“A-Cheng, tolong bantu kerjain yang ini. Bentar lagi gue ada kuliah siang, nggak keburu kalau harus selesain ini dulu, bisa telat gue kuliah.” pinta Xiao Zhan sambil memperlihatkan apa yang harus di kerjakan salah satu temannya yang sedang duduk fokus menatap layar komputer didepannya.
“Eum, taruh aja di situ, udah sana Lo pergi ngampus, jadilah mahasiswa yang baik biar cepat di ACC skripsi Lo.” jawab orang yang bernama Jiang Cheng tanpa menoleh kearah Xiao Zhan.
“Lo emang yang terbaik A-Cheng. Gue nggak tahu hidup gue tanpa adanya Lo yang selalu ada buat gue.” jawab Xiao Zhan dengan merangkul bahu Jiang Cheng dari belakang kursi, matanya terarah ke wajah Jiang Cheng dari samping sambil tersenyum.
Namun hal itu justru membuat Jiang Cheng merasa geli sendiri dengan sikap manis Xiao Zhan terhadapnya.
“Ck, udah sana pergi. Mau Lo makin telat ngampus?” usir Jiang Cheng menyingkirkan tangan Zhan dari bahunya dengan sedikit kasar, lalu ia mengambil alih macbook dari tangan Xiao Zhan.
Bukannya marah Xiao Zhan hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya tersebut, “Baiklah A-Cheng, gue pergi dulu. Kabari aja kalau ada yang Lo nggak paham, nanti gue jelasin.” ucap Xiao Zhan.
“Eum.” jawab Jiang Cheng yang masih tidak menoleh kearah Xiao Zhan.
Setelah itu Xiao Zhan mengambil tas ransel miliknya lalu pergi meninggalkan ruang kerja Jiang Cheng. Pemuda itu berjalan keluar dari gedung 3 lantai sambil memakan bakpao yang ada di salah satu tangannya. Karena tadi ia belum sempat memakannya untuk sarapan, maka ini waktu yang sangat pas mengisi perutnya yang masih kosong.
Wajah Xiao Zhan yang selalu terlihat ceria, membawa aura positif bagi siapapun yang berdekatan dengannya. Tak butuh waktu lama kini Xiao Zhan sudah sampai di tempat parkir, lalu ia segera memasuki mobilnya dan berangkat ke kampus Gusu university.
Xiao Zhan adalah pemuda 24 tahun yang saat ini sedang berjuang menyelesaikan studinya di kampus Gusu university mengambil jurusan S2 ilmu komputer.
Di sela kesibukannya dengan aktifitas di kampus, Xiao Zhan juga bekerja sebagai seorang desain grafis di perusahaan kecil bernama Gumo Creative. Kenapa harus desain grafis dan bukan bekerja di bidang komputer? Ya karena Xiao Zhan bekerja di perusahaan tersebut dari dia masih duduk di bangku kelas 2 SMA hingga sekarang.
Perusahaan itu tidak mengharuskan Xiao Zhan untuk setiap hari datang ke kantor, bahkan perusahaan tersebut juga tidak mewajibkan Xiao Zhan datang setiap jam tujuh pagi sampai jam 5 sore seperti jam kantor pada umumnya. Karena Xiao Zhan bisa datang setelah ia selesai kuliah atau jika ada rapat penting yang mengharuskan dia datang sebagai seorang desain grafis.
Enak bukan? Ya tentu saja, karena perusahaan tersebut di kelola oleh sahabat baiknya bernama Jiang Cheng. Mereka berdua tumbuh besar bersama, bahkan keluarga Jiang Cheng sudah menganggap Xiao Zhan adalah bagian dari keluarganya sendiri.
Sesampainya di kampus Xiao Zhan sedikit berlari memasuki kelas, kabarnya hari ini akan ada dosen baru yang menggantikan dosen lamanya yang cuti melahirkan.
“Ah, untung gue belum terlambat.” Xiao Zhan melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ia bernapas lega saat tahu jika ia masih belum terlambat.
“Xiao Zhan, sini.” suara seseorang memanggil Xiao Zhan sambil tangannya mengisyaratkan agar Xiao Zhan duduk di sebelahnya.
Xiao Zhan segera berjalan mendekati orang tersebut dengan napas yang masih terengah-engah karena tadi berlari. “Makasih Yubin, untung ada Lo yang simpankan jatah tempat duduk buat gue, kalau tidak bisa habis gue.”
“Eum.” jawab pemuda yang bernama Yubin mengangguk sambil tersenyum.
“Jangan lupakan gue. Gini-gini gue juga ikut andil dalam menyimpankan kursi buat Lo Zhan.” seorang pemuda yang duduk di sebelah kiri Yubin protes.
Xiao Zhan memutar bola matanya malas, “Lo baik tuh biasanya ada maunya.” ucap Xiao Zhan.
“Idih, jangan menilai sesuatu dari sampulnya. Apaan baik ada maunya? Yang ada gue emang selalu baik sama Lo.”
“Oh ya?” wajah Xiao Zhan pura-pura terkejut dengan matanya melihat Jili seakan mengejek pemuda tersebut.
“Jili oh Jili, apa perlu gue ingetin kalau setiap kali Lo baik sama gue tuh selalu ada harga yang harus gue bayar.” cibir Xiao Zhan.
Jili membelalakkan matanya, “Yaakk, gue cuma minta bantuan Lo buat ngajarin gue ngerjain tugas ya. Dan itu namanya simbiosis mutualisme, sama-sama saling menguntungkan.”
“Ssstt, udah jangan berantem nggak enak diliatin mahasiswa lain.” Yubin menengahi perdebatan yang dirasa tidak perlu.
“Noh dia yang mulai,” Jili masih tak terima.
Xiao Zhan mengabaikan ocehan Jili, lalu ia mengeluarkan sebuah buku tebal dari dalam tasnya. “Eh, katanya hari ini dosen baru itu datang. Bener nggak?” tanya Xiao Zhan.
“Kata Bu Yangzi sih emang hari ini dosen baru yang gantiin beliau datang. Tapi mungkin cuman perkenalan dulu nggak langsung ngajar.” jawab Yubin.
“Eum, moga aja dosennya nggak se killer Bu Yangzi.” gumam Xiao Zhan sambil memasang handset di telinganya.
“Bukannya Lo kesayangan para dosen killer karena nilai Lo selalu bagus. Kenapa Lo khawatir?” tanya Jili.
“Mana ada, ngarang aja Lo. Sejak kapan mahasiswa kayak gue gini jadi kesayangan, hah?” jawab Xiao Zhan yang kini sudah mulai mendengarkan musik dari handsetnya.
Tak lama terdengar suara riuh dari para mahasiswa/mahasiswi yang ada di ruangan. Xiao Zhan pun menoleh kearah pintu, terlihat ada rektor memasuki ruangan bersama seorang lelaki muda berjalan di belakangnya.
‘Dia?’ batin Xiao Zhan ketika ia merasa tidak asing dengan wajah yang baru saja memasuki ruangan bersama sang rektor. Tidak dapat dipungkiri jika Xiao Zhan terkejut dengan kehadiran lelaki muda yang datang bersama sang rektor, tapi dengan segera ia menetralkan ekspresinya.
“Tolong semuanya harap tenang sebentar. Ada yang ingin bapak sampaikan pada kalian.” suara rektor berusaha menenangkan mahasiswa mahasiswi yang masih ribut mengagumi lelaki muda yang datang bersamanya.
Seketika suara yang tadinya riuh menjadi sunyi senyap, namun pandangan mata mereka masih penuh kekaguman pada laki-laki muda yang berdiri di samping sang rektor.
“Disini bapak hanya ingin memperkenalkan dosen baru Gusu university. Dia dulunya juga mahasiswa di kampus ini dengan nilai terbaik sehingga di usianya yang baru 27 tahun sudah bisa sesukses sekarang.”
“Bapak yakin kalau kalian semua pasti banyak yang sudah mengenal beliau, terutama yang hobi menonton berita di televisi pasti tau siapa beliau ini.”
“Tidak perlu berlama-lama mari kita sambut dosen baru kita, Tuan Wang Yibo, mari tuan Wang silahkan perkenalkan diri anda.” ucap rektor mempersilahkan.
Suara teriakan diiringi tepuk tangan seketika menggema di seluruh ruangan, sambutan antusias dari para mahasiswa maupun mahasiswi membuat suasana semakin riuh.
Dengan langkah tegas tanpa keraguan lelaki muda yang di tunjuk sang rektor pun berjalan menuju meja podium yang berada di dalam kelas. “Terimakasih pak rektor.” ucap Wang Yibo sebelum memulai memperkenalkan diri ke para mahasiswa/mahasiswi yang hadir.
Lalu Wang Yibo kembali melihat kedepan, “Perkenalkan nama saya Wang Yibo, saya akan mengajar untuk kelas komputer di Gusu university. Mohon kerjasamanya dan terimakasih.”
Mendengar perkenalan singkat dari Wang Yibo suara riuh kembali terdengar dari para mahasiswa dan mahasiswi. Mereka seakan belum puas mendengar suara Wang Yibo, dan sepertinya mereka juga menginginkan informasi yang lebih dari sekedar namanya saja.
Suara riuh para mahasiswa tidak mempengaruhi Xiao Zhan, ia memilih untuk diam sambil mendengarkan musik kesukaannya. Namun siapa sangka diamnya Xiao Zhan menyimpan beberapa pernyataan yang mungkin orang lain tidak tahu.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved husband ( YIZHAN )
FanfictionWarning!!! Bagi yang tidak suka genre BXB tolong jangan hadir disini, ini lapak memang dikhususkan untuk penggemar bacaan BXB. Nama tokoh hanya meminjam, tidak mewakili orang itu sendiri. Dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan pribadi mereka. Teri...