10

52 10 4
                                    

Hai semua!!
Semoga sehat selalu yaa🌷

Nantikan terus kisah Gus Arga Ganendra dan Melya Adelina🌷

HAPPY READING
❤️❤️

Berharap pada manusia taruhannya adalah kecewa, jika ingin tenang maka berhentilah berharap pada seseorang yang tidak bisa menepati ucapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berharap pada manusia taruhannya adalah kecewa, jika ingin tenang maka berhentilah berharap pada seseorang yang tidak bisa menepati ucapannya.
~Melya Adelina~

**

"Maaf saya mengecewakan kamu Mel." Gumamnya.

Arga Ganendra, sosok laki-laki yang mencintai seseorang sebagai calon masa depan dan malah mengecewakan perempuan yang menunggunya, Gus Arga harus menjelaskan semuanya pada Melya agar tidak terjadi salah paham lagi. Bagaimanapun caranya, ia harus berjuang untuk cintanya.

Melya akhirnya sampai di rumah dan langsung merebahkan dirinya dengan duduk di sofa, Melya memejamkan sejenak matanya sambil berpikir apa yang telah membuatnya kecewa.

"Gus Arga, saya pun masih tidak percaya dengan apa yang telah kamu lakukan. Saya rela menunggu dan menjauhi semua laki-laki, tapi kamu malah diam-diam mendekati perempuan lain, kenapa harus Ning pesantren yang jadi sainganku Gus? Apa yang harus saya lakukan?" Gumamnya.

Melya yang merasa kelelahan akhirnya tertidur di kursi sofa, gadis itu sudah menyelesaikan tugasnya di kampus dan tinggal menunggu jadwal wisuda. Padahal Melya berharap saat wisudanya Gus Arga akan datang, tapi ia memilih mengurungkan harapannya itu karena hatinya masih kecewa dengan apa yang sudah dilakukan Gus Arga.

Bersaing dengan Ning pesantren? Justru Melya akan mundur, karena bagaimanapun juga Melya masih sering futur dengan lingkungan sekitar apalagi lingkungan dalam kampus, berbaur dengan banyak orang bukanlah hal yang mudah.

Adzan magrib berkumandang, Melya pun bangun lalu bergegas untuk bersiap-siap sholat dilanjutkan muroja'ah, tidak pernah luput dari kewajibannya sebagai seorang muslimah. Melya seorang gadis yang selalu di ajarkan orang tuanya untuk taat pada Allah.

Setelah menyelesaikan semuanya sampai sholat isya, Melya lanjut makan malam. Melya merasakan kesepian karena tidak ada Abah yang biasanya sama-sama menikmati makan malam. Tak lama kemudian, Melya menyelesaikan makanannya dan memilih untuk duduk di sofa sambil membaca novel.

Waktu menunjukkan setengah sembilan, saat Melya sedang serius membaca novel tiba-tiba dari luar rumah ada seseorang yang menekan bel pintu rumah. "Siapa yang datang bertamu malam-malam begini?" Gumamnya.

Melya bangkit dari sofa dan pergi mengecek lewat jendela sebelum membuka pintu, karena gadis itu khawatir jika tamunya adalah seseorang yang tidak ia kenali, apalagi Melya tau bahwa ia sedang sendiri di dalam rumah.

Penantian [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang