∆\|CERITA KE-3
∆ |Tahap revisi jadi part di hapus untuk sementara dan setiap Minggu akan update|
⚠️ |SEQUEL
HIDAYAH CINTA UNTUK ZHAFIRA|
•Kisah sepupunya Gus Fadlan.
∆ Deskripsi
Setiap rumah tangga pasti mempunyai ujiannya masing-masing,entah dari...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kehilangan sosok yang sangat berharga dalam hidup adalah awal dari hilangnya alasan untuk hidup, namun apakah yang hilang akan di gantikan dengan yang sama pula." . . . .
Aqila Baqiya Bayyan
By Dhea Farakhunnisa
****
Mendengar kabar jika Gus Aqil sakit beberapa hari yang lalu membuat Daffa langsung memikirkan kondisi dari sahabatnya itu, dia memang membenci Gus Aqil karna perbuatannya pada Aqila namun tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatnya itu.
Ingin rasanya menjenguk namun pikiran seolah melarang, rasa benci itu masih membekas di benak Daffa, bayangkan saja bertahun-tahun lamanya dia mencari Aqila agar Budenya bisa bersama dengan putrinya namun saat bertemu dengan adiknya itu malah mengetahui sebuah fakta mengejutkan kalau adiknya sudah di poligami oleh Gus Aqil.
Dirinya tidak mau adiknya itu bernasib sama dengan Budenya, dia takut kejadian di masa lalu terulang kembali.
"Maafkan Nak Aqil ,"kata Eliza yang membuat Daffa yang sedang duduk di teras rumah pun langsung tersenyum lalu mempersilahkan untuk Eliza duduk.
Eliza sudah mengganggap Daffa seperti putranya sendiri begitupun dengan Daffa, dia juga sudah sangat mengenal Daffa itu seperti apa luarnya saja yang terlihat sangar namun hatinya begitu lembut.
Sifatnya sama seperti Adi Kakanya, sebelas dua belas.
"Kamu mau tahu, sama seperti kamu dan Nak Aqil dulu Mas Izhar dan Mas Adi Papa kamu juga bersahabat baik, namun karna Bude hubungan keduanya merenggang, kamu tidak mau kan menyesal seperti Papa kamu yang kehilangan sahabatnya bertahun-tahun namun saat mengetahui kabar sahabatnya, malah dia sudah tidak ada lagi di dunia ini ,"kata Eliza sedikit membuat Daffa bungkam dia bingung hendak menjawab apa sekarang.
Tangannya perlahan memutar gelas kopi yang ada di meja dan perlahan mulai meminumnya.
"Konsepnya beda Bude yang di lakukan Aqil dan Pakde sangat jauh berbeda, Pakde belum sejauh Aqil seperti sekarang,"kata Daffa membela diri.
Eliza langsung menggelengkan kepalanya dan memegang tangan ponakannya itu.
"Sama saja Daffa, dengan cara apapun hati itu terbagi, menyakitkan atau tidaknya penghianatan tetaplah penghianatan karna sama besar lukanya ,"kata Eliza.