2.Pemerkosaan

13.1K 491 5
                                    

"AAHHH!!T—Tuan" teriak seorang pelayan dari lantai atas

"huh?" Net terlihat kebingungan sementara Ayah dan Ibu Arthur memasang wajah khawatir

"ada apa diatas?" Ibunya Arthur mulai bertanya tanya

"Net bisa kau mengecek kamar Arthur sebentar" pinta Ayahnya Arthur

"b—baik" Net segera bergegas menandatangani sebuah kertas yang belum sempat ia baca lalu pergi kelantai atas

Dilantai atas tanpa basa basi Net langsung menerobos masuk dan ternyata

"mmhhh!!mhh.." seorang pelayan terlihat hendak diperkosa oleh Arthur

"K—Kau!" Arthur terlihat panik,masalahnya saat ini ia hanya memakai celana dalam berwarna hitam

Net segera menghampiri Arthur dengan wajah yang awalnya shock kini berubah menjadi datar

"siapa yang mengizinkan mu untuk mas—"

Wajah Arthur dengan cepat berpaling,rasa panas mulai merambat dipipinya,Net pun langsung bergegas melepaskan ikatan ditangan pelayan perempuan itu dan membantunya mengenakan pakaiannya

"kau tidak apa apa?" tanya Net sambil mengusap air mata si pelayan

"pergilah keluar dan jangan katakan hal ini kepada siapapun dibawah" ucap Net

Pelayan itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian bergegas pergi keluar

"uh..hampir sa—" Net seketika terdiam,jantungnya mulai berdegup kencang

Terlihat Arthur berjalan mendekati Net

"ah...sial"

Tanpa pikir panjang Arthur langsung menjambak rambut belakang Net dan menyeretnya

"k—kau akan membawaku kemana..aakhh!!"

Arthur mengunci pintu kamarnya dan kembali menyeret tubuh Net kearah ranjang

"nghhh..s—sakit" Net berusaha melepaskan genggaman tangan Arthur namun bukannya lepas Arthur malah semakin erat menarik rambutnya

Beberapa saat kemudian Arthur melempar Net keatas ranjang sementara Net merintih kesakitan sembari mengelus kepalanya

"aahh..rasanya rambutku akan botak setengah..
uwaah!"

Arthur menarik tubuh Net dan membuatnya tergeletak dilantai

"ughhh...hey!apa yang kau lakukan" tanya Net pada Arthur

"huh,apa kau buta?" Arthur bergegas mengikat kedua tangan Net dengan sabuk miliknya

"Arthur lepaskan!" pinta Net

Arthur hanya tersenyum miring kemudian ia mengangkat tubuh Net dan merebahkannya di atas ranjang

"Sial,Arthur!" Net meninggikan nadanya

Arthur pun pergi sejenak untuk mengambil sesuatu dibawah lemarinya

"huh?apa yang akan dia lakukan selanjutnya" Net mulai memperhatikan tangannya yang terikat

"sabuk..sma?"

Tak lama kemudian Arthur kembali dengan membawa sejumlah benda asing

"untuk apa?" Net mendongakkan kepalanya

"untuk melonggarkan lubangmu"

Di ruang tamu

"huft..apa menurutmu Arthur akan baik baik saja?" tanyanya

"entahlah suamiku,kita kan sudah sepakat untuk tidak memberitahukannya pada Arthur"

"kau benar" ia mulai beranjak dari sofa dan berjalan kearah dapur

"kau mau kemanaa?"

Tuan besar hanya diam,tak menjawab pertanyaan istrinya

"dasar..ngomong ngomong kenapa Net lama sekali diatas" gumamnya sambil melihat kearah kamar Arthur

"mhh..nghhh..ahh!" desah Net

Arthur terlihat menikmati ekspresi Net yang terlihat kesakitan sekaligus merasa kenikmatan

"b—benda itu terus bergetar didalam lubangku.."

"Art..hur" panggil Net

"yaa,apa kau ingin menambah temponya?baiklah"
Arthur dengan santainya menekan tombol ditangannya sementara Net kembali mendesah

"ngghhh...huuu" Net mencengkram sprai karena merasa kalau sebentar lagi ia akan cum

"hahahaa lihatt kau menyukainya bukan?" ucap Arthur sambil mengangkat kepala Net

"hn...hentikanhh..aku..aku akan segera cumhh"

"haa,benarkah?aku akan membantumu untuk mengeluarkannya" Arthur melepaskan celana dalamnya dan naik keatas ranjang

Arthur hendak membuka kaki Net namun Net berusaha menghalanginya

"t—tidak jangan..lakukan itu"

"hm?memangnya kenapa,buka saja"

"aahhh!.."

Net tak sengaja cum hingga mengenai wajah Arthur serta mengotori badannya

"haaa...ha.." Net berusaha mengatur nafasnya

"sialan..bisa bisanya" Arthur pun menjilati sperma milik Net yang mengotori sudut bibirnya

"sekarang giliranku" Arthur mulai melicinkan penisnya menggunakan sperma milik Net

"Arthur c—cukup..maafkan aku" ucap Net

"ini baru permulaan saja,Net"

Arthur mulai memasukkan penisnya kedalam lubang Net tanpa mengeluarkan mainan dildo miliknya

"Akhh!ahh,hen—hentikan" pinta Net

"ouh ternyata masih sempit,ughh"

Arthur melebarkan kaki Net dan kembali memasukkan penisnya secara paksa kedalam lubang sempit milik Net

"ini..benar benar menyiksaku"

"hhm!akhirnya,bagaimana?Net —"

Arthur seketika terdiam melihat Net yang tengah mengusap air matanya

"ah..sepertinya aku terlalu berlebihan" Arthur mendekat untuk melepaskan sabuk yang mengikat kedua tangan Net

"uhh..pemandangan macam apa ini" Arthur pun seketika meleleh melihat wajah Net yang memerah,menurutnya itu imut

Arthur kemudian mengeluarkan benda yang masih berada didalam lubang Net dan melemparnya kelantai

"baiklah sudah keluar sekarang ayo lanjutkan..Net?"












































































Bersambung..

My boyfriend is my former private tutor | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang