Happy reading cinta🤍
.
.
.
.
.Setelah pertanyaan itu terlontar dari bibir kedua fusionnya, Gempa hanya menggeleng dengan senyum geli diwajahnya.
"Kalau aku ga mau jawab gimana?" tanya si pemilik kuasa tanah itu dengan tatapan jahil.
Gentar dan Glacier merengut mendengar jawaban Gempa, "Mom ih! Jahat banget."
"Oke-oke, dengerin baik-baik ya?" ujar si manik emas itu dengan tatapan lembut.
Ucapan Gempa tadi menarik perhatian seluruh makhluk hidup yang ada disana, bahkan si sulung elemental juga terlihat memperhatikan sang adik yang akan segera bersuara.
"Aku ga pernah pilih kasih sama kalian, bagi aku, kalian semua adalah saudara paling berharga. Kalian bahkan lebih berharga dari nyawa aku sendiri. Walaupun para fusion baru datang beberapa minggu ini, tapi aku benar-benar sayang sama kalian layaknya rasa sayang aku sama elemental lain," ucapan Gempa terhenti sejenak, ia menatap seluruh wajah yang tengah memperhatikan dirinya dengan tatapan lembut, "Terimakasih karena udah mau jadi keluarga aku di dunia ini. Aku benar-benar bersyukur karena kalian disini, tolong tetap sama-sama terus untuk kedepannya."
Para elemental dan fusion dengan cepat berlari dari tempat duduknya dan memeluk tubuh pemilik kuasa tanah itu dengan erat, Taufan dan Halilintar selaku yang tertua mengelus dengan lembut rambut halus adiknya sambil tersenyum tipis, "Kamu juga adik yang paling berharga bagi kami, tolong selalu jadi Gempa yang kami kenal." gumam Halilintar tepat di telinga sang adik.
Rasa haru mengelilingi tiga belas pemuda yang tengah berpelukan layaknya teletubbies itu, saling berharap dalam batin mereka agar moment ini akan terus berlanjut hingga kedepannya.
.
.
.
.
."Kak Gem!" panggil Blaze dengan wajah kesal, pasalnya kakak ketiganya ini malah diam saat dirinya sedang asik bercerita.
Yang dipanggil tersentak, ia menatap Blaze dengan tatapan bersalah, "Iya ... Blaze tadi ngomong apa?" tanyanya dengan rasa bersalah yang masih terdengar di dalam suaranya.
Blaze menghela napas, ia menatap Gempa dengan wajah prihatin, "Kakak mikirin apa sih? Kenapa ga fokus mulu?" tanya Blaze lembut.
"Gapapa, kakak cuma kepikiran sama ayah aja." jawabnya dengan helaan napas panjang.
Blaze ikut menghela napasnya seperti Gempa, ia menatap Gempa dengan tatapan yang terkesan lembut, "Udah kak, jangan khawatir sama hal yang ga harus kita pikirin. Ayah bakal selalu sehat kok! Kakak jangan khawatir, kalau kakak lupa, ayah kita itu hebat tau!" ucapnya panjang lebar.
Gempa terkekeh geli melihat sang adik yang menghibur dirinya, "Iya-iya, makasih ya adik kakak." balas Gempa sambil memeluk tubuh bongsor Blaze dengan hangat.
Blaze dengan bahagia membalas pelukan itu, baginya Gempa adalah segalanya. Jika tidak ada Gempa, ia dan saudaranya yang lain juga tidak akan bisa hidup, rasanya Blaze benar-benar bersyukur karena memiliki kakak seperti Gempa.
Ditengah harmonisnya kedua adik-kakak ini, Ice datang dengan wajah kantuknya ke arah Gempa, "Kak Gem? Ice ngantuk."
Blaze menoleh dengan sinis pada sang adik yang sudah bergelayut manja pada Gempa, "Kalau mau tidur tuh di tenda! Sana ah, ganggu kita aja lagi ngobrol."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elemental parents and fusion?
FantasiaSetelah terjadinya penyerangan dari sang penguasa elemental legenda, Retta'ka. Boboiboy memutuskan untuk berpecah menjadi tujuh selamanya, ia membiarkan para elemental mengambil alih tubuh aslinya. Sedangkan para elemental mendapatkan sebuah cara me...