"haru gak mau dijodohin,ma!!!"teriak haruto, marah. Sedari tadi ia menguping pembicaraan orangtuanya dengan tamu mereka. Matanya memanas,ia masih SMA, perjalanannya masih panjang.
Empat orang paruh baya menoleh keatas,ada haruto yang menangis dalam diam.
"Ru,gak git—"
"APA!? HARU UDAH DENGER SEMUANYA!!"Potong haruto,marah.
BRAK!
Haruto membanting pintu kamarnya dan menguncinya.
"Biar mas aja yang bujuk anak kita,"saut junkyu,ayah haruto kepada sang istri, mashiho.
"Iya,mas. Semoga Haru paham."
.
Tok!
Tok!
Tok!"Ru,dengerin ayah dulu."
Junkyu terus mengetuk pintu putranya dan memanggil dengan suara lembut.
"Haru sayang,buka pintunya,"panggil junkyu,lagi.
Tak ada jawaban.
"Haru sayang kan sama ayah dan mama? Ayo buka pintunya,sayang."
Cklek!
Haruto membuka pintu dengan mata yang membengkak dan hidung yang memerah. Pemuda itu masih saja menangis,namun ia langsung menghapusnya dengan kasar.
Junkyu tersenyum lembut,ia masuk dan mengunci pintu putranya. Lalu,duduk disamping anak kesayangannya itu di ranjang.
Junkyu mengelus rambut haruto lembut.
"Sayang,mau dengerin penjelasan ayah?"tanya junkyu,lembut.
Haruto diam,lalu menjawab dengan ketus.
"Kenapa harus dikasih penjelasan lagi? Bukannya udah jelas kalian mau jodohkan aku?"balas haruto,dengan terisak.
Junkyu menarik kepala haruto agar bersandar di dadanya.
"Haru sayang ayah gak?"tanya junkyu.
"Kalo ayah? Ayah sayang haru gak?"
Junkyu mengangguk tanpa ragu.
"Tentu ayah sayang sama haru.""Kalo ayah sayang sama haru,kenapa ayah mau jodohin haru!? Perjalanan aku masih panjang,yah! Ayah bilang,ayah sayang sama haru."
"Haru,semuanya ada sesuatu yang gak seharusnya kamu tau,sayang. Ini urusan antar keluarga. Ayah tau ini yang terbaik,"jelas junkyu.
"Antar keluarga,kan? Kenapa harus aku yang berkorban?"
"Kan udah ayah bilang,ada sesuatu yang harus disimpan baik-baik,sayang."
"Haru gak mau,yah.."
"Kenapa,Hem?"
"Ayah masih nanya kenapa!? Aku bahkan belum ngerasain gimana masa muda,yah!"
Junkyu masih tersenyum,ia mencium kepala haruto dengan lembut dan menenangkannya.
"Haru.."
"Gak mau,yah..haru gak mau.."
"Kamu sayang mama,gak?"
Haruto mengangguk tanpa ragu.
"Aku sayang banget sama mama,tapi gak gini..""Ru,ayah mohon. Kamu mau liat mama kecewa? Dia yakin dengan keputusannya,sayang. Mama gak pernah salah pilih jalan."
Haruto menunduk,tak mau menjawab lagi. Ia kalah telak.
"Ayah keluar dulu,ya? Kamu pikirin dulu keputusannya."
.
"MAMA!!"pekik haruto,panik. Ia melihat mashiho yang terkapar di dapur saat selesai membersihkan piring setelah sarapan tadi.
Haruto berlari dan menghampiri mashiho dan mengguncang tubuh ibunya.
"Mama,bangun,ma!!"
Bulir-bulir bening mulai bercucuran hingga membasahi leher jenjangnya.
Haruto mengambil ponsel dan menelpon ayahnya..
Junkyu menghampiri haruto yang tengah termenung diruang tunggu.
Saat haruto menelponnya dan menyuruh membawa mashiho kerumah sakit,junkyu langsung tancap gas menuju rumahnya dan membawa istrinya menuju rumah sakit."Haru,"Panggil junkyu,lembut. Ia mengelus rambut haruto dan melihat wajah putranya yang sudah sembab.
"Ayah..ini salah haru,ya?"tanya haruto,menangis. Ia memeluk tubuh ayahnya dan menangis sejadi-jadinya.
Junkyu menggeleng.
"Kalo kamu emang gak—"
"Haru siap,yah.."
Junkyu termenung mendengar jawaban haruto. Anaknya itu bahkan mengangguk setuju.
"Kamu yakin?"
Haruto diam,lalu mengangguk.
"Haru sayang sama ayah dan mama. Haru gak mau mama kenapa-napa cuma karena ego aku."
Junkyu memeluk tubuh anaknya dan mencium kepalanya.
"Ayah bangga sama kamu. Ayah berjanji, keputusan ini gak akan salah."
Haruto termenung, memikirkan apa yang telah ia jawab tadi. Haruto menyesal.
.
Hari yang ditunggu telah tiba, haruto tengah berada di pelaminan bersama seorang pria berkulit Tan. Jujur, haruto sedikit suka dengan pria itu. Wajah yang tampa,rahang yang tegas,tubuh kekar, berkulit Tan,serta hal yang haruto suka adalah..pemuda itu cuek,tapi perhatian terhadapnya.
Oh iya! Bisa dibilang,suami haruto akan satu sekolah dengannya. Ayolah! Haruto tak akan tenang saat disekolah.
Suasana canggung, saling menyalami orang-orang yang datang. Tidak banyak,hanya kerabat mereka saja,karena haruto tak ingin sekolah tau kalau dia telah menikah.
Haruto menatap mashiho yang tersenyum lebar dan tertawa keras,senyum haruto mengulas saat senyum sang ibu sangat tulus saat ini.
Walau air matanya terus bercucuran,namun haruto tetap menghapus air matanya yang mengalir."Mama.."
"Hey? Nangis?" Haruto menoleh kepada pemuda disampingnya, suaminya. Ia langsung menghapus air matanya dan menatap Jeongwoo,lalu menggeleng.
Jeongwoo tersenyum hangat,ia membalikkan tubuh haruto menghadapnya,lalu menghapus air mata yang luruh itu.
Haruto terkejut,sedetik kemudian muncul semburat merah di pipi gembul itu.
"Pipinya merah,"celetuk jeongwoo, terkekeh.
Haruto langsung memalingkan wajahnya,malu.
"Nanti kita sekolah,jangan macem-macem,"ucap Jeongwoo, memperingati.
Haruto hanya mengangguk.
"Kenapa diam aja? Kata mama kamu cerewet banget orangnya!"ucap Jeongwoo,lagi.
"Haruto,"panggil jeongwoo.
Baru kali ini jeongwoo memanggilnya dengan nama haruto sendiri.
"I-iya?"
"Mau honeymoon kemana?"tanya Jeongwoo,menggoda istrinya.
Haruto langsung memukul dada bidang jeongwoo dengan kuat,walau tak ada rasanya sih.
"Kok mukul? Kamu kdrt,sayang,"ujar jeongwoo,mencolek dagu istrinya.
"Jeongwoo ish!"balas haruto,sebal.
"Gak ada sayang-sayang! Kamu gila!"lanjut haruto.
"Kita,kan udah sah..yakali manggil babi eh baby maksudnya.."
"Jeo!"
Jeongwoo tertawa.
.
TBC or end?
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot | Jeongharu
Short Storyisinya cuman oneshoot/twoshoot ⚠️BXB ⚠️ JANGAN SALPAK ⚠️ HARUTO ⚠️ JEONGWOO ⚠️ JEONGHARU ⚠️21+++++ BISA BACA KAN?! BXB!!! 21++ JANGAN HARAP BOOK INI SUCI,KAYAK CERITA ANAK SEKOLAHAN DOANG!! UDAH ADA TANDANYA 21+++