berperang dengan rasa takut.

1.7K 44 2
                                    

Hara,gadis yang sedari kecil tinggal dengan neneknya dan tantenya. Orang tua hara sudah bercerai saat kehadiran gadis manis yang sekarang sudah beranjak dewasa. Hara kecil yang tak tau apa-apa,hanya bisa di oper sana-sini oleh keluarganya. Pertama ia dirawat oleh neneknya dan tantenya,kedua ia di oper ke bundanya atau mama sepupunya,yang sering ia panggil dengan sebutan,bunda.

Ketiga,hara ingin diambil oleh ibunya yang berada di luar negeri,namun hara menolak,karena ya begitu,ia tak begitu dekat dengan ibunya.

Keempat,hara dioper ke tantenya yang kini sudah memiliki tiga anak laki-laki,masih kecil semua. Kelima,hara di oper ke ayahnya untuk melanjutkan hidup,karena hidup juga butuh biaya kan? Tak mungkin hara di tanggung oleh tantenya jika masih ada orangtuanya.

Dan ya,hara kini tinggal bersama ayahnya dan ibu tirinya beserta kedua adik tirinya. Hara anak bungsu,tapi semenjak ayahnya menikah lagi,kini hara menjadi anak tertua di keluarga tirinya.

.

Hara termenung menatap deburan ombak yang terus menyentuh kakinya hingga dingin. Senyumnya merekah saat air itu makin lama makin naik.

"Kak hara,nanti basah celananya!"teriak sepupu tirinya,Asna.

"Iya,kak! Yuk pulang,udah hampir malam ini!"saut sepupu tirinya yang lain,tata.

"Iya,yuk kak!!"satunya lagi,Moana.

"Ayo deh!"

Hara paling tua diantara mereka semua.

.

"Aku pulang.."

Sunyi.

Keheningan yang menyambutnya. Hara tak masalah,ia lebih suka kesendirian daripada rame-rame.

Hara mengambil sapu lantai,dan mulai menyapu seluruh rumah. Membersihkan rumah dan menutup jendela. Terakhir,hara mengambil handuk untuk mandi.

Selesai mandi,hara merebahkan dirinya di kasur. Matanya terpejam untuk mengambil tarikan nafas.

"Ba! Haraaa!!"

Hara menoleh kearah temannya itu. Ia hanya tersenyum tipis menanggapi.

"Kok ga kaget sih,hara??"tanya Dinda,teman gaib hara.

Iya,hara punya teman gaib. Entah itu keturunan atau apa,tapi hara kenal Dinda saat ia berumur tiga belas tahun. Berawal dari Dinda yang muncul di mimpinya hingga saat ini muncul didepannya. Dinda itu seperti orang Belanda zaman dahulu,ia memakai gaun yang cantik,parasnya jangan ditanya,rambutnya bergelombang dan panjang.

"Kamu udah sering ya kagetin aku! Sekarang udah ga kaget!"balas hara, tertawa.

"Ish..tau dehh aku mau pergi!"

Hara hanya tertawa melihat temannya yang sekarang sudah menghilang. Dasar hantu cepat ngambek. Mungkin di zaman sekarang,ga bakal ada yang percaya jika teman seperti itu ada. Tapi percayalah,kalau mereka itu nyata,dan bisa dibilang lebih gaul lagi.

.

Sudah 3 bulan hara tinggal disini,banyak kejadian yang tak terduga olehnya yang mungkin bisa membuatnya stress.
Tapi hara tak sendiri,ia mempunyai Dinda,masih bersama temannya itu.

Malam ini,hara mendapat kabar jika Abang kandungnya akan tinggal dirumah ayahnya. Entah apa mimpinya ingin tinggal disini.

Ayah hara sudah menyuruh abangnya untuk tidur di luar, namun abangnya tidak mau,memilih untuk tidur dikamar.
Tempat tidur hara itu dua tingkat,yang diatas adiknya yang laki-laki dan dibawah ia sendiri. Abangnya berada di lantai, beralaskan tikar.

Oneshoot | Jeongharu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang