13. We meet again!

1.4K 127 39
                                    

Hello Author balik lagi...di antara semua part ini menjadi part paling Author tunggu-tunggu... Part yang akan membuat kebahagiaan terpancar jelas setelah membaca...

"Terkadang, kekuatan sejati datang dari keteguhan hati seseorang untuk bertahan dalam gelapnya kehidupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang, kekuatan sejati datang dari keteguhan hati seseorang untuk bertahan dalam gelapnya kehidupan. Appa, dalam setiap langkahku, aku selalu merasakan sinar cinta dan dukunganmu yang tak pernah padam. Terima kasih telah menjadi pilar yang kokoh dalam hidupku." -Sung Sooji

. .
.
.
.
.
.

UHUK UHUK !!!


Sooji bersiap-siap untuk pergi ke apartemen Harin, hatinya berdebar-debar saat dia memikirkan pertemuan itu. Dia sengaja berpenampilan sangat rapih, ingin memastikan bahwa dia memberikan kesan yang baik pada Harin. Namun di balik rapihnya penampilannya, sebenarnya Sooji gugup dan gelisah. "Aish, kenapa aku se gugup ini."

Darah segar mengalir dari mulut Sooji saat dia terbatuk-batuk dengan keras. Setiap batuk terasa seperti pukulan yang menyakitkan, membuat dadanya terasa semakin sesak. Rasanya seperti ada belati yang menusuk-nusuk dadanya setiap kali dia mencoba menghirup udara, dan setiap hembusan terasa semakin menyiksa.

Meskipun tersiksa oleh rasa sakit yang tak terlukiskan, Sooji tidak ingin membebani orang lain dengan penyakitnya. Dengan gigil, dia menahan rasa paniknya dan mencoba menahan napasnya, berharap bisa menemukan sedikit oksigen yang tersisa di dalam ruang kamarnya yang gelap,
Tangan gemetarnya meraba-raba teleponnya, mencoba menghubungi nomor darurat, tetapi kelemahan fisiknya membuatnya kesulitan menekan tombol yang diperlukan. Gelombang rasa sakit semakin melanda dirinya, membuatnya merasa semakin terjepit dalam kegelapan yang menyelimuti dirinya.

Saat mencari inhaler yang tak kunjung ditemukan, Sooji merasakan keputusasaan yang menyergapnya. Dalam kepanikan, dia mulai memukul-mukul dadanya yang terasa sangat sesak, berharap bisa membuka jalur napasnya yang terhalang. Setiap pukulan hanya menambah rasa sakit yang menghantamnya, dan setiap napas terasa semakin sulit untuk diambil.

Namun, di tengah-tengah kesakitan yang melandanya, Sooji merasa suatu keinginan yang kuat. Dia merindukan seseorang yang mungkin bisa memberinya sedikit ketenangan dalam saat-saat terakhirnya. Dengan suara yang lirih, hampir tak terdengar, dia berharap, "Ku mohon buat aku bertemu Harin...sebelum kau menjemput ku....." lirih Sooji.

Tapi, saat tubuhnya semakin lemah dan pandangannya semakin kabur, harapan itu terasa semakin jauh. Kegelapan mulai menyelimutinya, memisahkan dia dari dunia yang penuh rasa sakit ini. Dan dalam keheningan yang menghampirinya, Sooji kehilangan kesadarannya, meninggalkan belahan dunia yang mungkin akan membawanya kepada ketenangan yang selama ini dia cari.

Mine (Pyramid Game) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang