Meli sudah mulai memotongnya. Padahal tadi disuruh jawab, tapi giliran baru mulai dijawab, eh malah di suruh diam
Melihat wajah Meli yang kian memerah, dan air mata yang terus mengucur di pipinya, Sherli mendekati dan memeluk tubuh rapuh Meli, seraya mengelus rambut indah sepunggung yang terurai itu
"Kak, Asland nyembunyiin semua ini untuk Kakak. Dia tahu, kalau Kakak denger, pasti nanti Kakak bakal terluka. Please, jangan terlalu nyalahin Asland, Asland kaya gini karena sayang sama Kakak!"
Zena Ferida bersama Rafa Maulana, adalah orang tua Asland dan Meli. Mereka dulu hidup sangat bahagia. Walaupun mereka tahu, bahwa anak sulungnya, Meli Arlinda mengalami kebutaan permanen, yang hanya bisa disembuhkan melalui operasi, itupun jika ada pendonor yang bersedia untuk mendonorkan matanya. Tetapi mereka menerima apa adanya, dan sangat menyayangi Meli. Hingga pada suatu ketika, saat Meli berumur 5 tahun, dan Asland 2 tahun, Rafa meninggal akibat kecelakaan kereta api. Badannya remuk, tak bisa dikenali
Setelah berselang 5 tahun usai kepergian Rafa, Zena pamit untuk pergi bekerja di luar Negeri tepatnya di Negara Australia untuk mencari sebuah pekerjaan. Meninggalkan kedua anaknya bersama seorang Nenek, yang bernama Nek Sri, Ibu dari Zena. Nek Sri meninggal dikala Meli berumur 15 tahun sedang Asland baru 12 tahun, dan mau tidak mau mereka harus menjalani kehidupan hanya berdua, ditemani dengan kiriman uang dari sang bunda. Namun, setelah 8 tahun berlalu semenjak Zena pergi dari rumah, Zena tak kunjung pulang dan tak ada komunikasi sama sekali. Malah mengirim sebuah surat menyakitkan untuk kedua anaknya
"Kak, Asland nyembunyiin semua ini untuk Kakak. Dia tahu, kalau Kakak denger, pasti nanti Kakak bakal terluka. Please, jangan terlalu nyalahin Asland, Asland kaya gini karena sayang sama Kakak!"
Mendengar perkataan dari Sherli, hati Meli perlahan luluh dan sedikit tenang. Ia mengambil tangan Sherli lalu melepaskannya yang sedari tadi mendekap tubuhnya. Ia bangkit, lalu berjalan bersama tongkatnya menuju pintu keluar kamar Asland
"Istirahat, habis ini, jangan mikir kalau kamu bisa sendiri",
"Ga usah sok jadi Pahlawan",
Kalimat terakhir yang dia ucapkan sebelum meninggalkan kamar Asland, yang berhasil menusuk hati seorang AslandMelihat Abangnya hanya terdiam sedari tadi, Sherli mencoba mendekat dengan niat hati untuk menghibur. Ia memegang pundak Asland, lalu memulai ;
"Masa Abangnya Adinda nangis sih, katanya jagoan""Ka Meli bilang, gue bukan orang yang kuat Din", jawabnya masih dengan wajah yang murung
"Maksud Ka Meli, lu itu manusia. Tahu kan, manusia itu makhluk sosial, jadi ga bisa sendiri, apalagi sama keluarga. lu punya keluarga Sland. Lu ga nganggep ka Meli sebagai keluarga lu?", ujar Sherli berusaha meyakinkan Asland
Mendengar ucapan dari Adeknya, dia mulai mengangkat kepala dan memasang wajah yang seakan menentang perkataan dari sosok gadis yang ada di depannya saat ini. Tak terima, jika seseorang mengatakan bahwa ia tak menganggap Ka Meli sebagai keluarga
"Bukannya gitu, gue ga tega nantinya kalau harus lihat Ka Meli nangis. Biar gue aja Din", katanya yang langsung memalingkan wajah dari pandangan Sherli
"Gue tahu"
"Please, gue mau sendiri", ujarnya singkat yang masih dengan pandangan yang menuju entah kemana tujuannya
Mendengar itu, Sherli mengangkat tubuhnya perlahan, lalu melangkahkan kaki pelan. Eits balik lagi, "Lo boleh nangis sekarang, puasin aja. Tapii, kalau sampai lo besok masih nangis, lo ga akan selamat Sland"
***
"Ini si buaya mana sih, ngajak ketemu tapi ga keliatan tuh kepala", ujar Sherli menggerutu. Ya, sebelum ia pergi dari rumah Asland, ia mendapati sebuah nontifikasi dari Shaka, bahwa ada hal penting katanya. 'Temuin gue di taman Rukti Endah, ada hal penting',itu yang dia tulis tadi
Setelah sekitar 5 menit berlalu, terlihat juga kepala pundak lutut kaki dari bocah itu. Ia berlari seperti sedang dikejar setan, beh kenceng bangett!!. Setelah sampai di hadapan Sherli, ia langsung memposisikan badannya seperti orang yang sedang ruku', dengan nafas yang tidak beraturan
Huh...
Huh...
Huh...
Huh..."Lu kepada dah?"
"Gue-, gue di ke-jar sama-mantan mantan gue, huh huh", ujarnya ngosngosan
"Itu salah lo sendiri. Lagian siapa suruh banyak cewek"
"Napa, lu cemburu yahhh, cieeeee", godanya yang langsung mendapat toyoran dari Sherli
"Tu mulut pengen gue las tau ga, GR banget jadi bocah"
"Eh iya, mau ngomonga apa?", lanjutnyaShaka lantas merogoh saku celananya, lalu memberikan sebuah benda kecil pada Sherli, "Nih, tiba tiba ada yang ngirimin gue surat kaya gini"
Hai, lu Shaka ya temannya Sherli. Tolong bilangin ya sama Sherli, gue bakal buat dia lebih menderita lagi
Seperti itu lah tulisan yang tertera di kertas lusuh yang didalamnya terdapat batu agar bisa menembus jendela kaca dari kamar Shaka
Zian, itu yang terlintas di pikiran Sherli
"Lu ada masalah sama siapa sih Sher?"
"Shaka, gue-", belummmn sempat dia menyelesaikan kalimatnya, eh para mantan buaya sudah berada tepat di belakang Shaka dengan menarik kencang telinga Shaka lalu menariknya pergi dari tempat tersebut
"SHAKA KAMU HARUS IKUT SAMA KITA!!"
"Sherrr, tolongin gua pleaseee"
Bukannya mendapat jawaban dari Sherli, ia malah mendapati tatapan kosong dari Sherli.
Zian?, apa bener dia ngelakuin semua ini?, kalau emang bener, beraninya dia libatin orang lain. Apalagi ini Shaka

KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Putri untuk Asland
Teen Fictionpara siswa dan siswi di SMA Nusa Bangsa menjalani kegiatan seperti biasanya. sampai pada suatu hari, datanglah sorang siswi pindahan dari SMA Delima Santun. karena sifatnya yang suka menyendiri dan penakut, dia menjadi bahan perundungan di sekolahny...