"Jun gue ke kantin duluan ya" Ucapku sambil beranjak dari bangku ku.
"Lo jahat ah ninggalin gue, bentar lagi gue selesai ko ngerjainnya"
"aduh Jun ini penting banget. nanti lo nyusul aja ya. Bye" Ucapku sambil keluar kelas. Sebenarnya gak enak juga sih ninggalin Juno. Tapi aku gak sabar buat makan bareng Ken di kantin. Siapa tau aja dia mau bahas surat yang ia kasih.
Ngarep banget, belum tentu itu surat dari dia.
Sampai di kantin aku melihat kesemua penjuru kantin, tapi cowok bermata dark-brown itu belum ada. Apa dia belum keluar dari kelasnya ya? Duh gak sabaran banget ya aku. Sampe sampe udah dateng duluan aja
Aku terkejut saat sebuah tangan menepuk bahu ku pelan, "Nyariin gue ya?" Ucapnya dan aku menoleh ke arahnya.
"Ish ngagetin gue aja deh" Ucapku.
Ken langsung memberi isyarat untuk duduk di bangku yang masih kosong. Setelah duduk kami memesan makanan.
Aku jadi merasa gugup saat di hadapannya. Kenapa aku yakin banget kalau surat itu dari Ken?. Dan sekarang, kenapa secara tiba tiba dia ngajak aku ke kantin bareng?
Setelah pesanan kami datang, aku gak langsung makan. Melainkan memandangi wajah Ken dengan serius. Kalau aja surat itu dari Ken, gue gak nyangka kalau ini akan terjadi. Seperti mimpi.
"Kok bengong? Di makan dong nanti keburu dingin" Ucapnya tanpa menoleh kearah ku
Aku tersadar dari lamunanku,
"Eh i-iya"
"Jangan gugup gitu dong, makanya jangan liatin gue terus" Ucapnya sambil terkekeh. Ternyata dia nyadar juga ya.
"Ge-er lo ah siapa juga yang liatin lo terus" dustaku. Aku langsung beralih dari pandangannya.
"Yakin? Tapi ko pipi lo merah" Ucapnya tersenyum jahil menatapku. Duh si Ken bikin malu aja deh, segala kasih tau kalau pipi ku merah. Tambah malu dah.
Aku hanya bergumam tak jelas sambil menyuapkan makananku. Sementara Ken hanya tertawa.
"Oh iya gue mau ngomong sesuatu deh sama lo" Ucapnya dengan nada serius.
Aku yang sudah selesai makan mengelap mulutku dengan tisu lalu menatapnya. Apa dia bakal ngomongin tentang surat?
"Iya Ken gue juga mau ngo-"
"Iya gue tau Vi, besok kan ultahnya Juno. Gue pengen bikin kejutan buat dia" Potong Ken yang sukses membuatku terkejut setengah mati.
Ternyata Ken gak ngebahas soal surat. Astaga! Kenapa aku sampe lupa kalau besok ultah sahabat terbaikku? Yaampun Vivian, sahabat macam apa kau ini bisa lupa sama ultah sahabatmu sendiri.
Lebih baik sekarang jangan mikirin Ken terus deh,
"Oh be-besok ultah Juno ya" Ucapku menghalau rasa terkejutku.
Ken merespon dengan anggukan. Kenapa pikiran ku jadi ke surat itu terus ya. Ken gak ngebahas tentang surat. Apa nanti, setelah ultah Juno dia mau ngebahas lagi? Apa iya? Ya mungkin aja kan, siapa tau aja sekarang ia emang punya rencana buat bikin kejutan di hari ultah Juno. Dan mungkin aja di lain waktu aku tau Ken ngebahas tentang surat itu.
Yaampun, kenapa aku se-yakin ini yah.
"Vivian kenapa bengong?" Suara Ken menarik pikiranku kembali.
"Eh maaf Ken. Terus lo mau bikin kejutan apa?" Tanyaku berusaha tenang.
"Gue sih pengennya bikin kejutan buat Juno di padang rumput"
"Padang rumput?"
Ken mengangguk yakin, "Nanti kita bahas di line aja ya. Ada Juno tuh"
Aku menoleh kebelakangku dan melihat Juno yang sedang celingak celinguk mencari kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen Fiction-SELESAI- Jika ada dua pilihan dalam kehidupan ini. Aku tidak yakin harus memilih yang mana. Walau ada yang berkorban hanya untuk ku, namun tetap hati yang bisa menentukan. Siapapun itu.
