CHAPTER 15

3K 197 9
                                    

"Terus kamu mau apa Damian? " geram sean.

"Gue mau sendiri"ucap Damian dengan lirih.

"T-tapi kan-

" pergi"sela Damian.

"O-oke gue bakalan pergi, tapi kamu hati-hati ya jika kepala kamu pusing langsung saja ke tenda"ucap sean memperingati Damian.

********************

Sean pun akhirnya pergi dari hadapan Damian.

" aissh kenapa kepalaku pusing sekali, mana nggak bawa obat lagi"gumam Damian.

Selesai bergumam begitu Damian akhirnya pingsan.

"DAMIAN" Teriak sean saat melihat Damian ingin pingsan.

"Damian bangun Damian" ucap sean sambil menepuk pelan pipi Damian.

Saat melihat tidak ada pergerakan dari Damian, sean pun segera menggendong Damian ala bridal style dan langsung membawanya ke tenda.
.
.
.
.
.
"Woy tolongin ini si Damian pingsan" ucap sean saat sudah sampai di tenda.

"Bagaimana bisa pingsan nih anak" tanya Aldrich pada sean.

"Nggak tau gue, cepat berat ni" jawab sean.

"Bawa masuk dan baringkan di sini" ucap Vincent.

Setelah Damian di baringkan mereka pun saling menatap satu sama lain.

"Ketua coba periksa deh" suruh sean.

"Oke oke" setelah mengatakan itu dia langsung memeriksa Damian.

"Sepertinya nih anak demam deh suhu tubuhnya juga naik" ucap Erland sesudah memeriksa Damian.

"Lo apain anak orang Sean sampai pingsan begitu" tanya Aldrich sambil menatap sean dengan curiga.

"Nggak gue apa-apain sumpah" Jawab Sean dengan serius.

"Lh Terus kalau nggak lo apa-apain kenapa tuh anak bisa pingsan dan demam begitu" ucap Aldrich dengan julid.

"Mana gue tau tanya saja sama anaknya" ucap sean dengan nada julid juga.

"Sudah jangan berantem, keluar sana biarkan Damian beristirahat" ucap Erland setelah selesai mengompres Damian.
.
.
.
.
"Sean coba deh kamu cerita bagaimana bisa Damian pingsan begitu" ucap Aldrich.

"Jadi gini waktu gue mencari Damian gue lihat dia itu berdiri di tengah hutan dengan tatapan mata yang kosong, tujuan gue mencari Damian kan untuk minta maaf tuh yaudah gue langsung to dhe point aja eh dia menjawab dengan nada yang ketus. Dan saat gue lihat wajahnya juga pucat" jelas Sean.

"Pasti dia kepikiran dengan perkataan lo" ungkap Erland.

"Lagian kalau lo sudah lihat wajahnya pucat kenapa lo nggak suruh dia ke tenda"Ucap Aldrich.

" sudah, sudah gue suruh dia ke tenda eh dianya malah mengusir gue untuk pergi"Jelas Sean.

"Uhh, gue nggak ikut-ikutan ya, ini semua kan ulah lo gue nggak mau ya menjadi sasaran dendamnya Damian" sambung Aldrich kepada Sean.

"Ish, seharusnya lo memberikan saran, bukan malah menakuti gue."gerutu Sean.

"Gue nggak peduli itukan masalah lo"sela Aldrich.

" sudah-sudah pergi tidur sana ini sudah tengah malam besok pagi ada acara jalan sehat"suruh Erland kepada mereka berdua.

"Iya, lo juga harus segera tidur ketua" ucap Sean.

"Hmm"

"Ayo ke tenda" ucap Erland kepada Vincent.

"Hmm"

Transmigrasi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang