Bersyandaaaa, :(!

31 6 0
                                    

"Dokter.. Gatau sih, gua."

Seketika muka serius mereka hilang sekejap dan berubah menjadi muka kecewa. Bagaimana tidak? Lagi serius-seriusnya tiba-tiba bercanda. Kayak hubungan Kathrina sama itu aja..

"YEHHH!" seru Adel.

"Emang tuh del, bikin gua makin gelisah aja,"

"Gelisah kenapa, frey?" tanya Adel sambil menatap mata Freya.

"Kan hari ini tim gua sama lo mau ikut operasi njir. Gak inget lo?"

"Oh, iya ya."











✍️



















Dokter Cheryl berjalan menuju ruangan Direktur, Pak Aji Prakasa. Dengan nafas yang terengah-engah, Cheryl mengetuk ruangan tersebut hingga terdengar "Masuk." dari dalam ruangan tersebut.

"Misi, pak.. " ucap Cheryl dengan sopan sambil menundukkan kepalanya.

"Kenapa, tumben? Udah selesai operasinya?" tanya Pak Aji sambil meneguk secangkir kopi.

"Keadaan pasien kami di kamar AB+ yang awalnya menderita penyakit kanker kerongkongan stadium 2 menjadi stadium 4." ujar Cheryl sambil menyodorkan beberapa rekap jejak kontrol kesehatan pada Sabtu lalu.

"Lalu bagaimana? Mau kita pindahkan ke ruangan khusus. Toh, keluarganya sudah bayar mahal untuk ini." balas Pak Aji lalu bangkit berdiri dari kursinya.

"Boleh sih pak. Nanti saya tanyakan Jessi ya, pak."

"Yasudah. Masih ada lagi yang ingin disampaikan. Kalau tidak ada, saya mau pergi ke lan-"

Langkah dan ucapan Pak Aji seketika terhenti ketika Dokter Cheryl menahan tangan Pak Aji untuk keluar dari ruangannya.

"Masih ada pak. Kali ini, ada yang lebih gawat."

Pak Aji yang mendengar kabar tersebut, segera membalikkan badannya dan kembali duduk di kursi di depan jendela yang ditutupi gorden berwarna navy tersebut.

"Ada apa kali ini?"

"A-anu pak, kata Dokter Sebastian Pak Derick Nave sudah tidak dapat dioperasi. Penyakitnya sudah terlalu parah. "

"Cabut semua fasilitas Derick Nave dan segera transmigrasi ke rumah sakit lain. Bilang saja, kalau rumah sakit ini tak sanggup menolongnya. Jangan sampai kita dipandang buruk sekaligus dipandang sebelah mata oleh penduduk ibu kota." tanggap Pak Aji dan bangkit berdiri lalu berjalan ke pintu ruangan.

"T-tapi, pak!"

"Gaada tapi-tapian. Mau saya keluarkan Flora karena perilakunya!? Kalau kamu tidak mengemis-ngemis kepada saya, saya tidak akan mengasihani perempuan lancang tersebut." ujar Pak Aji dengan nada yang tinggi membuat orang-orang didekat ruangan Pak Aji memfokuskan pandangannya ke mereka berdua.

Cheryl menghela nafasnya dalam-dalam lalu memijat keningnya. Ia berharap Pak Aji menghilangkan sifat tidak sabarnya itu. Tegas memang diperlukan, tetapi terlalu tegas juga tidak baik.

































"Jessi!" panggil Cheryl dari kejauhan.

"Eh, bu dokter! Jadi gimana tanggapan Pak Direktur? Aku jadi ke ruangan khusus di St. Marcus Seoul Plus gak?"

Mendengar balasan Jessi terhadap Dokter Cheryl, Claire yang berada tepat disamping Jessi pun dengan cepat menatap wajah Jessi dengan dalam.

"Kakak mau pindah ke SMS Plus? Kok gak kasih tau aku kak?" tanya Claire dengan sedikit air mata menggenangi mata Claire.

Hospital's Doctor [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang