14_Sirat Dua Surga_

6K 314 71
                                    

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
.
.
.
.
.

"Terhadap kehilangan, kita bisa memilih antara memeluk bayangan atau merelakan kepergian, terhadap takdir berat dalam kehidupan, kita slalu punya pilihan untuk sibuk bergulat dengan keadaan atau ikhlas menerima segala keputusan."

>>>Aqila Baqiya Bayyan<<<


By Dhea Farakhunnisa

****

Semua orang punya caranya tersendiri untuk menyembuhkan lukanya, begitupun dengan Aqila dia hanya manusia biasa yang berusaha untuk menerima segala takdirnya.

Tapi sungguh dirinya benar-benar berusaha untuk ikhlas namun hati kecilnya masih memberontak, bukannya tidak ikhlas hanya saja butuh waktu untuk ikhlas menerima kenyataan jika Gus Aqil telah menikah lagi, jujur saja walaupun dia tidak tahu sudah cinta kepada Gus Aqil apa belum tapi hati istri mana yang mau suaminya menikah lagi dan membagi cintanya kepada perempuan lain.

"Sudah tenang ?"tanya Gus Aqil kepada Aqila yang kini masih setia menangis di pelukan Gus Aqil, gadis itu memang kelihatannya saja kuat namun begitu rapuh.

Aqila hanya mengangguk saja dia pun langsung melepaskan pelukannya pada Gus Aqil dan kini menatap ke arah pria itu, melihat Aqila yang terus menatapnya membuat Gus Aqil ikut balik menatap ke arah Aqila.

"Kamu sudah benar-benar ikhlas saya menikah lagi ? "tanya Gus Aqil kepada Aqila yang berada di sampingnya.

"Perempuan mana yang benar-benar ikhlas saat suaminya menikah lagi, jujur aja Ka Qila masih belajar untuk itu semua ,"jawab Aqila sambil berdiri dari duduknya dan kini berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan mukanya.

"Jika kamu tidak siap menanggung kedua perahu ini, arahkan salah satunya saja Aqil."

"Tapi Abu, salah satu dari mereka yang akan terluka."

"Belajar untuk menerima takdir itu satu-satunya jalan, kamu berdoa saja semoga kamu bisa melewati ini semua."

Perkataan Abu yang selalu membuat Gus Aqil sedikit merasa tenang, saran dari Daffa juga selalu membuat Gus Aqil merasa dirinya tidak sendiri melewati badai ini.

Setelah pembicaraan dirinya dengan Aqila Gus Aqil memutuskan untuk keluar dari kamar gadis itu dan kini berjalan menuju ke kamarnya untuk istirahat, lelah seharian ini beraktivitas.

Kamar bernuansa putih dan wewangian khas arab langsung menyeruak saat Gus Aqil memasuki kamar tersebut.

Setelah selesai mandi Gus Aqil duduk di sofa dan kini sedang membaca buku kitab dirinya sudah lama sekali tidak mengulang kembali mengaji kitabnya.

Namun fokusnya pada kitab yang dia baca langsung teralih dan kini menatap ke layar ponselnya yang menunjukkan panggilan dari seseorang.

SIRAT DUA SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang