Chapter XVIII

88 28 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Tuan Dharma, kami mendapat informasi jika beberapa polisi sedang menuju kesini" ucap salah seorang anak buah dharma yang tengah menghadap tuan nya,

"Sialan!, cepat siapkan mobil, kita pergi dari sini sekarang" saut Dharma yang mengepal kan tangan disamping tubuh nya,

Pria yang nampak mengenakan jas hitam dengan sorot mata tajam segera bergegas pergi, ia berjalan dengan langkah cepat nya menuju ke sebuah ruangan,

Pria itu tersenyum sinis saat melihat pintu ruangan dengan pencahayaan redup itu nampak terbuka, membuat nya segera masuk kedalam ruangan tersebut,

"Momy bawa Kayza keluar!!, kita akan pergi dari rumah ini sekarang" perintah Dharma saat mendapati Heiza dan juga Kayza, terlihat Kayza nampak tengah tertidur dipangkuan neneknya itu,

Namun semua tidak seperti yang dilihat, Kayza memejamkan mata nya hanya untuk menahan rasa sakit dikakinya, gadis lugu itu bahkan tidak bisa terlelap untuk sesaat, peluru yang bersarang di kaki Kayza sangat dalam, membuat Heiza tidak bisa melakukan apa-apa,

Semalam Heiza sudah mencoba membujuk Dharma supaya membawa Kayza kerumah sakit, tapi miris pria yang berstatus sebagai ayah Kayza itu benar-benar sudah tidak punya hati, ia justru mengancam Heiza, jika wanita tua itu berani menentang nya, maka Dharma tidak segan-segan untuk menghabisi nyawa nya.

"Cepat bangun kita pergi sekarang!!!" Tekan dharma sembari melempar kan tatapan penuh kebencian pada Kayza,

"Kita mau pergi kemana Dharma?" tanya Heiza sembari menatap Dharma,

"Momy gausah banyak tanya!, disini tidak ada yang akan membantah Dharma" ucap pria iblis itu yang kemudian segera beranjak pergi,

Sedang sekarang Heiza sudah tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah Dharma, dalam hati Heiza benar benar menyimpan penyesalan besar karena pernah menikah kan putrinya dengan lelaki seperti Dharma,

"Kayza ayo bangun nak" lirih Heiza sembari menepuk pundak Kayza pelan,

"Hiks, Kay sakit nek" rintih Kayza kembali menegangi kalinya,

"Maafin nenek ya sayang, nenek ngga bisa berbuat apa-apa" sesal heiza dalam hati,

"Ayo Kay bangun pelan pelan" ucap Heiza sembari membantu Kayza untuk duduk,

"MOMY CEPAT KELUAR!!" suara teriakan Dharma terdengar jelas dari luar rumah,

Membuat Heiza segera bergegas,
Wanita tua itu nampak berdiri terlebih dahulu, kemudian kedua tangan Heiza terulur untuk mengangkat tubuh cucunya,

"Ayo Kayza berdiri pelan pelan nak" ucap Heiza, yang menahan tangis meratapi nasib cucunya,

"Aushh, sa,,sakit nek" rintih Kayza merasa tidak sanggup untuk berdiri,

Kayza bahkan hanya berdiri menggunakan kaki kirinya, dengan tangan kanan yang merangkul pundak Heiza, membuat Kayza harus berjalan dengan satu kaki dengan bantuan neneknya,

Dan seperti apa yang Dharma perintah kan, Heiza dan Kayza segera menuju keluar rumah,

Disana terlihat puluhan mobil sudah berjejer dan bersiap untuk pergi dari kediaman denatra,

"Apa yang kalian tunggu!, cepat masuk ke dalam mobil ini" printah Dharma yang sudah berada di dalam mobil yang berada di barisan paling depan,

Walaupun Heiza tidak tahu tujuan Dharma pergi dari kediaman Denatra, tapi wanita tua itu segera menuruti apa yang Dharma katakan, dan mengajak Kayza masuk kedalam mobil yang Dharma tumpangi.

***

"Arsya dimana bi" tanya Angel saat tak mendapati kehadiran Arsya, dan hanya ada bi Anjan disampingnya,

"Itu non, den Arsya katanya mau pulang dulu, nanti den Arsya mau kesini lagi" jelas bi Anjan

"Eum, begitu yha bi," saut Angelina, yang kemudian mulai mengangkat tubuh nya untuk duduk, namun kegiatan nya tersebut dihentikan oleh bi Anjan yang memegangi tubuh Angel,

"Eh non mau ngapain"

"Angel mau duduk bi, Angel ngga suka berbaring terus"

"Tapi non ngga papa kan"

"Tenang aja bi" ucap Angel meyakinkan bi Anjan, membuat wanita paruh baya itu pun turut membantu Angel untuk duduk.

"Bi, kacamata Angel dimana"

"Bentar non" ucap bi Anjan yang segera meraih kacamata milik nona muda nya yang berada di atas nakas,

"Ini non" ucap bi Anjan sembari memberikan kacamata pada Angel, membuat gadis itu segera menerima nya,

Angel nampak segera memakai kacamata nya, pandangan nya seketika langsung tertuju pada benda pipih yang juga ada diatas nakas,

"Bi tolong ambilin Hp Angel" pintanya sambil menatap kearah nakas,

"Buat apa sih non?" Tanya bi Anjan sembari mengambil kan Hp milik Angel membuat gadis itu segera menerima nya dengan cepat,

"Angel bosen bi, jadi Angel mau main game aja" saut gadis itu mulai memiringkan layar Hp nya,

"Ya Allah non, non Angel kan lagi sakit, jangan main game terus non" ucap bi Anjan penuh kepedulian,

"Hehe tenang aja bi, Angel ngga papa kok, justru dengan game Angel bisa ngurangin stres" sautnya masih terfokus pada layar Hp nya,

"Yaudah terserah non Angel aja, tapi jangan lupa istirahat non, jangan sampe lupa waktu"

"Siap bi" saut Angel sembari menunjukan senyum tipis pada bi Anjan,

Sungguh Angelina tidak ingin terlihat lemah, karena apapun yang terjadi tidak akan membuat seorang Angelina Al Maheera kehilangan semangat hidup nya, jika memang hidup Angel sudah tidak lama lagi untuk apa meratapi nya,

Justru Angel harus tetap semangat untuk menjalani sisa-sisa hidup nya bukan?

Makasih yups udah mau baca sampe sini, kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya ya?

Apa benar hidup Angelina udah nggak lama lagi?

Terus kira-kira Kayza mau dibawa kemana ya sama Dharma?

Tetep ikuti kisahnya, dan dapat kan lukanya diakhir cerita, babay sampai jumpa lagi.

Love For Kayza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang