Haii guysss, cerita ini long story nya Dito dan Lala yaaaa, jangann lupaaa votee 🤗
Lala mengelap wajahnya dengan tisu mobil. Ia juga memperbaiki riasan wajahnya. Setelah selesai melayani nafsu bejat Dito, akhirnya Lala tiba di kampusnya.
"Lala!" Panggil Dito saat Lala mengabaikan dirinya, Lala memilih fokus memperbaiki makeup nya dan merapikan alat makeup ke dalam tas.
Lala melirik singkat, seolah bertanya kenapa.
"Nanti siang mas jemput"
"Gausah mas" tolak Lala cepat. Setelah pagi ini cukup kacau dengan paksaan Dito ia tak mungkin sudi mengulanginya nanti sore.
"Nanti mas jemput!" Dito menekan setiap perkataanya.
Lala memilih diam lalu keluar dari mobil tanpa mengucap sepatah kata.
"Shittt" geram Dito memukul stir. Ia sedikit menyesalinya. Pagi ini mood Lala sedang terlihat tidak baik, namun saat melihat gadis itu memakai baju ketat membuat dirinya emosi. Ia ingin hanya dirinya seorang yang dapat menikmati keindahan tubuh Lala.
***
"Lo kenapa La?" Tanya Vania cemas. Sejak tadi Lala tak mengajaknya berbicara.
"Gue lagi kurang mood nih" jawab Lala seadanya.
"Lo gaenak badan la?" Vania sedikit khawatir menatap wajah pucat Lala.
"Engga sih, lagi kurang berenergi aja" Lala menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangannya. Ia benar benar kesal dengan Dito pagi ini, mulutnya ia buat kebas karena mengulum milik Dito yang besar.
"Kelas Miss Jena nanti skip aja kalo gitu. Gue temenin" ucap Vania girang.
Lala mengacungkan jempolnya, tersenyum lebar tanda ia setuju dengan ide tersebut.
Benar saja, selesai kelas pagi mereka berdua memutuskan bolos. Mood Lala sedikit membaik, sebab Vania selalu saja membuat dirinya tertawa.
"Lo pesen apa?" Tanya Vania saat mereka sampai di tempat makan langganannya.
"Biasaaa" jawab Lala, Vania mengerti.
"Minumnya es jeruk juga?" Tanya Vania lagi.
Lala mengangguk, ia masih sibuk memainkan ponselnya. Selesai memesan, mereka duduk di kursi yang biasanya mereka duduki.
"Naa, leher lo-" ujar Lala terpotong, Vania langsung menutupi dengan tangannya.
"Keliatan banget?" Bisik Vania.
Lala mengangguk semangat.
"Kenapa lo ga bilang dari tadi sih" Vania masih berbisik.
"gue dari tadi ga ngeliatin lo anjir"
"Makanya perhatian sama temen" sindir Vania masih menutupinya dengan tangan.
"Kenapa? Dikenyot gadun lo lagi?" Tebak Lala.
Vania mengangguk lesu.
"Anjir goblok, cipok di pentil ngapa. Tu orang grusa grusu banget sih" omel Lala.
"Iyaiyaaa, lagian juga ke enakan laa" Vania membela diri.
"Yaelah, berapa cm tuh keenakan"
"Hehh Lala lo sekarang mulai main fisik ya aku gasuka" Vania berlagak ngambek.
"Kalau sama 21cm enak mana?" Goda Lala.
"Yelah gaya lo Laa, kaya pernah ngerasain aja" Bisik Vania kemudian tertawa.
"Pernah" ucap Lala singkat. Vania masih tertawa, namun wajah Lala begitu serius membuat Vania menghentikan tawanya.
"Serius lo?" Tanya Vania memutup mulutnya.