31.php

2.9K 144 3
                                    

"setelah ini kau harus berjuang sendiri untuk masa depanmu Arthur.." gumam Net sambil mengelus kedua pipi Arthur,jujur saja saat ini Net sedang menahan tangisnya karena sebentar lagi dia akan berpisah dengan Arthur

"kau tidak ikut menemaniku?" tanya Arthur,ekspresi wajahnya terlihat sedih

"aku akan menyusulmu"

Net mendekat untuk membisikkan sesuatu kepada Arthur,"sepulang sekolah bisa kau cek dibawah bantalmu,aku meninggalkan sesuatu disana"

"tapi kau akan datang kan.." Arthur terlihat gelisah,ia takut Net tidak datang

"aku pasti datang" kata Net,sambil tersenyum

Arthur pun pergi kesekolah bersama kedua orang tuanya,sebelum pergi ia sempat berbicara sebentar dengan Ayahnya Arthur

"untung saja aku sudah melepas cincin dijariku,jadi si tua bangka ini tidak akan sadar..Arthur juga melepas miliknya karena ia ingin mengambil ijazah"

Tanpa diduga duga,ternyata Net sudah memiliki rencana agar dirinya dan Arthur,bisa bertemu suatu hari nanti,cincin milik Arthur sudah Net simpan didalam sebuah surat yang harus Arthur baca saat dirinya sudah sampai di Kanada

Arthur sudah tau kalau dirinya akan terbang ke Kanada untuk berlibur disana,dengan Net,tapi itu hanya omong kosong yang keluar dari mulut kedua orang tuanya

Kenyataannya Net tidak ikut kesana,bahkan sampai acara usai pun Net tetap tidak terlihat disekolah,Arthur sempat cemas tapi lagi lagi Ayahnya berbohong kalau Net sudah pergi duluan ke bandara

Sesampainya dirumah,Arthur bergegas pergi kedalam kamarnya untuk mengambil 'sesuatu' yang Net sembunyikan dibawah bantalnya

"hahh..ini dia" Arthur bernafas lega saat menemukan surat yang Net maksud,dengan tergesa gesa ia memasukkan surat yang masih terlipat rapi itu kedalam saku celananya dan cepat cepat turun kelantai bawah

Belum sempat Arthur mengatakan sepatah katapun,dua orang tiba tiba saja menyergapnya dan menutup kepalanya menggunakan plastik hitam

"mhhpph!!"

Arthur bisa merasakan kedua tangannya yang tengah diikat,bersamaan dengan itu ia mulai merasa pusing dan berakhir tak sadarkan diri

Disisi lain terlihat Net yang sedang duduk dikereta sambil menatap keluar jendela

"kita pasti akan bertemu lagi,Arthur"

Setelahnya kedua mata Net mulai berkaca kaca dan dadanya kembali sesak,Net tidak tau kalau Arthur akan dibawa dengan cara kasar oleh Ayahnya kalau dia tau mungkin saja Net mengajak Arthur untuk kabur ke desanya

Kini terlihat Arthur yang sedang tertidur pulas dipesawat,kebetulan Ibunya juga duduk disebelah Arthur,ia sedang melihat lihat buku album masa kecil
anak semata wayangnya

"sudah lama sekali aku tidak melihat Arthur tersenyum lepas seperti ini" batinnya sambil mengelus foto dimana Arthur sedang tersenyum lebar kearah kamera,disampingnya ada seorang pengasuh yakni Bibi Ann yang saat itu terlihat masih muda dan diketahui orang yang mengambil gambar ini adalah Pak Bam

Tetapi sayangnya mereka semua sudah dipecat oleh Ayahnya Arthur.Bibi Ann,Pak Bam,serta Pak Deden,memilih untuk kembali ke kampung halaman untuk melanjutkan hidup disana,sementara para maid yang bekerja disana haru mencari pekerjaan baru.

Setelah Arthur dipindahkan ke kamarnya,efek obat bius itu ternyata cukup kuat sehingga ia tertidur hampir setengah jam lebih

"unghh.." lenguhnya,terlihat Arthur berulang kali berusaha mencari cari sesuatu disekitar ranjang

"huh?!" ia langsung terbangun dan melihat ke sekelilingnya

Arthur pastinya sudah tak asing lagi dengan suasana dikamar tersebut

"kenapa..di-dimana Net?"

Dilantai bawah terlihat kedua orang tua Arthur yang sedang mengobrol bersama seseorang,bahkan suara obrolan mereka sampai terdengar kelantai atas

Tak berselang lama suara langkah kaki yang tergesa gesa mulai terdengar

"DIMANA NET?!" tanya Arthur dengan nada tinggi,kedua tangannya terkepal erat,kedua matanya menatap tajam kedua orang tuanya

"tenangkan dirimu dulu Arthur,perkenalkan dia Martha,calon istrimu" ucap Ayahnya lantas langsung membuat Arthur terdiam,ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk menahan amarahnya

"ha..haha" Arthur tertawa paksa,perlahan ia berjalan mendekati seorang perempuan yang terduduk anggun disofa

"aakkhhh!" teriak perempuan itu,kesakitan.Arthur menjambak rambutnya dan memaksanya mendongak menatap kedua orang tua Arthur

"calon istri katamu huh?aku tidak akan menikah dengan siapapun kecuali -"

Dengan cepat wajah Arthur berpaling ke kanan,rasa panas dan perih mulai merambat dipipinya

"sayang,tahan dia anakmu jang-"

"dia sudah keterlaluan,apa yang kau pikirkan Arthur!
apa kau sudah gila apa kau sudah tidak punya otak?" sela Ayahnya

"ya,aku memang sudah gila.." Arthur dengan ekspresi datar menatap wajah Ayahnya

"KENAPA?KAU TIDAK TERIMA KALAU ANAK SEMATA WAYANGMU INI MENYUKAI SEORANG PRIA!?" sambung Arthur dengan nada tinggi

Di moment ini Arthur dan Ayahnya berdebat hebat,sehingga membuat orang sekitarnya menjadi kewalahan untuk melerai keduanya

Sejam sejak kejadian tadi Arthur memilih mengurung diri dikamarnya,pertunangan yang tadinya mereka kira berjalan mulus ternyata jauh diluar dugaan dan mau tak mau dibatalkan oleh Ibunya Arthur

Alhasil sejak hari itu hubungan Arthur dan Ayahnya semakin hari semakin memburuk,Arthur benar benar membenci Ayahnya dan bahkan ogah untuk melihatnya

Sementara Net?dirinya sedang menikmati hidup tenang dan damai bersama Ibunya didesa,keduanya melewati hari hari seperti biasanya selayaknya Ibu dan Anak.Tetapi sebulan kemudian..tepat dihari ulang tahun sang Ibu,beliau mendadak pingsan didepan halaman rumah

Net yang panik langsung cepat cepat menghubungi ambulan untuk mendapatkan penanganan yang cepat

Tetapi siapa yang akan mengira dirinya sudah hampir 5 bulan dirumah sakit itu bersama sang Ibu yang koma,kejadian hari itu membuat Net tak berhenti menangis sembari memegang tangan Ibunya yang terasa dingin,ia berharap agar Ibunya cepat cepat kembali sadar dan sambil menunggu hari itu tiba Net memutuskan untuk bekerja agar bisa membayar biaya rumah sakit

Net mengambil beberapa pekerjaan diwaktu yang berbeda beda,agar ia bisa menghasilkan uang yang lebih banyak.Disuatu malam saat Net membuang sampah,ia bertemu dengan teman kerjanya yang sedang merokok

"Net" panggilnya

"ya?" Net merespon sambil menoleh kearahnya

"cincin di jarimu itu,apa kau tidak berniat untuk menjualnya?" tanyanya

"seumur hidupku,aku tidak akan pernah menjual cincin ini karena ini adalah pemberian dari seseorang" jawab Net sambil menatap cincin dijarinya

"seseorang?apa dia kekas-"

"banyak tanya" potong Net sembari masuk kedalam toko

Diwaktu yang lain,Arthur kini sedang berkuliah disalah satu universitas paling unggul di Kanada,surat yang Net tinggalkan untuk Arthur sudah ia baca dan Arthur bertekad,setelah ia lulus dirinya akan mengambil alih perusahaan Ayahnya dan akan bertemu kembali dengan Net,Arthur juga memakai cincin yang sama dengan Net.Sebagai penanda kalau suatu saat mereka akan bertemu lagi disuatu tempat.












































END season 1.

My boyfriend is my former private tutor | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang