Chapter XVI

79 28 1
                                    

Tuttttttttt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tuttttttttt.....

Sontak lelaki yang tengah menyandarkan kepala di samping tubuh Angelina terbangun, seketika pandangan mata nya langsung tertuju kesebuah layar monitor yang mulai menunjukkan garis lurus,

"Ngga" gumam Arsya dengan tatapan mata yang nampak sudah begitu sayu,

"Angel" lirih nya kembali menatap sahabatnya yang tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit tersebut,

"Angel bangun" lirih Arsya semakin panik,

"Angelina lo denger gue kan?"

"Angel!!" Panggil Arsya lagi sedikit mengguncangkan tubuh sahabatnya,

"Lo nggak boleh ninggalin gue" suara Arsya nampak begitu gemetar, saat ia tidak mendapat respon dari Angel,

Seperti tak percaya Arsya seketika langsung memeluk erat tubuh sahabatnya tersebut,

"Arsya" suara lirih terdengar jelas di telinga Arsya, membuat lelaki itu seketika kembali terduduk tegak,

Nafas nya nampak begitu terengah-engah, seketika matanya langsung menatap serius gadis didepannya,

"Lo kenapa teriak teriak manggilin nama gue?" Tanya Angelina dengan nada lemah, sembari menyipitkan matanya untuk menatap wajah Arsya yang terlihat begitu panik,

"Gue, gue gpp" saut Arsya sedikit gugup, saat menyadari bahwa dirinya baru saja bermimpi,

Angel hanya membalas nya dengan senyum tipis, tubuh gadis itu masih terasa begitu tak bertenaga, jika tidak maka dia sudah memutuskan untuk berbicara panjang lebar dengan Arsya.

"Yaudah lo tidur lagi aja gih" ucap Arsya yang kemudian mengelus puncak kepala sahabatnya, hingga perlahan Angel memejamkan mata nya,

***


Brakkk!!! Brakkk!!!

Vitania seketika membulatkan pandangan kearah pintu yang terbuka secara paksa, menampilkan beberapa pria yang mengenakan kemeja hitam yang sama, kecuali satu orang yang mengenakan jaket hitam dengan sorot mata yang begitu tajam, siapa lagi jika bukan dharma Setya Denatra.

"KAYZA!!" teriakan dharma nampak menggema keseluruh ruangan,

Tatapan mata nya terus menelisik kesegala arah, sampai pada akhirnya ia berjalan menghampiri vitania yang tengah berdiri tidak jauh dari nya,

"Dimana kayza!?" Tanya dharma dengan pandangan yang kemudian tertuju pada vitania,

Wanita paruh baya itu hanya terdiam, sembari menelan salivanya kasar, tubuhnya mulai gemetar karena rasa takut, namun ia seakan tidak sanggup jika harus menyebut nama Kayza,

Love For Kayza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang