10

80 25 3
                                    

Kini di kamar sohyun bersama sang peramal hanya berdua saling duduk di tepi kasur tanpa kata apapun

"Kau.. tidak ingin membaca masa depan ku?" Ucap sohyun menyodorkan telapak tangan nya

"Untuk apa? Seperti yang kau bilang, aku bukanlah Tuhan"

"Baguslah kalau kau mengerti" sohyun menarik kembali tangan nya

"Aku hanya ingin berbicara dengan mu sebagai seorang ibu ke anak nya"

"Apa maksud mu?"

"Semua tindakan mu janganlah kau gegabah mengambil langkah, kau harus memikirkan matang-matang bukan untuk kepentingan dirimu saja tapi juga orang lain"

"Apa maksud mu peramal?? aku tidak mengerti" sohyun kesal

"Kau menyimpan rahasia yang besar. Rahasia itu seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja sesuai kemauan pemilik bom nya. Jadi kau harus hati-hati dengan bom itu. Jika kau meledakan nya sekarang, kau juga akan mati karena tidak bisa berlari tapi jika kau hitung beberapa menit maka bom itu mengenai orang yang kau tuju"

"Aku tidak mengerti maksud mu! Rahasia apa? Bom apa?"

Tidak ada jawaban dari sang peramal, namun tangan nya terulur ke perut sohyun dan langsung menatap sohyun tajam

"Dia sangat kuat, ambisi nya tidak akan pernah dikalahkan. Kau tidak akan mampu menghilangkan nya" peramal tersebut menatap sohyun tajam

"Kau tidak memberi tau mereka siapa ayah nya?"

Deg

Sohyun diam tidak bisa berkata apapun masih melihat sang peramal dengan panik

"Lepaskan! Jika kau hanya berbicara hal yang tidak penting lebih baik kau pergi!!" Sohyun menghempaskan tangan peramal dari perut nya

"Aku tidak akan memberi tahu orang tua mu nak, tapi jika kelak kau mengalami kesulitan ingatlah satu hal Tuhan selalu bersama mu. Jangan gegabah, kekuatan mu sudah tersalur di anak ini. Kau bisa melalui nya jangan pernah takut. Aku hanya ingin mengatakan itu"

"Apa aku memiliki masa depan... yang bahagia?" Suara sohyun mulai terbata

"Tidak nak, aku tidak melihat mu dimana pun bahkan anak mu juga"

"Jadi ini alasan mu datang menemui ku untuk terakhir kali nya"

"Malapetaka ada di dekat mu, kau harus hati-hati nak"

Peramal tersebut menggenggam tangan sohyun erat "kau tau nak, sejak awal aku melihat mu. Yang kulihat adalah sinar yang terpancar dari tubuh mu, kau memancarkan aura dirimu sendiri tapi selama itu pula aku tidak melihat ke mana masa depan mu. Dan sejak pernikahan kakak mu, aura mu diliputi oleh kegelapan, rasa sakit, rahasia, dendam, benci, bersalah semua terlihat di diri mu" ucap nya masih memegang tangan sohyun

"Lalu apa maksud mu... aku... tidak memiliki masa depan?" Ucap sohyun lirih

"Maksud mu, aku akan mati?" Tanya sohyun kembali lalu melepaskan tangan sang peramal karena tidak bisa menjawab pertanyaan nya

"Pergilah peramal. Aku tidak pernah mempercayai ramalan apapun hingga saat ini dan satu lagi aku tidak hamil anak siapapun" ucap sohyun datar

"Kau benar. Aku hanya peramal bukanlah Tuhan. Maka aku hanya menyampaikan apa yang aku lihat tentang dirimu. Aku percaya pada mu kalau kau bisa merubah takdir mu sendiri. Hiduplah bahagia sayangku kim sohyun" peramal tersebut pergi begitu saja meninggalkan sohyun sendiri yang masih diam membisu.

Sepeninggalan peramal, sohyun masih terdiam di kamar nya. Ia melamun entah apa yang dipikirkan nya

"Tidak mungkin! Tidak mungkin aku hamil! Aku harus mencari tau kebenaran nya" gumam sohyun lalu melangkah keluar membawa kunci motor nya

About TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang