16

2 1 0
                                    

Kota rinjani
23 Mei 2025
Sudah satu bulan semenjak kau terbit lagi di kehidupan ku, namun diriku masih menyimpan perasaan yang sama.

TRINGG.....

Deringan ponsel itu lagi, lagi dan lagi
Selalu menghantui pagiku yang cerah dengan cahaya matahari yang baru saja bersinar dari arah timur, menembus kaca kamarku.

Siapa lagi kalo bukan anggota satu tim kerja nya yang menelfon untuk sebuah pekerjaan yang harus diselesaikan di hari itu.
Kali ini bukan karina, melainkan Dio yang kini sedang berada di kantor...

"Mbakk.... Bisa ke kantor agak cepetan dikit? Ini pak senjana bakalan liputan bareng kita. Buk karina gak masuk" Ujar dio dari sebrang sana.

"Lohhh... Mbak karina gak masuk?? Yaudah saya segera ya... " Ujar clara mematikan ponselnya dan kini langsung bergegeas ke kantor.
Clara sudah siap siap dari tadi, namun dia masih menggunakan sedikit make up di wajahnya.

Dengan bergegas clara memasuki kantor dengan pakaian yang formal, hanya menggunakan kemeja putih dan rok panjang berwarna hitam dengan id card yang tergantung di lehernya.
Melihat dio dan senjana yang kini menunggu kedatangan dirinya di lobby membuat clara nimbrung di antara mereka.

"Maaf Pak, dio udah lama ya? " Ujar clara.

"Udah biasa... Dio kasih dokumen riset tadi ama clara. saya bakalan menggantikan karina sementara,Kita bakalan liputan ke salah satu figur politik yang kini sedang berada di kota ini. Bapak Budiono menteri pendidikan, ntar kamu baca ya raa... Data risetnya.
Sekarang semua naik ke mobil saya kita langsung bergegas kesana. " Ujar senjana

"SIAP PAK! " Ujar dio dan clara yang kini mengekori senjana dari belakang menuju parkiran dimana mobil senjana berada.

Di perjalanan clara sempat menanyakan sesuatu kepada dio secara berbisik bisik, menganggap pertanyaan itu tidak begitu penting dan sebaiknya pak senjana tidak mengetahuinya.
"Mbak karina kemana dio? " Ujar clara

"Katanya sih dia ada urusan keluar kota ama pak direktur, makanya pak senjana yang gantikan, karena semua manager juga ikut pak direktur" Ujar dio.

Clara hanya mengangguk dan paham akan perkataan dio. Tapi biasanya karina mengabari nya jika ingin keluar kota atau tidak masuk, mengapa kali ini tidak ada kabar sedikit pun dari dirinya?
Ahh sudahlah, bukan hal yang penting.

Bukanya membaca dokumen riset yang diberikan oleh Dio, Clara malah menatap langit mentari pagi yang menembus kaca mobil senjana yang membuat matanya berbinar binar melihat cahaya itu.
"Seharusnya gua bawa novel tadi"
Gumamnya dalam hati.

Perjalanan yang cukup jauh, karena lokasi wawancara liputan kali ini hampir didekat perbatasan kota, membuat perjalanan menjadi cukup lama.
Clara, senjana, Dio turun dari mobil, membawa semua perlengkapan wawancara yang kini sudah disertai oleh kameramen yang kini berada di belakang mereka.

Pak budiono tiba di lokasi wawancara, seperti biasa tim liputan mereka selalu menjadi sorotan para narasumber, membuat pak budiono langsung mengenali Senjana salaah satu anak pengusaha yang pernah dekat dengan dirinya.

"Senjanaa... Anak pak aruna kan" Ujar pak budiono.

"Iya Pak sayaa... Kali ini bapak akan liputan wawancara bersama tim perusahaan saya, mohon kerja sama ya pak" Ujar senjana.

Senjana melihat sesosok gadis yang tak asing baginya keluar dari mobil pak budiono, dengan rambut terurai panjang dan dresss berwarna putih membuat dress itu memancarkan dan memantulkan cahaya mentari pagi.

SENJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang