Part 12 (Ending)

83 2 0
                                    

Aku berdiri di padang rumput seorang diri. Katanya ada yang mau di omongin sama Juno. Juno sudah pulang dua hari yang lalu dari rumah sakit. Semenjak kejadian di rumah sakit, aku dan Juno jadi jarang berbicara. Di sekolah pun aku dan Juno tidak duduk bareng lagi. Ia lebih memilih duduk bersama teman cowok yang lain di belakang. Sementara aku duduk dengan Ellena, yang setiap menit selalu berbicara.

Dan sekarang Juno menyuruhku ke tempat ini. Apa lagi yang ingin di bicarakan? Aku rasa yang dirumah sakit itu sudah cukup dan tidak perlu untuk dibahas lagi. Apa Juno mau bicara hal lain? Entahlah.

"Hai bawel" Tiba tiba datanglah Juno yang langsung menarik hidungku dengan gemas. Mungkin udah lama dia gak narik idungku semenjak kejadian itu.

"Junoo kebiasaan deh"

Dia hanya tertawa dan duduk di atas rumput, ia memberiku isyarat untuk duduk. Dan aku mengikutinya.

Lagi lagi hening di antara kami. Aku juga bingung mau ngomong apa sama Juno. Lebih baik aku diam saja dulu, lagi pula Juno yang ingin bicara.

"Kok diem sih?" Tanyanya.

Aku menatapnya sekilas lalu kembali menatap ke arah depan.

"Ya lo ngajak gue kesini mau ngapain?" Tanyaku balik.

"Ya emang lo gak suka ya ke padang rumput? Bukannya sekarang ini udah jadi tempat favorit lo ya?"

Aku menatap Juno, tak lama Juno membalas menatapku.

"Kenapa?" Tanyanya dengan wajah bingung.

"Apa pembicaraan kita waktu dirumah sakit udah selesai?"

"Pembicaraan yang mana ya?" Tanyanya.

Aku menghela napas, menatap plester yang menempel di dahi Juno.

"Oh yaudah gak usah dibahas lagi" Ucapku akhirnya.

Aku menoleh ke arah lain. Kenapa tiba tiba aku jadi sedih kaya begini. Apa aku berharap kalau Juno menembakku. Oh Vivian. Apa sekarang aku sudah mulai punya perasaan lebih dengan Juno?

"Kenapa gak mau di bahas? Justru gue ngajak lo kesini buat ngebahas itu"

Aku menatap Juno, "Terus?"

"Terus.. gimana menurut lo?"

"Menurut gue?"

"Terus lo mau hubungan kita berubah menjadi pacaran apa tetep menjadi sahabat?"

Pertanyaan itu sukes membuatku terdiam. Aku harus jawab apa? Aku juga gak yakin dengan perasaan ku saat ini. Ya kuakui saat ini aku labil.

"Oke gue rasa gue tau jawabannya. Pasti tetep menjadi sahabat" Ucapnya yakin.

Juno tersenyum kepadaku, namum senyuman itu sangat di paksakan olehnya.

"Gue kan belum jawab Juno"

"Tapi gue udah tau jawabannya kok"

"Apa lo yakin udah tau jawabannya?" Godaku.

"Iya. Kita tetep ja-jadi sahabat" Ucanya ragu.

"Tadinya gue gak mau jawab itu"

"Maksud lo?"

Aku menghela napas dan menatap Juno lekat lekat, "Gue gak yakin harus jawab apa Jun. Tapi semua itu butuh waktu. Lagi pula kita udah sahabatan sejak lama. Gak mungkin kan setelah ini kita pacaran? Jadi gue putusin kalau kita seharus-"

"Iya gue ngerti Vi, gue juga gak mau maksa lo yang seperti gue bilang. Jadi?"

"Jadi?" Tanyaku lagi.

"Jadi kita jalanin aja dulu?"

"Yakin? perasaan gue belum bisa lebih Jun"

"Gue tau.. Gue akan kasih waktu buat lo. Tapi gue mohon jangan ada orang ketiga diantara kita" Pintanya sambil memohon.

Itu permintaan Juno? Lalu bagaimana dengan Ken?

"Apa lo masih suka sama Ken?" Tanyanya.

Aku menatap Juno sekilas lalu kembali menatap ke arah lain.

"Entahlah Jun, sekarang ini gue ngerasa Ken makin jauhin gue" Entah kenapa saat ini Ken jadi jaga jarak denganku. Bahkan dia juga sudah tidak main lagi kerumah.

Masih aja berharap.

"Yaudah"

"Yaudah apa?" Tanyaku bingung.

"Masa gue harus ngomong dua kali sih Vi" Ucapnya kesal.

"Emang apa sih Jun?"

Juno menghela napas dan kembali menatapku, "Gue akan kasih waktu buat lo. Tapi gue mohon jangan ada orang ketiga diantara kita"

Aku terdiam. Mencerna kata kata yang keluar dari mulut Juno tadi. Hati Juno memang baik, bahkan dia mau memberiku waktu untuk ini. Mungkin yang dibilang Ken memang benar, kalau Juno lebih pantas untukku. Ken merelakan perasaannya untuk Juno.

"Vi" Panggil Juno lembut.

"Iya Jun?"

"Bagaimana? Apa lo mau?"

Menurutku gak ada salahnya Juno kasih waktu untuk menyakinkan perasaanku. Mungkin dengan sedikit waktu berpikir, aku bisa saja nantinya menjalani hubungan yang berbeda dengan Juno.

"Baiklah" Ucapku yakin dengan perkataan ku barusan.

Ku kira sahabat jadi cinta itu tidak akan terjadi kepadaku dan Juno. Ternyata terjadi juga. Mungkin.

The End...

**

Udah stuck banget lanjutin cerita amatir ini. Jadinya beginilah endingnya.

Maaf banget jika cerita amatir saya sangat mengecewakan.

Lagipula gak ada yang comment atau vote, jadi saya rasa cerita ini langsung di selesain aja..


Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang