Dito terpaksa menjemput Lala di kampusnya karena gadis itu tak merespon setiap pesan yang ia kirimkan.Kini matanya tertuju pada dua orang gadis yang tengah berjalan kearahnya. Dito keluar dari mobilnya saat Lala hampir melewatinya.
"Dekk?" Dito memanggil Lala sebelum gadis itu melengos begitu saja.
Kedua gadis tersebut sontak berhenti menoleh ke sumber suara. Pandangan matanya saling bertemu.
"Loh kenapa disini mas?" Lala terkejut dengan kedatangan Dito disini.
"Jemput lo"
"Ehh, Lala kan ga minta"
"Gue udah chat lo, kenapa sih ga dibuka" Dito ikut kesal. Ia berjalan mendekat hendak menarik lengan Lala, namun dengan cepat sang gadis dapat menghindar.
"Lala mau kerjain tugas sama Vania" Lala menunjukan setumpuk map yang ia bawa.
"Deadline besuk" Lala menambahi membuat Dito tak dapat berkutik.
"Ngobrol bentar ya, nanti gue anter ke tempat temen lo" Dito akhirnya membujuk.
"Ngomongnya di sini aja deh mas, Lala buru buru nih"
"Mas Dito sebelumnya maaf ya, ini kalo ga penting penting banget gue harus cabut nih mas sama Lala" Vania akhirnya membantu.
"Ooo gitu yaa"
Vania mengangguk cepat. Lala jengah dengan tingkah Dito. Selalu seenaknya.
"Okedeh next time aja. Sorry ya" Dito buru buru masuk ke dalam mobil. Sedangkan Lala dan Vania bergegas ke kost Vania.
"Untung gue inisiatif" Vania meletakkan tumpukan map di kursi penumpang.
"Thankyou lohhhh" Lala ikut merapikan map yang ia bawa.
Mereka sampai di kost tepat saat hujan deras turun. Beruntungnya mereka berhasil membawa masuk map yang dibawa.
"Tumben banget hujan yaa Van" Lala meletakkan map di meja tempat mereka biasa mengerjakan tugasnya
Vania mengangguk, ia ke kamar mengambilkan Lala baju ganti. Karena terlalu sering bersama, mereka bahkan tak enggan saling pinjam meminjam pakaian. Vania memberikan kaos yang sering Lala pakai saat menginap disana.
"Gue bikin mie instan ya" Lala mengambil mie instan di lemari dapur. Layaknya dirumah sendiri, Lala membuat 2 porsi mi untuknya dan Vania. Sedangkan Vania, dia sedang mandi.
Mie matang saat Vania selesai ritualnya dikamar mandi. Mereka akhirnya makan bersama sebelum kembali berperang dengan tugas yang masih menumpuk.
Sebentar lagi mereka harus magang, tugas mereka harus segera di selesaikan. Tak terasa mereka berdua mengerjakan tugasnya dari siang sepulang kuliah hingga pukul 7 malam.