7. My love...my enemy

1.6K 157 38
                                    

Hello ayang-ayang semua, semoga masih mau baca dan semoga hari kalian menjadi lebih indah. Jangan lupa vote nya hehe

Jaeun mempercepat langkah panjangnya menuju pintu kelas, ranselnya bergoyang-goyang di pundaknya seiring langkahnya yang terlihat buru-buru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaeun mempercepat langkah panjangnya menuju pintu kelas, ranselnya bergoyang-goyang di pundaknya seiring langkahnya yang terlihat buru-buru. Hari masih sangat pagi, belum ada siswa yang mengisi ruangan kelas, bisa di bilang ini pertama kali gadis itu datang ke sekolah sepagi ini sejak game di kelas mereka mulai di mainkan. Jaeun tergesa-gesa, pikirannya dipenuhi oleh presentasi kelompok sastra yang harus dia bawa. Mengigat pesan Sooji yang meminta dia untuk membawa file presentasi mereka. Tidak ingin membuat kelompoknya kecewa karena ia terlambat.

Namun, sebelum dia bisa mencapai pintu, tangan kasar Dayeon menghentikannya. Woo Yi dan Seol Ha berdiri di belakang Daeyon, senyum sinis mengintimidasi terlihat jelas di wajah mereka. Jaeun mencoba menjauh dari mereka, tetapi Daeyon mendorongnya dengan kasar, membuatnya hampir terjatuh lantai koridor..

"Jangan terburu-buru kita harus saling menyapa karena dan memuji kecepatan kita datang ke sekolah...Jaeun," ujar Daeyon dengan suara menggertak. Dayeon menarik tangan Jaeun kasar.

Woo Yi dan Seol Ha bergabung, mereka menyeret Jaeun ke dalam ruangan kelas yang gelap. Sesaat kemudian tubuh Jaeun di tendang dengan kuatnya oleh Seol-Ha, Jaeun mengerang merasakan nyeri di perutnya akibat tendangan itu, bukan main karena Seol-Ha adalah atlet judo, bahkan belum sempat menetralkan rasa sakit di perut nya mereka kembali menyiksa Jaeun dengan kejam. Jaeun merintih kesakitan saat mereka menamparinya dan mendorongnya ke dinding dengan kasar. Mata Jaeun sedikit berkunang-kunang karena rasa sakit di sekujur tubuhnya.

6:30

Satu jam berlalu , tubuh Jaeun lemah terkulai di lantai kelas. Wajahnya penuh dengan luka memar dan darah mengalir dari bibirnya yang pecah. Dia terbaring di sana, merasakan sakit yang menyiksa setiap bagian tubuhnya.

"Bagaimana kita menyeret nya keluar dari kelas atau membiarkan nya sampai semua datang?" tanya Woo yi melirik Dayeon.

Saat Dayeon hendak membuka suara, tiba-tiba, pintu kelas terbuka dan di dorang dengan kasar. Meski dalam keadaan pusing matanya masih bisa melihat dengan jelas, Baek Harin memasuki kelas dengan sebatang rokok di antara jari-jarinya. Senyum kepuasan melintas di wajahnya saat dia melihat Jaeun yang terluka.

"Kalian melakukan nya benar-benar seperti yang aku minta," kekeh Harin menghisap rokok di tangan nya. Sedangkan yang ketiga yang lain nya hanya menatap datar gadis itu. "Gadis gila." Batin Dayeon.

Jaeun mencoba menghindar saat langkah Harin semakin dekat ke arahnya. "Aku senang sekali jika melihat luka-luka baru di tubuh mu," desis Harin dengan suara rendah yang penuh ancaman.

Tanpa berkata apa-apa Daeyon, Woo Yi, dan Seol Ha meninggalkan keduanya di dalam kelas. Harin melihat mereka sekilas lalu pandangan nya kembali fokus ke arah Jaeun yang posisi nya terduduk dan badan ia sandarkan di dinding belakang kelas.

Mine (Pyramid Game) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang