CHAPTER 7

7.3K 439 20
                                    

Setelah sampai di mansion Darren segera turun dari motornya dan menuju pintu masuk mansion.

Sebelum masuk Darren bergumam.

           ___________________________
                     ---------------------------

"Saatnya bermain"

Darren pun memasuki mansion, baru satu langkah masuk Darren sudah mendapatkan tamparan dari gabriel.

Plak

"Kamu apakan putri ku anak sialan" tanya gabriel.

"Gue hanya menampar nya seperti yang lo lakuin sekarang" Jawab Darren tenang.

"Dasar anak sialan kenapa lo nggak mati saja sih" ucap gabriel dengan marah.

"Gimana kalo lo dulu yang mati, setelah itu baru gue yang akan mati" ucap Darren dengan nada remeh.

"Kamu–PENGAWAL TANGKAP DIA DAN BAWA KE RUANG BAWAH TANAH" teriak gabriel dengan murka.

Darren yang di bawa oleh beberapa pengawal itu pun marah.

Bugh

Bugh

Jleb

Krak

Suara hantaman dan tusukan terdengar sangat jelas di ruangan itu.

"APA YANG LO LAKUKAN REY" teriak gabriel.

"Tenang saja gue hanya bermain-main tidak perlu marah begitu, apakah kamu juga ingin ikut bermain" tanya Darren dengan senyuman yang mengerikan setelah selesai membedah perut pengawal itu.

"Beraninya kamu"

Bugh

Bugh

Krak

Bukan Darren yang terkena pukulan itu tetapi gabriel lah yang terkena pukulan dari Darren.

Gabriel yang sudah babak belur pun sudah nggak bisa melawan Darren, apalagi tangannya yang sudah dipatahkan oleh Darren.

"Beraninya tangan kotor lo menyentuh tubuh gue" ucap Darren dengan marah.

"Kau tau darah anak ini sangat lah manis apakah darah lo juga manis"

Setelah mengucapkan itu Darren langsung menyayat tangan gabriel.

"Akh... Sialan kamu " teriak gabriel sambil menahan sakit.

Slurpp

"Cuih... Pahit banget darah lo kebanyakan dosa nih jadinya darah lo pahit. Gue kasih tahu ya mending lo cepat-cepat tobat deh" ucap Darren dengan nada menghina.

"Beraninya lo berbuat begini kepada daddy lo sendiri " ucap gabriel.

"Emangnya lo daddy gue"

"Dan akan gue pastikan kalian semua menyesal" setelah mengucapkan itu Darren pergi menuju ke kamar nya Rey.

Sedangkan disisi gabriel dia masih bertanya-tanya kenapa mata Rey bisa berwarna merah.

"Apakah dia memakai softlens, eh... tapi kalau di pikir-pikir dia tidak mungkin memakai begituan" ucap gabriel sambil bergumam.

"Astaga daddy kamu kenapa dan kenapa dengan para pengawal itu, tangan daddy kenapa dan siapa yang melakukan ini" tanya samudra dengan bertubi-tubi.

"Rey" jawab gabriel yang masih linglung.

"Beraninya anak itu gue akan kasih pelajaran kepada anak itu" ucap samudra dengan murka.

"Jangan" Jawab gabriel dengan spontan.

Transmigrasi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang