Mandi sudah, makan malam juga sudah, kini Xiao Zhan berjalan menuju ke meja di pojok ruangan untuk melanjutkan pekerjaannya. Tadi sewaktu memeriksa beberapa email yang masuk, ada salah satu email dari perusahaan Xiao.
Xiao Zhan sekilas sempat membaca email tersebut yang ternyata itu sebuah dokumen tentang lokasi baru yang diminta Xiao Zhan beberapa waktu lalu pada Jiang Fengmian.
“Lokasi barunya sudah dapat?” gumam Xiao Zhan.
Tak lama setelah ia membaca isi dari dokumen berbentuk PDF di layar laptop miliknya, terdengar ponselnya berbunyi.
“Inikah lahan barunya?” Xiao Zhan terlihat serius membuka satu persatu foto yang di kirim oleh Jiang Fengmian padanya. Xiao Zhan tersenyum lalu ia bermaksud menelpon langsung dengan Jiang Fengmian selaku orang kepercayaannya yang ada di perusahaan Xiao.
“Ah paman, soal lahan baru itu.”
Jiang Fengmian terkekeh sebelum dia menjawab, “Seperti yang sudah kamu lihat Zhan, lokasi itu sangat cocok untuk mendirikan cabang restoran yang menjadi impian kamu selama ini. Pemilik lahan itu ingin bertemu langsung denganmu sebelum beliau pergi ke luar negeri.”
“Apa paman sudah membuat janji temu dengannya?” tanya Xiao Zhan sambil berjalan menuju kearah balkon.
“Orang itu hanya punya waktu sampai besok siang, karena sore harinya beliau harus segera berangkat ke luar negeri. Jadi apakah kamu bisa meluangkan waktu besok untuk menemani paman kesana?”
Xiao Zhan terdiam sejenak. ‘Sepertinya ini peluang yang bagus buatku, selain aku bisa meninjau lokasi untuk mendirikan cabang baru restoranku. Aku juga bisa memakai kesempatan ini untuk menjaga jarak dengan Yibo ge agar aku bisa kembali fokus akan tujuanku diawal dan tidak terlibat apapun yang berhubungan dengan perusahaan Wang atau dengan Yibo ge sendiri.’ batin Xiao Zhan.
“Zhan? Apa kamu mendengarku?” tanya Jiang Fengmian karena tidak adanya jawaban dari Xiao Zhan.
“Oh ... Iya paman, aku mendengarnya. Hanya saja tadi aku sedang berpikir bagaimana dengan kuliahku besok.” jawab Xiao Zhan berbohong.
“Oh tuhan aku sampai lupa kalau kamu masih mengejar S2 mu Zhan, apa sebaiknya kita batalkan saja dan mencari lokasi baru dekat-dekat sini agar tidak mengganggu jadwal kuliah kamu.”
“Ja-jangan paman, aku bisa, aku bisa, besok aku akan meminta tolong Yubin memintakan ijin pada dosen kalau aku tidak masuk.” jawab Xiao Zhan antusias.
Mendengar hal itu Jiang Fengmian tertawa, “Ok, ok, biar sekertarisku yang memesankan tiket untuk penerbangan kita besok pagi.”
“Baiklah paman, terimakasih sudah bekerja keras selama ini.”
“Itu sudah menjadi tugasku, siapa suruh kamu mempercayai paman Jiang-mu sebanyak ini.”
“Tidak ada yang pantas aku percayai selain paman dan Jiang Cheng di dunia ini mengenai masalah seperti ini.”
Terdengar tawa renyah diujung telepon, “Kamu tidak pernah berubah Zhan.” jawab Jiang Fengmian.
Tak lama panggilan itu pun terputus, senyum tipis terlihat dari sudut bibir Xiao Zhan. “Sebentar lagi, sebentar lagi cabang baru restoran XZ akan dibuka di kota lain selain disini. Aku bahagia akhirnya perjuanganku tidaklah sia-sia.”
Kini tinggal satu masalah yang harus ia selesaikan, yaitu menghubungi Yubin dan meminta bantuan Yubin soal ijin bolos kuliah.
“Halo, Zhan. Akhirnya lo nelpon juga. Gimana? Apa masih sakit? Gue sejak tadi khawatir akan kondisi Lo, apalagi gue belum mendapat kabar apapun dari Lo sejak Lo pulang kampus. Makin bikin gue nggak tenang Zhan.” cerocos Yubin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved husband ( YIZHAN )
FanfictionWarning!!! Bagi yang tidak suka genre BXB tolong jangan hadir disini, ini lapak memang dikhususkan untuk penggemar bacaan BXB. Nama tokoh hanya meminjam, tidak mewakili orang itu sendiri. Dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan pribadi mereka. Teri...