14

50 10 1
                                    

Hai semua!!
Semoga sehat selalu yaa🌷

Nantikan terus kisah Gus Arga Ganendra dan Melya Adelina🌷

HAPPY READING
❤️❤️

Jika pada akhirnya bukan aku yang jadi pilihanmu, maka aku akan sangat sulit lagi untuk buka hati pada orang baru setelah kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika pada akhirnya bukan aku yang jadi pilihanmu, maka aku akan sangat sulit lagi untuk buka hati pada orang baru setelah kamu.
~Melya Adelina~

**

Setelah pulang dari ponpes, Melya langsung memilih menyibukkan diri agar tidak terlalu kepikiran soal Gus Arga. Bohong jika Melya tidak lagi berharap pada laki-laki itu, penantiannya selama ini hilang begitu saja karena seorang Ning pesantren. Melya salah berpikir jika semua Ning pesantren adalah perempuan baik justru malah sebaliknya, Melya hanya bisa berharap pada Allah agar selalu menjaga Gus Arga dari orang-orang yang ingin berniat jahat.

"Assalamu'alaikum Melya." Abah masuk ke dalam rumah yang pintunya tidak tertutup.

"Wa'alaikumussalam, masyaallah Abah udah pulang?" Tanya Melya sambil mencium tangan Abah.

"Iya nak, Abah ada kabar yang tidak enak buat kamu." Ucap Abah dengan raut wajah yang terlihat sedih.

"Ada apa Abah? Cerita sama Melya."

"Hm, qodarullah nak, Gus Arga rencana akan menikah dengan Ning Riza. Abah juga kaget saat mendengar itu dan setelah coba bertanya pada nak Arga ternyata dia bilang bahwa Melya dan nak Arga sudah tidak saling menunggu. Benar begitu Mel?" Tanya Abah.

"Na'am Abah. Melya tidak memaksakan Gus Arga lagi untuk saling menunggu, jika pilihannya itu baik, Melya cuma berharap agar Allah selalu mudahkan." Ucap Melya dengan tatapan kosong.

"Melya jangan sedih ya nak, Abah akan selalu dukung kamu, selalu ingat bahwa Allah sudah siapkan banyak hal-hal yang lebih baik untuk kedepannya, apa yang bukan jadi milik Melya pasti akan Allah jauhkan. Dan Allah lebih tau kapan waktu tepat Melya siap untuk bersama dengan seseorang." Nasehat Abah sambil tersenyum dan mengusap kepala Melya.

"Iya Abah, syukron nasehatnya." Melya tersenyum teduh pada Abah.

Perasaan Melya jadi campur aduk saat tau Abah juga sudah mengetahui kabar bahwa anaknya tidak lagi saling menunggu dengan seorang laki-laki yang sudah Abah yakini. Bohong jika Melya baik-baik saja, padahal ada rasa sedih yang ia sembunyikan.

Melya beralih beristirahat di kamarnya setelah membaca novel tentang perjodohan Gus dan Ning pesantren. Melya sempat ragu dengan apa yang di rencanakan Allah, tapi imannya sangat kuat dan yakin akan ada keajaiban yang Allah berikan.

**

Hari-hari berlalu, Melya sudah merasakan kedamaian dalam hatinya dan mulai menerima semuanya dengan ikhlas, bahkan gadis itu juga sempat berdiam diri dalam rumah dan tidak mau keluar, padahal Abah sering mengajaknya ke pondok pesantren tapi Melya tidak ada niat untuk pergi.

Kini gadis itu duduk di taman kota, Melya menikmati pemandangan sambil menikmati cemilan yang sudah ia bawa dari rumah. "Apa kabar dengan Gus Arga?" Gumamnya. Setelah melewati masa-masa down, Melya kini bangkit dari masa sedihnya, ia yakin akan banyak bahagia yang datang.

Selama proses penyembuhan, Melya jadi seorang yang dingin, pendiam, belajar bela diri dan Melya juga belajar bawa motor sport. Rasa sakit benar-benar mengubahnya. Abah tidak melarang Melya melakukan itu semua, yang terpenting Melya tidak lupa dengan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Melya." Panggil seorang laki-laki dari arah belakang.

"Ada apa?" Ucap Melya dengan nada datar.

"Maaf saya sudah mengecewakan kamu Mel." Ucap laki-laki itu dengan perasaan bersalahnya, ya itu adalah Gus Arga.

Melya hanya menatap dingin pada laki-laki itu, laki-laki yang membuatnya jadi orang tertutup seperti saat ini. Melya tidak ingin terlalu basa-basi dan langsung berlalu pergi meninggalkan Gus Arga. Peduli apa Melya pada laki-laki yang telah menyakitinya.

"Melya!!" Teriak Gus Arga. Melya hanya menatap dingin dari arah motornya.

"Saya akan jelaskan semuanya saat kamu sudah siap bicara nanti." Ucap Gus Arga yang berlari kecil ke arah Melya.

Melya dengan perasaan tidak peduli langsung menancap gas motor tanpa kira-kira, Gus Arga tidak sangka jika Melya akan berubah sejauh ini. Entah apa yang akan dilakukan Gus Arga nanti agar bisa berbicara empat mata bersama perempuan yang telah ia kecewakan.

Bukan Melya yang salah, tapi berharap berlebihan pada seseorang yang belum tentu ditakdirkan untuknya. Salah jika berpikir seseorang akan selalu menepati janjinya, padahal setiap orang bisa saja berubah seiring berjalannya waktu.

"Ternyata luka kamu sedalam itu ya Mel, sampai kamu berubah sejauh ini." Gumamnya.

Bersambung..

**

Sampai sini dulu ceritanya, see u in the next part👋

TERIMAKASIH
❤️❤️

Penantian [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang