Bab 26

2K 101 42
                                    

“Zhan, jadi besok Lo ikut papa pergi ke luar kota?”

“Eum iya, meninjau lokasi baru untuk cabang restoran. Soal kerjaan yang di kantor gue serahin ke Lo semua ya, mungkin gue akan sekalian liburan beberapa hari.” ucap Xiao Zhan ketika Jiang Cheng menghubunginya memastikan kabar yang ia dengar dari Papanya.

Bahkan Xiao Zhan masih terlihat sibuk mengemas barang apa saja yang sekiranya akan ia perlukan nanti sambil berbicara dengan Jiang Cheng di telepon.

“Liburan? Tumben, Lo nggak lagi ada masalah kan Zhan?” Jiang Cheng merasa sedikit heran ketika mendengar jika Xiao Zhan ingin berlibur, biasanya Xiao Zhan adalah tipe yang gila kerja walau dia masih kuliah.

“A-Cheng, apa yang Lo pikirkan? Memangnya masalah apa yang bisa bikin gue sampai butuh liburan. Ini gue liburan karena lokasi yang paman Jiang katakan sangat indah, gue mau mengenali dulu lokasi itu sebelum membuka cabang restoran disana. Biar nggak kaget nantinya. Nggak bener aja Lo ngira kalau gue liburan karena ada masalah.” jawab Xiao Zhan sedikit berbohong, karena memang pada kenyataannya Xiao Zhan ingin menenangkan diri sejenak. Entah kenapa dia merasa lelah tanpa sebab kali ini.

“Ck, baiklah-baiklah. Gue akan coba percaya sama Lo. Tapi misalkan Lo sembunyiin masalah di belakang gue, jangan harap gue anggap Lo sahabat gue lagi.” ancam Jiang Cheng, namun hanya kekehan Xiao Zhan yang ia dengar sebagai jawaban.

“Kayaknya Lo berharap banget gue dapat masalah sampai menggalau gitu, heran gue punya sahabat modelan Lo, kok seneng kalau lihat sahabatnya ada masalah.” gerutu Xiao Zhan.

“Bukan berharap Lo ada masalah dan galau ya, tapi rasanya aneh seorang yang gila kerja kayak Lo memutuskan liburan mendadak begini.”

Benar juga apa yang dikatakan Jiang Cheng barusan, karena memang Xiao Zhan jarang menggunakan waktu liburan walau sedang hari weekend sekalipun. Baginya ia akan lebih senang menghabiskan waktu dengan bekerja, walau itu bekerja dari rumah.

“Beneran A-Cheng, gue baik-baik aja. Nggak percayaan amat sih Lo.” ucap Xiao Zhan untuk meyakinkan Jiang Cheng, sambil sebelah tangannya memasukkan beberapa peralatan kesehariannya seperti parfum, lotion, sunscreen dan beberapa keperluan lainnya.

“Ok, ok, besok pagi-pagi sekali gue ke apartemen Lo. Setelah ngantar Lo ke bandara gue langsung ke kantor.”

“Eum, baiklah A-Cheng, Lo emang yang terbaik.” pungkas Xiao Zhan yang kemudian menutup teleponnya.

Xiao Zhan kembali memastikan barang bawaannya, “Sepertinya sudah semua.” gumamnya lalu dia membawa keluar tas ransel tersebut untuk ia letakkan diatas sofa single yang ada di ruang tamu.

Ia celingak-celinguk melihat ke segala penjuru ruangan untuk mencari sosok yang tadi berteriak dengan nada tinggi padanya. “Dia kemana?” gumam Xiao Zhan mencari sosok tersebut.

Mata Xiao Zhan akhirnya menangkap sosok laki-laki yang lebih tua darinya itu berdiri di balkon, “Sepertinya dia sedang ada masalah, makanya perasaannya sensitif. Masa iya gara-gara nama kontak di hp mau di ganti aja sampai semarah itu?”

“Kalau dia nggak ada masalah, apa lagi coba pemicunya yang membuat dia se-sensitif itu? Hingga membentak-ku.”

Setelah meletakkan tas ransel miliknya yang akan ia bawa besok, kini Xiao Zhan berjalan menuju meja pojok ruangan yang berada tidak jauh dari balkon. Atau lebih tepatnya kalau mau menuju ke balkon itu, harus lebih dulu melewati meja tempat Xiao Zhan duduk saat ini.

Xiao Zhan bermaksud untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya dan menyerahkan kepada Jiang Cheng. Jari jemari Xiao Zhan terlihat lincah menggerakkan mouse pada laptopnya.

Beloved husband ( YIZHAN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang