18. Enemy like friends

1K 103 18
                                    

"Sooji suatu hari kau akan mendesahkan nama ku....." Gadis berambut panjang itu benar-benar muak dengan semua ini, cinta nya bertepuk sebelah tangan. Ketika ia mengigat jika sooji tidak pernah melirik dirinya, kecuali hanya sebagai seorang sahabat.

Gadis itu menarik pintu mobil milik pacarnya setelah sampai di parkiran, "aku akan mengiklaskan kamu jika cinta mu sudah benar-benar hilang untukku." gadis yang di kemudi memutar bola matanya malas.

"Cinta? apa yang bisa di dapatkan hanya dengan cinta. Kau hanya memperdulikan sahabat-sahabat tidak berguna mu mengabaikan jika kau punya kekasih."

"Eun.....!bisakah kau diam dan mendegar kan aku dulu.."

"Tidak, aku hanya memaafkan kesalahan mu yang tidak memiliki waktu untukku, tidak..dengan fakta kau mencintai gadis lain.."

"Tapi..bisakah kau mengerti sekali saja..."

"tidak kita sudah selesai, terima kasih dan kau tidak lagi terbebani untuk menemaniku memeriksakan kesehatan ku lagi..."

"Eun!!!...." eriak nya saat kekasih nya melajukan mobil meninggalkan dirinya sendiri di depan ruman sakit.

"Bodoh! Baek Harin...setelah semua kejahatan yang dia lakukan bagaimana bisa ia menikmati tubuh sooji tanpa rasa berdosa." lirihnya.

"Semua ini berawal dari Harin...dan akan berakhir jika ia juga berakhir."

"Dia menciptkan game sialan itu lalu menghapus nya seolah hal itu tidak pernah tejadi. Melupakan orang-orang yang memiliki keinginan bunuh diri hanya karena game milik nya itu."

Gadis itu menarik nafas dalam. "Aku belum selesai bermain, aku hanya ingin Harin melihat pacar nya mendesahkan nama orang lain."

Perlahan gadis itu kembali masuk menyusuri ruangan-ruangan di rumah sakit itu. Ia berhenti di depan ruang rawat Harin.

Jelas sekali jika kedua orang itu masih bercumbu mesra sesekali melontarkan kalimat-kalimat yang membuat telinga nya panas.

Rasanya ingin sekali ia menghentikan aktivitas panas keduanya. Tanpa berfikir lagi ia mengetuk pintu, mengabaikan keadaan orang yang ada di dalam, yang tentu terkejut karena ulahnya.

Butuh waktu 20 menit ruangan Harin terbuka,
dan itu membuat nya semakin panas. Pikirannya kacaunya, kekasihnya mengakhiri hubungan mereka dan mendegar suara-suara yang bagaikan duri menusuk-nusuk telinganya.

Setelah pintu terbuka lebar, gadis itu menatap sooji dalam-dalam jelas terlihat wajah sooji yang sedikit kacau, rambut sedikit acak-acakan dan yang paling sooji benci adalah, leher mulus sooji di penuh bekas-bekas jamaahan Harin.

"Kau datang?" tanya sooji ramah.

Gadis itu mengangguk belum ada niatan untuk masuk.

"Kau telah menjaga ku...terima kasih karena itu, pulang lah, kau harus ke sekolah besok, terima kasih sudah hadir di hidupku...." gadis itu memaksakan senyumnya sesaat setelah Sooji memeluk nya.

Gadis itu memejamkan mata, tenang sekali di dekapan sooji, pantas saja baik Harin dan Jaeun jatuh cinta ke gadis ini.

Sooji hendak melepas pelukan mereka, namun gadis itu menahan nya, "ku mohon seperti ini dulu..." gadis yang lebih tinggi itu membenamkan wajah nya di ceruk leher Sooji.
Mengabaikan fakta jika sooji baru saja bermain panas bersama Harin.

"Ada apa hmmm?" sooji mengelus lembut rambut gadis itu.

"Dia memutuskan ku..." lirih nya.

"Apa karena kau menjaga ku selama ini?" tanya sooji masih mengelus rambut gadis itu.

Mine (Pyramid Game) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang