event Ramdhan

508 54 9
                                        

Ara sedang menyapu halaman depan rumahnya, ia dengan santai menikmati kegiatan yang tengah ia lakukan, wajah cantik nya yang terkena matahari tampak berbinar, kedua bola mata hitam miliknya ikut menampilkan cahaya.

Sebuah bunyi pagar bergeser membuat fokus Ara teralihkan, Ara menatap ke depan rumahnya ternyata ada Chika sang sahabat kecil nya sedang terburu buru, ia nampak mengobrak abrik tas yang sedang ia gunakan.

"hai... Chika...!" Sapa Ara

Chika menatap ke arah Ara kemudian ia terus melambaikan tangannya ke arah Ara.

"O... hai juga Ara ..!" Balas Chika

Setelahnya tanpa ada obrolan panjang lainya Chika masuk kedalam mobil dan bergegas pergi menjauh dari rumah milik nya.

Ara yang melihat Chika yang sepertinya sedang begitu sibuk, bahkan ber basa-basi denganya pun dirinya tak memiliki waktu sama sekali, sejujurnya Ara sedikit merasa iri dengan Chika yang begitu pekerja keras! Lihat lah bahkan di bulan Ramadhan kali ini Chika tetap bekerja.

Hari berganti

Setiap pagi Ara melakukan kegiatannya beres beres rumah, dan setiap hari juga Chika selalu melihat Chika yang sangat terlihat sibuk akan berangkat ketempat kerjanya, namun kali ini berbeda dengan pemikiran Ara beberapa waktu lalu tentang Chika bahwa Ara sedikit iri kepadanya, tapi kini Ara tidak merasakan rasa iri itu karena Ara memiliki waktu luang untuk mencari pahala di bulan suci ini.

Melihat Chika yang terus seperti itu hingga di ujung bulan ramadhan ini membuat Ara berpikir tentang bagaimana Chika, bahkan setelah di ingat ingat Chika tidak seaktif awal Ramadhan saat menjalankan sholat trawih.

Hingga di malam 23 ramadhan Ara dengan sengaja untuk mampir, Ara akan mengajak Chika untuk malaksanakan iktikaf di masjid, Ara merasa memang saat ini lah waktu yang tempat untuk berbicara kepada Chika yang terlihat super sibuk.

"Ey... Ayok iktikaf...!" Ucap girang Ara saat memasuki kamar milik sahabatnya itu.

Namun bukan balasan yang Ara dapatkan, ia justru mendapati Chika yang tengah melamun menatap langit-langit kamarnya.

Ara mengernyit menatap heran Chika, ini bukanlah Chika yang Ara kenal Chika adalah sosok gadis dengan segala kegiatannya, bukan seorang gadis yang betah dengan berdiam diri.

Melihat sahabatnya yang sepertinya tengah memikirkan sesuatu dan tidak menyadari kehadirannya, membuat Ara berpikir untuk menjahili sahabat, setidaknya ini akan membuat nya tersenyum untuk beberapa detik.

"Woy...! Aku punya tiket graduate consert Shani jkt48 loh..!"

Mendengar suara cempreng seperti bocah di dekat pintu kamarnya membuat Chika yg melamun menatap kearah pintu, yah.. siapa lagi jika bukan Ara sang pemilik suara cempreng itu, wajah baby face milik nya menyatu sempurna dengan segala tingkah lakunya yang aneh.

Chika menghembuskan nafas nya kasar membuang pandangannya lagi ke arah langit langit kamar, ocehan gadis pendek tadi ia tak anggap serius bagaimana bisa dirinya memiliki tiket graduate consert Shani jkt48 sedangkan bocah tengil itu bukan lah fjkt48, ia tau Ara tengah membual kepadanya.

"Balik aja geh sana Ra.. aku mau tidur, cape!"

Chika memunggungi Ara yang masih berdiri di depan pintu kamarnya, Chika tengah merasa lelah dengan kehidupannya ia merasa tertekan! Tak puas dengan apa yang ia capai! Chika selalu merasa kalah dengan orang di luar sana karena beberapa hal yang harus ia batasi, mau bagaimana pun juga Chika adalah perempuan ber agama Islam, dan sudah seharusnya Chika bisa menaati peraturan agama nya dengan benar.

"Kamu kenapa deh..?" Tanya Ara

Ara yang tak mendapatkan jawaban melangkah maju dan mulai merebahkan dirinya di samping Chika, Ara juga mulai menatap langit-langit kamar sahabatnya itu, beberapa penggalan ingatan saat Chika begitu ambisi dalam berbagai hal, saat Chika mendadak lesu ketika keinginan nya tidak di perbolehkan oleh kedua orangtuanya.

Chika menyukai musik, Chika ingin bernyanyi dengan bebas! Namun kedua orangtua Chika yang begitu taat agama mengatakan jika suara seorang perempuan itu aurot, apalagi di gunakan untuk bernyanyi, sangat penuh dengan dunia pikir orang tua Chika.

"Kamu tau Chika, kenapa kamu merasa tertekan dan iri kepada mereka..?!" Tutur Ara

Chika tak menanggapi ucapan Ara dirinya masih berada dalam posisi yang sama, memunggungi sahabat kecil nya.

"Karena memang dunia itu penjaranya orang iman dan surganya orang kafir" lagi Ara berucap.

Merasa tak ada respon apapun dari Chika Ara kembali berucap "orang tua itu cuma pengen yang terbaik untuk anaknya, makanya mereka ngelarang kamu untuk itu, mereka cuma mau kamu dapat yang terbaik di dunia dan di akhirat" Ara yakin jika Chika mendengarkannya walaupun sang sahabat tidak bergerak sedikitpun dari tidurnya.

Ara duduk ia mengusap bahu sahabat nya dengan lembut ia tau sahabat nya ini tengah dilanda rasa jenuh dan penat akan aturan aturan agama.

"kamu boleh cape, kamu boleh jenuh, tapi kamu jangan lupain nikmat Allah yang udah di kasih ke kamu"

"kalo emang ini buat kamu sedih seharusnya kamu pergi, pindah! Jangan ngestuck di satu tempat itu, terima semua yang udah Alloh kasih, tugas kamu cuma mensyukuri"

"Ayo iktikaf..! aku tunggu di luar sama tante.."

Ara berdiri menarik selimut yang Chika gunakan dengan kuat, lalu berlari keluar membiarkan pintu kamar Chika terbuka lebar.


"AAARRRGGHHHH ..! Araaaaaa!!!!"

"Tungguinnnnn .....!"

-
-
-

Yah... Siapa tau ada yang suka, ini cerpen waktu author ikut event di salah satu komunitas menulis.
Diam-diam gini author anak Tuhan banget tau!!

One Shot / CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang