CHAPTER 5

7.4K 463 31
                                    

Setelah mengalami mimpi yang menyayat hati, Rayyan merasa terdorong untuk mengambil tindakan yang akan membuat orang-orang yang telah menyakitinya menyesal. Dengan tekad yang bulat, Rayyan memutuskan untuk tidak lagi membiarkan dirinya menjadi korban dan siap untuk menghadapi mereka dengan segala cara yang diperlukan. Mungkin, Rayyan akan mencoba untuk melawannya.

------------------------------------------------
_________________

Namun, sebelum menghadapi situasi tersebut, Rey melihat jam dan menyadari bahwa masih pagi sekali, jam 05.00. Untuk menghilangkan kebosanan dan meredakan emosi yang sedang meluap, Rey memutuskan untuk pergi jogging sebentar sebelum pergi ke sekolah. Jogging dapat membantu meredakan stres dan memberikan waktu bagi Rey untuk merenung dan mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi situasi sulit yang akan datang.

Setelah beberapa menit, Rey merasa tubuhnya terasa lebih segar dan pikirannya lebih jernih. Dia merasa energi dan semangat untuk menghadapi hari yang penuh menyebalkan di sekolah. Setelah selesai jogging, Rey pulang ke rumah untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah. Dia merasa begitu bersemangat dan siap menghadapi hari yang baru. Saat tiba di sekolah, Rey langsung menuju ke kelas nya.

Sesampainya di kelas Rey langsung menuju ke bangkunya dan tertidur. Setelah Rey tertidur di bangkunya, dia tidak menyadari bahwa guru sudah masuk ke dalam kelas. Pak Budi yang melihat Rey yang tertidur langsung menghampiri dan menggebrak mejanya.

BRAKK...

Rey yang merasa diganggu pun langsung terbangun, dan menatap guru itu dengan dingin.

"Berani sekali kamu tertidur di jam pelajaran saya, sudah merasa hebat kamu ha! " ucap Pak Budi dengan marah.

"Kalau iya gimana" bantah Rey.

"Coba kerjakan yang ada di papan tulis" ucap pak Budi yang menatap Rey dengan remeh.

"Saya memiliki syarat Jika jawaban saya benar biarkan saya tidur di jam bapak" ucap Rey dengan penuh percaya diri.

"Oke tapi jika kamu tidak bisa mengerjakan soal itu kamu keliling lapangan sepuluh kali" jawab pak Budi.

Cih, sok pintar.

Palingan juga nggak bisa menjawabnya.

Berani sekali dia berbicara begitu dengan pak Budi.

Cih, palingan juga ceper.


Dan masih banyak kata-kata ejekan yang mereka ucapkan.

Rey bodo amat dengan ucapan itu dia dengan percaya diri maju ke depan dan mengerjakan soal di papan tulis.

Ia dengan cepat menuliskan langkah-langkah penyelesaian dengan teliti. Waktu berjalan, dan Rey terus fokus pada tugasnya tanpa terpengaruh oleh ejekan dan kata-kata negatif yang dilontarkan oleh teman-temannya.

Setelah beberapa saat, Rey akhirnya menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Ia menuliskan jawaban yang tepat di papan tulis dan dengan bangga memperlihatkannya kepada pak Budi dan teman-temannya.

Melihat jawaban yang benar dan langkah-langkah penyelesaiannya yang terperinci, pak Budi terkejut dan merasa tidak percaya. Teman-teman Rey yang tadinya meremehkannya juga ikut tercengang dan mulai mengakui kecerdasan Rey.

Transmigrasi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang