Peduli

13 1 0
                                    

Hai guys, jangan lupa kalau udah baca tinggalin bintang dan komen yaa, biar gue lebih semangat lagi bikin ceritanya, apalagi masih pemula

Nah, kalau semisalkan ada persamaan alur, tokoh dan latar itu sama sekali tidak disengaja ya guys, jadi, ini mutlak hasil pemikiran gue sendiri

             Selamat membaca🤩


"Selamat pagi teman teman, gue
Asland Aldevano sudah datang dengan membawa niat untuk mencontek", kata Asland yang langsung mengundang tawa dari teman teman di kelasnya. "Elah, lu ga pake ngomong juga gue udah ngerti, orang lu ga niat belajar, ya nyontek lah jalan ninjanya", sahut Shaka yang juga langsung di hadiahi dua jempol oleh Asland
"Wah, lu temen gua banget Ka"

"Cieee, yang kemaren nyelametin cewe dari Clara dan teman teman", goda Tio kembaran Rio yang tertuju pada Asland

"E iya ya, ih kok lu bisa keren sih, salut gua", pujian yang keluar dari mulut Rehan berhasil membuat Asland tersipu malu

"Apasih, kan wajar, ada cewe yang kesulitan terus gue bantu"

"Ah elah, masalahnya bukan itu Sland, Clara bersama teman teman itu penguasa di sekolah ini, kok lu bisa buat mereka nurut sama lu. Bahkan, ketua osis aja ga mempan, punya jin apa lu", penasaran banget dah para kawan kawan Asland ini, padahal kan wajar, ada cewe kesusahan terus di bantu sama Asland

"Makanya, jadi cowo itu ganteng plus keren, biar cewe cewe pada luluh sama lo, Asland nih bos", sombong Asland dengan mengangkat dagunya seraya menepuk nepuk dadanya
"Dih, pede banget lu", sahut Sherli seraya mendorong kecil punggung Asland

"Eh, Adinda udah dateng, how are you my sister?"
"I'm fine, gimana, lu di ganggu kagak sama mereka bertiga?", tanya Sherli khawatir pada Asland, khawatir kalau abangnya itu di ganggu oleh Clara dan kedua temannya

"Aman, tenang aja, ga perlu khawatir sama gua, lagian kan gua cowok, gua pasti bisa ngejaga diri gua sendiri", Balas Asland seraya mengelus lembut puncak kepala Sherli
"Syukur lah kalau gitu"

"Eh, ada pak Joni, duduk duduk"

Pak Joni, guru Bahasa Indonesia di kelas X-A. Pak Joni ini tipe guru yang tidak suka muluk muluk, langsung pada intinya, tidak suka basa basi ataupun bercanda. Padahal guru Bahasa Indonesia, tetapi malah jadi guru Killer yang di takuti semua siswa siswi di SMA Nusa Bangsa

"Anak anak, buka halaman 23, disitu materinya Menyampaikan Pendapat dan Kritikan dengan Benar, nah itu di rangkum sampai dengan halaman 35, ingat tulisan harus rapih dan tidak ada coretan. Kalau sampai ada coretan saya kurangin nilainya"

Buseettt, ini bener nih, sebanyak itu?, ga boleh ada coretan?, gila, gua manusia bukan malaikat, dikira gua malaikat Rokib Atid apa?

"IYA, PAKKKK"
"Shutt, Slandd, woy", bisik Shaka pada Asland
"Ih, apasih, pake bisik bisik segala"
"Hehe, kalo ga bisik bisik, nanti pak Joni denger lah bego. gue penasaran, cewek yang lu selametin, masuk kelas mana ya?"
"Katanya sih, masuk kelas X-B, kelasnya Fatih"
"Ooo, seangkatan toh sama kita"
"Iyaa, Shakaa"

Melihat kedua muridnya yang terlihat sedang bisik bisik, pak Joni segera menegur mereka agar tidak mengganggu yang siswa lainnya
"Heh, kalian berdua, ngomongin apa?, kalau mau ngobrol keluar, jangan disini ganggu yang lain"

"Hehe, ngga pak, ini tadi mau minjem pulpen aja kok", elak Asland yang langsung menyahut pulpen Shaka

                                  ***

"Din, lu mau mesen apa, biar gua yang mesenin", tawar Asland pada adeknya, karena hari ini dia sedang ada uang lebih

"Iyaa, Sher jarang jarang kan, tu bocah ngetraktir lu, gua juga mau dong, hehe", kata Shaka menengahi

"Enak aja, ini khusus buat adek gue, lu beli aja sendiri"

"Ngga deh, gua males makan, ga selera", tolak Sherli

"Lu ga boleh gitu, nanti sakit, makan nggak!"

"Maksa banget jadi orang, gua itu lagi ga selera, yaudah sih"

"Nah, Sherli ga mau tuh, sabi lah buat gue", lagi lagi Shaka menengahi obrolan mereka

"Ih, lu bisa diem kagak sih?, nyrocos mulu tu mulut", kesal Asland sambil mencubit bibir Shaka

"Tapi, kalo lu sakit, gua yang repot, nih makan aja punya gue, masih ori, belum gue cicip walau cuma sepucuk sendok, oh ini nih gua suapain, aaaa buka mulutnya", Asland itu tipe pemaksa kalau sama Sherli, karena dia tahu Sherli itu susahhhh banget orangnya, dan itu semua juga demi kebaikan Sherli

"Tchk, yaudah", akhirnya Sherli luluh dan membuka mulutnya

Saat sudah memasuki suapan yang ke 3, tiba tiba perut Asland tidak bisa di ajak kerja sama. "Aduh buset, nih perut kagak bisa di ajak kompromi apa ya, Din gua ke toilet dulu ya, lu makan sendiri aja ya, aduh kebelet banget", kata Asland sambil berlari terburu buru agar kotoran yang sudah menumpuk di ususnya, bisa dia keluarkan secepat mungkin

"Ah elah, jangan lama lamaaa"

"Dasar Asland", kata Shaka heran pada sahabatnya itu

                                 *****

"Huhh, akhirnya lega juga, dasar perut, adaaa aja", hembusan nafas lega keluar dari mulut Asland, karena akhirnya kotoran itu sudah keluar dari ususnya, joroookkkk. Karena saking leganya, dia menjadi tidak fokus berjalan dan menabarak seorang cewek yang kelihatan seangkatan dengannya

"Adududuh, maaf gua ga sengaja", kata Asland sambil mengulurkan tangannya karena perempuan itu jatuh ke tanah

"I iya ga papa"

Saat mata mereka menyatu, akhirnya mereka ingat akan kejadian kemarin

"Loh kamu?, yang kemaren itu kan?", tanya Asland yang dia ternyata juga kaget. Kamu?, hah, seorang Asland menyebut kamu?, ga bisa di percaya

"Iya"
"Mmm, makasih ya udah nolongin aku", kata perempuan itu dengan pandangan yang tertunduk kebawah

"Iya sama sama, lain kali, kamu coba ngelawan jangan malah diem, oke", what kali ini tangannya yang menyentuh kepala perempuan itu dengan lembut. apa sih yang terjadi sama gue, tangan gue gerak sendiri cuy

"K kamu kenapa no nolongin aku?", kali ini matanya tertuju pada netra indah milik Asland
"Karena aku peduli, aku peduli sama kamu, aku ga bisa lihat cewek kesusahan, makanya aku nolongin kamu", kata Asland dengan mengulas senyum lembut kearah perempuan itu

"Oiya, nama kamu siapa, kan ga enak kalau ga tau namanya"
"Mmm, nama ak aku Maura"
"Maura, nama panjang?"
"Putri Maura Refazya, kal kalau kamu?"
"Asland, Asland Aldevano, panggil aja Asland"

Oiya gue kan tadi sama Adinda, waduh bisa ngambek nih orang

"Mmm, maaf aku pergi dulu ya, daa", kata Asland sambil melambaikan tangannya ke arah Maura
"Daah", balasnya dengan melambaikan tangannya juga kearah Asland

Baru kali ini ada yang ngomong secara baik baik sama aku

"Lu dari toilet mana sih, lama bener, sampe lumutan gua nungguin lu", kesal Sherli dengan tangan yang bersedekap dada

"Tau tu, si Islandia"

"Hehehe, eh iya tadi gue ketemu sama cewek yang kemaren"

"Sama cewek yang di rundung sama ketiga kakak kelas sialan itu?", tanya Sherli penasaran

"Iya, tahu ga, ternyata dia itu lumayan baik
loh"

"Ciee, ada tumbuh rasa rasa nih", goda Shaka dengan menyenggol nyenggol lengan Asland

"Ih apasih, ayo ke kelas udah masuk tuh"

"Ah elah, ga asik lu Sland"

Tuan Putri untuk AslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang