Superficial

17 5 0
                                    

Kali ini, mereka menemukan jawabannya sendiri tanpa harus melibatkan para dokter.

Terungkap. Fiony lah yang telah menerima kalung dari terduga, salah satu anggota The Jakarterans. Marsha dan Zee hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lain kali, lo jangan nerima barang dari orang yang lo gak kenal! Sekarang mereka udah tau lokasi kita. Anggota The Jakarterans gak sebodoh yang lo pikirin." ketus Zee.

"Iya. Gua gak tau. Gua salah. Maaf ya, nyusahin kalian semua." ujar Fiony lalu menundukkan kepalanya.

Freya yang melihat Fiony menundukkan kepalanya pun, mengelus punggung Fiony. Fiony tak mau dikasihani seperti itu oleh Freya. Ia mengangkat kembali kepalanya dan mengacungkan dua jempolnya seolah mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

Tak lama setelah itu, mulai berdatangan para dokter. Termasuk Dokter Raffael. Entah kenapa semua perhatian siswi akademi hari itu tertuju kepada Dokter Raffael. Rambutnya yang dipotong undercut, tinggi, wajah tampan siapa yang tidak mengidolakannya? Tetapi, yang paling mencolok memperhatikan Dokter Raffael lagi- lagi adalah Freyanashifa.

"Frey, confess aja ke Dokter Raffael. Kali aja dia terima." bisik Fiony ke telinga Freya.

"Yaaa... Kalo di terima! Kalo gak diterima malu dong gua!" cetus Freya walau berbisik.

"Iyasih.. " balas Fiony.

Para dokter pun berjalan ke ruangan mereka masing-masing sambil membawa catatan bertuliskan 'Zone 3: THE FM.L'

Setelah semua dokter kembali ke ruangan mereka, para siswi akademi juga kembali duduk santai memantau aplikasi AXD zONE di ruangan mereka masing-masing. Tapi, percayalah ruangan Adel akan kedatangan tamu dari ruangan lain. Hahaa!





















"Mana, lagi filenya?" tanya Tama ke dirinya sendiri sambil mengotak-ngatik berkas-berkas di dalam box.

"Sialan." ucap Jaka.

"Kenapa, bro? Adakah yang harus kita lakukan untuk hari yang amazing ini karena akhirnya kita ketemu lokasi tempat pujaan hati kita bekerja?" tanya Gaga lalu menyender di bahu Jaka.

"Kalung yang kita kasih GPS dibuang ke D'Amai Sejahtera di sungai River. Pasti mereka udah tau." kesal Jaka.

"Wah, wah. Gabisa dibiarin nih, bang!" ucap Hanif dan Yudha.

"Liat aja, mereka gabakalan aman ditangan The Jakarterans!" ujar Jaka.

Jaka pun mengumpulkan dirinya, Tama, Hanif, Yudha, dan juga Gaga di suatu ruangan dengan dinding berlogo TJ.

"Siapin jadwal ya, Tama." pinta Jaka sebagai ketua The Jakarterans.

"Siap, bos!" balas Tama.

"Gaga dan Hanif, seperti biasa kalian mengintai mereka ya. Ingat. Jangan sampai ketahuan! Bisa berabe kita."

"Siap, bosss!" jawab keduanya.

"Nah, kalau Yudha dan saya, kita bareng ya! Misi kita adalah menculik Marsha, Fiony, Flora, Freya, dan Ashel ya!"

Hasil keputusan sudah selesai. Pembagian tugas mereka juga. Tetapi, mereka tidak tahu apa yang direncanakan oleh Akademi x Dok di sisi lain.













_



















"Beneran, Zee?" tanya Dokter Cheryl untuk memastikan.

"Iya, dok! Kita juga liat kan?" tanya Zee sambil menengok ke teman-temannya.

"IYA, DOKKK!!" seru yang lainnya.

"Hmm, oke. Kalau begitu ini jadi misi kita selanjutnya." ujar Dokter Cheryl.

"WIIHH, SERU NIH!" ucap Kathrina.

Dokter Aldrich keluar dari ruangannya dengan membawa ponsel. Aldrich juga memegang beberapa tablet. Tampaknya, Aldrich ingin membagikan tablet tersebut untuk para siswi akademi.

Sesuai dugaan, Aldrich memang betul- betul memberi tablet tersebut satu tablet dua orang.

"Nih, satu tablet dua orang ya.. Bagi aja itu berdua." ujar Aldrich

"Frey, ikut saya dulu yuk." ajak Dokter Raffael.

"Iya, dok." jawab Freya sambil mengikuti Dokter Raffael dari belakang.

Freya dan Raffael sekarang hanya berdua di ujung lantai 17. Tetiba, Raffael mengeluarkan buket bunga yang bertuliskan "To: Freya, From: Raffael."

Freya yang melihat itu sangat terkejut. Ia tak menyangka bahwa Dokter Raffael memberinya sebuah buket bunga.

"Will u be my girlfriend, Freyanashifa Jayawardana?" tanya Raffael sambil berlutut di depan Freya.

Ditengah-tengah Freya yang sedang membeku di tempat, tetiba, sorakan muncul dari belakang mereka. Rupanya, Ashel, Zee, Marsha, Adel, Kathrina, dan Fiony penasaran dengan apa yang mereka lakukan.

"TERIMA, TERIMA, TERIMA!" sorak mereka ber-enam.

"CIEE, CIEEE JADIAN NIEHH!??" teriak  Fiony dengan suara yang cukup keras.

Freya menengok ke arah teman-temannya. Mereka semua mengangguk seolah menyuruh Freya menerima Raffael sebagai pacarnya. Lalu, Freya kembali mengalihkan pandangannya ke Raffael.

"Yes, i will. For sure." jawab Freya.

Seketika teman-temannya langsung berteriak dengan keras. Tak peduli jika orang disekitar mereka terganggu.

Raffael pun berdiri dan memeluk tubuh Freya yang lebih pendek darinya. Freya pun membalas pelukan Raffael. Mereka resmi berpacaran mulai sekarang.

"Kamu bisa panggil aku, kak." ujar Raffael.

"Okee.. Kak!" ucap Freya diiringi senyumannya yang semanis karamel tersebut.




































    Sekian, terimakasih kawan 🙏🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Sekian, terimakasih kawan 🙏🙏

Cieee, ada yang jadian niehh!

      ..                  (12/16)

Hospital's Doctor [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang