"Telen."
Dengan terpaksa, Han menelan cairan berwarna putih itu, ia menatap kesal sang Kakak yang kini tersenyum puas.
"Gimana rasanya? Enak 'kan?."
Rasanya Han ingin menendang Kakaknya. Apa-apaan seringai dengan alis terangkat itu? Jika ia tak ingat keadaannya, ia pasti akan menendang sang Kakak dengan keras. Alisnya kini menukik, menatap tajam pria itu.
"Kenapa sih Ibu hamil ini? Mau susunya la-akh!."
Hyunsik, pria itu menatap tajam sang Adik yang kini balik menatap tajam dirinya. Terjadilah perang mata, hingga akhirnya terputus saat mendengar pintu Apartment terbuka.
"Hyewon!."
Raut wajah Han yang semula tak bersahabat, langsung berubah menjadi cerah saat melihat sepasang lelaki dan perempuan masuk setelah menutup pintu menghampiri keduanya.
"Cheesecake Han?." Mereka belum sampai, tapi Han sudah mengulurkan tangan kanannya, membuat mereka yang melihatnya menggelengkan kepala.
"Ini, Yang Mulia."
Hyewon, perempuan itu memberikan satu box kue yang diminta oleh sepupu yang menjadi idolanya itu.
Han menerimanya dengan senyuman lebar, dengan segera ia membukanya dan langsung memakannya tanpa menawari orang-orang yang berada di sana terlebih dahulu.
"Makannya pelan-pelan, gak ada yang mau minta juga." Hyuwon, pria itu memandang malas sepupu pendeknya. Ia bisa berkata seperti itu karena ia lebih tinggi dari Han, dan pemuda itu lebih tua tiga tahun darinya.
'Kelainan', ia selalu menyebutnya seperti itu, dan selalu berhasil membuat sepupunya itu meradang hingga wajahnya memerah. Ahh, ia merindukan masa-masa itu, masa-masa di mana pemuda itu belum seperti sekarang.
Ia mendudukkan diri di samping Kakak sepupunya yang lain, orang yang menurutnya lebih menyebalkan dan menjengkelkan dari Han. Padahal pria itu sudah tua, tapi sikap menyebalkannya masih ada sampai sekarang.
Tapi se-menyebalkan apapun orang itu, ia tidak bisa mengusiknya, pria itu terlalu menyeramkan untuk diusik--untuk dan menurutnya.
"Adwa jwuga gwak bwakal Hawn kwasih."
"Kalo mau ngomong telen dulu makanannya, gak sopan."
"Minum dulu, Oppa."
Hyewon meletakkan satu gelas air putih di atas meja, Hyuwon menyambarnya membuat perempuan itu membulatkan mata dan langsung merebut kembali gelas itu dari saudara kembarnya.
"Apa-apaan sih Lo?!."
"Dih, Lo yang apa-apaan. Ini air buat Han Oppa, bukan buat Lo. Kalo haus ya minum, minumnya ambil sendiri di dapur, Lo punya tangan sama kaki!."
"Lah, dia juga punya tangan sama kaki, ngapain Lo bawain?."
Emosi, Hyewon langsung mencekik leher Kakak kembarnya. Dengan lututnya, ia menekan perut pria itu dengan sedikit kuat. Sedang Hyuwon, pria itu memegang bahu sang Adik dan berusaha menjauhkan perempuan itu darinya.
"Yak, pabo-ya!."
Plakk!
Suara tamparan itu terdengar sangat nyaring, membuat semua orang langsung membeku, waktu terasa berhenti, dan pergerakan orang-orang pun terasa melambat.
Hyuwon, pria itu mematung dengan mata yang sedikit membulat. Sedang Hyewon, perempuan itu terdiam seraya mengerjapkan matanya dengan tatapan yang terarah pada tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗛𝗮𝗽𝗽𝗶𝗻𝗲𝘀𝘀 | Han Ji-Sung Harem [√]
Hayran KurguHan melakukan kesalahan, dan hukuman dari para member berhasil menjungkir balikkan seluruh hidupnya.