12. Hutan dan tanaman

1.9K 247 60
                                    

Dua hari sudah mereka berada di hutan kota ini, mereka berencana untuk berkemah selama tiga hari. Dan ini adalah hari kedua dimana para elemental sibuk bersiap untuk menyusuri hutan ini.

Halilintar yang sudah siap sejak awal melirik saudara dan anaknya, sedikit menyerngit ia kembali mencoba menghitung para makhluk hidup yang berada di sana.

"Dimana Thorn dan Sori?" tanyanya dengan tatapan yang ia arahkan keseluruh arah.

"Disini, Thorn disini! Ugh, maaf kak tadi Thorn agak kesulitan bawa tas ini." jelas Thorn yang berlari dari tendanya, manik hijau zamrud bulat yang khas itu memancarkan binar penyesalan dengan bibirnya yang melengkung sedih.

Sori yang berdiri di samping mamanya itu juga ikut memasang wajah sedih, keduanya benar-benar hampir berhasil membuat Halilintar yang terkenal jarang menunjukkan ekspresi itu mimisan.

"Oke, karena semua udah lengkap kita jalan ya?" usul Taufan yang sudah tak sabaran di samping Blaze.

"Sebelum itu, kita doa dulu kak. Terus nanti selama perjalanan, tolong jangan sampai ada salah satu dari kalian yang misahin diri ya? Kita emang punya kekuatan, tapi kita ga tau bahaya apa yang nunggu kita di depan. Paham?" terang Gempa dengan wajah tegas, ia melirik ke semua orang dan mulai memimpin doa. Setelah selesai, ia mulai berjalan didepan dengan Halilintar yang mengikuti di belakang sekali, tepat setelah semua saudaranya berjalan.

Dibarisan belakang, terlihat makhluk kelebihan energi berbaris rapi sambil memandangi pemandangan kiri-kanannya dengan tatapan kagum yang tak luput dari perhatian Halilintar. Percakapan dimulai ketika adik apinya mulai berceloteh dengan suara yang membuat Halilintar menghela napas berat.

"Wah, keren juga hutannya." puji Blaze yang berjalan berdampingan bersama Frostfire.

"Hum, hutan bagus gini kok bisa ya sampai kena skandal separah itu?" bingung Frostfire untuk menanggapi pujian Blaze tadi.

Blaze tampak terdiam sambil berpose layaknya seorang yang sedang berpikir, "Ga tau dan ga mau tau, intinya hari ini kita habisin buat senang-senang!" teriak Blaze dengan antusias.

"Nanti kamu tolong fotoin aku ya kalau ada spot yang bagus." pinta Blaze dengan mata yang berbinar pada Frostfire.

Sang anak menanggapi permintaan itu dengan antusias yang sama, "Boleh boleh! Nanti fotonya gantian ya, ma?"

"Iya-iya, tapi harus foto sebagus mungkin tau! Aku mau jadiin story di Monstagram, siapa tau fans kak Lintar sama Solar pindah ke aku, hahahaha."

Mendengar namanya dibawa-bawa Solar hanya memutar bola matanya dengan malas, "Kepedean." gumamnya.

"Bukankah itu sifat dari ayahanda sendiri?" sahut Sopan dengan pertanyaan yang membuat Solar tidak mood.

"Diem, anak durhaka ngatain orang tua." kesal Solar.

Sementara di baris belakang diisi oleh celotehan yang tak berfaedah, dibarisan depan sendiri diisi oleh para makhluk pecinta alam yang sibuk mengeksplor setiap inchi sudut jalur perjalanan mereka.

"Buna! Tanaman ini bagus ga?" tanya Sori dengan antusias besar dalam dirinya.

Thorn yang berdiri disamping Taufan melirik secepat kilat, ia segera menangguk setelah melihat tanaman yang ditunjuk.

"Bagus! Kayaknya ini biji tanamannya, ayo kita bawa pulang!" ucap Thorn dengan antusias yang sama.

"Oh oh oh! Buna, bunganya bagus banget. Sini liat sama Sori!"

Thorn yang awalnya sibuk memunguti biji tanaman tadi kembali menoleh pada Sori, mata hijau zamrud yang bulat itu berbinar cerah. Dengan cepat tangannya beralih mengambil bunga yang berada di tangan Sori.

Elemental parents and fusion? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang