4

85 27 0
                                    

Hai semua!!
Semoga sehat selalu yaa🌷

Nantikan terus kisah Gus Arga Ganendra dan Melya Adelina🌷

HAPPY READING
❤️❤️

Takdir tidak pernah salah dalam mempersatukan kedua insan yang saling mencintai, tetaplah terjaga sampai aku bisa menjagamu kelak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takdir tidak pernah salah dalam mempersatukan kedua insan yang saling mencintai, tetaplah terjaga sampai aku bisa menjagamu kelak.
~Gus Arga Ganendra~

**

Melya baru selesai mengajar para santriwati dan memberikan oleh-oleh pada mereka sebagai kesan pertemuan pertamanya dengan para anak santri. Melya bersyukur mereka bisa menerimanya dengan baik.

"Afwan kak Mel, nanti datang ke pesantren lagi ya?" Ucap salah satu santriwati.

"Iya dek, insyaallah ya," jawab gadis itu tersenyum.

Akhirnya Melya izin pamit dan memutuskan untuk pulang ke rumah, Abah Abdul Rohim juga pulang karena harus istirahat dan menjaga kondisi tubuhnya agar tidak drop lagi. Melya sangat menjaga Abah karena tinggal Abah saja yang gadis itu miliki, cinta pertama dari setiap anak perempuan.

"Melya, jangan pernah berhenti untuk muroja'ah ya," Abah menasehati Melya.

"Iya Abah, insyaallah Melya akan selalu dekat dengan Al-Qur'an." Ucap gadis itu menatap Abah dengan tatapan sendu.

Melya selalu berharap Allah memberikan kesehatan pada Abah sampai Abah melihatnya selesai kuliah dan menikah kelak, menjadi wali atas pernikahannya bersama laki-laki impiannya nanti.

Gus Arga Ganendra, laki-laki yang Melya akan selalu tunggu dalam penantian dan doanya, menyisihkan sebagian ruang agar tidak kecewa kedepannya nanti, jika adakalanya laki-laki itu dijodohkan atau ia dijodohkan dengan yang lain, maka Melya tidak akan berlarut dalam kesedihan, justru akan belajar ikhlas dengan takdir yang sudah ditetapkan.

"Gus Arga, semoga kelak kamu bisa menjadi seperti Abah yang bisa menjaga Melya.." gumam gadis itu dalam khayalannya dengan raut wajah tersenyum. Abah kaget karena Melya senyum-senyum sendiri.

Abah pun sontak mengagetkan Melya dengan memukul meja, "Ehhh ngapain anak Abah menghayal terus ini.."

"Astaghfirullah Abahh, jangan kagetin Melya atuhh," raut wajah Melya berubah jadi murung, Abah pun terkekeh kecil melihat tingkah laku anak gadisnya.

"Neng geuliss, kenapa tadi menghayal? Gabaik tauu," ucap Abah mengejek Melya. Melya hanya menggelengkan kepala.

Karena Abah membuat Melya kesal, akhirnya Melya pergi ke kamar untuk istirahat, tak lupa, gadis itu muroja'ah sebelum tidur agar tidak melupakan hafalannya. Melya berharap ia tidak lalai pada ibadah dan tetap menjadi perempuan yang taat pada peraturan agama Islam.

**

Melya sudah bangun melaksanakan kewajiban setiap muslim dan lanjut untuk beres-beres rumah, Melya berencana akan pergi ke pasar untuk membeli sayur-sayuran dan buah-buahan kesukaannya. Melya mood nya sudah baikan karena Abah menghiburnya dengan nasehat yang disertai canda tawa setiap pagi.

Melya beruntung mempunyai Abah, Abah selalu sabar menghadapinya, Melya berpikir apakah kelak Gus Arga bisa jadi seperti sosok Abah yang bisa kelewatan sabar? Melya terlalu banyak menghayal tentang masa depan bersama Gus Arga, kadang khilaf, kadang insfaf karena takut hafalannya akan hilang jika memikirkan seseorang yang belum halal.

Melya kini sedang berada di pasar, ia belanja semua kebutuhan yang akan ia masak untuk beberapa hari kedepan, tak lupa juga belanja buah. Melya mengerutkan keningnya berpikir apalagi yang akan ia belanja, setelah ia cek semua belanjaannya, ternyata itu sudah lebih dari cukup.

Melya membayarnya dan pulang ke rumah, gadis itu memasakkan untuk Abah karena Abah akan pergi lagi mengajar di pesantren. Saat ia memasak, ia memikirkan seseorang yang pernah selalu menggangunya di kampus, "siapakah laki-laki itu?" Gumamnya.

Laki-laki yang selalu saja mengganggu aktivitasnya di kampus, sangat nekat bahkan ingin sekali dia memukulnya, tapi Melya sadar kalau itu bukan mahromnya dan ia takut ada orang lain yang melihatnya dan melaporkan pada Gus Arga. Gus Arga sangat posesif dan menjaga Melya dengan orang-orang yang memantaunya di kampus.

Melya ingin marah tapi semuanya cuma sia-sia, Gus Arga tidak ingin ada seseorang yang mengganggu calon masa depannya itu, saat Melya selesai kuliah nanti, Gus Arga akan segera melamarnya, ia tidak ingin berlama-lama dengan perasaannya pada Melya. Melya yang sebelumnya pernah dijodohkan tapi ia menolak karena masih mau selesaikan studinya, semoga nanti gadis itu tidak menolak lagi.

Bersambung..

**

Sampai sini dulu ceritanya, see u in the next part

TERIMAKASIH
❤️❤️

Penantian [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang