Aku sedang asyik menonton acara tv diruang keluarga. Kedua orang tuaku belum pulang dari kerjanya, padahal jam sudah menunjukkan pukul 22:00 WIB. Begitulah memang kesibukan orang-orang diluar sana. Membuatku pusing jika Aku diposisi mereka, pergi pagi pulang pagi.
Aku melirik kak zayn yang fokus dengan laptopnya. Biasanya dia memainkan itu dikamarnya, tapi ia lebih memilih bermain diruang keluarga karena ingin menemaniku. Aku jadi ingat kejadian tadi siang setelah pulang sekolah. Kak Zayn sepertinya tidak suka jika Juno mengantarku pulang. Aku tau dari awal kenal Juno kak Zayn memang kurang suka dengan lelaki jahil itu. Entah apa sebabnya kakak lelaki ku memang aneh.
"Kak Zayn" Panggilku lembut. Aku berpikir kalau dia masih kesal.
Tidak ada jawaban.
"Kakak!!" Panggilku sedikit keras sambil menaruh remote tv diatas meja.
Kak Zayn menghentikan mengetiknya dan beralih memandangku.
"Kenapa?" Ucapnya datar.
Aku mendengus, "Apa sih salahku kak? Juno itu orang yang baik dan sangat lucu. Sangat menyenangkan"
"Kakak tau Vi, Tapi... Sudahlah kakak tidak mau berdebat denganmu saat ini" Ucapnya malas dan kembali fokus kelaptopnya.
Aku menghela napas sambil memasang wajah cemberut.
"Saat ini kakak tidak mau berdebat denganku? Oh.. Akan kupastikan setelah Mama dan Daddy pulang kita akan berdebat. Atau besok pagi kita akan berdebat" Kataku menantang. Kulihat kak Zayn mengerutkan kening.
"Apa maksudmu Vivian" Ucapnya sambil menutup laptopnya. Aiih pasti kak Zayn mulai kesal. Ia membenarkan duduknya dan menghadapku.
"Maksudku.. Aku ingin kakak jujur kenapa sikap kakak ke Juno sangatlah dingin" Ucapku kesal.
"Lalu apa masalahmu?" Tanyanya tak acuh.
"Oh kak Zayn!! Sikap kakak itu sangat aneh kepada Juno" Kataku.
"Lantas?"
Aku benar-benar terdiam, kalau sedang seperti ini kak zayn memang menyebalkan.
"Kakak hanya kurang suka kalau kamu terlalu dekat dengan Juno" Lanjutnya.
Ada apa dengan kak Zayn? Kenapa ia kurang suka dengan kedekatanku dengan Juno. Asal tau saja, aku ini sebenarnya wellcome dengan siapapun. Tidak memandang bulu, jika orang tersebut baik denganku akupun juga baik kepadanya. Jujur saja aku lebih dekat dengan teman lelaki disekolah dibanding dengan wanita. Hanya Ellena yang cukup akrab denganku, selebihnya hanya sekedar saling sapa. Saat sekolah menengah pertama hanya satu atau dua teman wanitaku yang bisa akrab denganku.
Bukan berarti aku kuper. Aku mengenal teman-temanku disekolah, hampir semua. Tapi seperti yang ku bilang, aku lebih dekat dengan teman lelaki dari pada dengan teman wanita. Dari sekolah dasar aku sudah seperti itu, tak heran jika kak Zayn selalu marah atau kesal kepadaku karena dekat-dekat dan bermain dengan lelaki, bagaimana tidak? Setiap bermain hanya aku perempuan satu-satunya. Dan jika kak Zayn melihat itu pasti ia sangat marah.
Kedua orang tuaku? Jelas mereka tidak tau bagaimana aku kalau sudah di luar rumah. Maka dari itu kak Zayn sangat marah bila aku seperti itu. Tapi aku sangat nyaman jika bermain bersama laki-laki. Aku juga pandai menjaga diri bila bermain dengan mereka. Aku memang tipikal orang yang seperti itu, agak tomboy namun tetap ada sisi feminim.
"Tapi kakak tau kan aku dan Juno sudah berteman lama" Ucapku.
"hmm" Hanya itu respon dari kak Zayn yang ku dengar.
"Ugh kakak!!"
Ide jahilku muncul kembali, kuambil bantal yang kupegang dan langsung ku lempar kearah kak Zayn. Sukses membuat lelaki itu terkejut dan menatapku horror. Aku kembali menonton tv dan pura-pura tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen Fiction-SELESAI- Jika ada dua pilihan dalam kehidupan ini. Aku tidak yakin harus memilih yang mana. Walau ada yang berkorban hanya untuk ku, namun tetap hati yang bisa menentukan. Siapapun itu.