11 | Chapter Four : Bertemu kembali

14 1 0
                                    

CHAPTER FOUR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER FOUR

Telah lama ku tunggu dirimu terbit kembali di kehidupan ku yang masih dipenuhi oleh kegelapan dan kesepian.
Dan kini dirimu terbit kembali membawa cahaya itu di kehidupan ku.

karir ku sebagai penulis berlangsung semenjak novel senja bercerita aku terbitkan. Kini aku sudah menerbitkan 2 novel yang keduanya merupakan karya imajinasi ku sendiri, namun peran ku sebagai penulis tidak bisa ku pertahankan hingga aku tua nanti, kembali ke setelan awal pabrik-dimana setelah aku lulus kuliah aku akan melanjutkan impianku sebagai jurnalis.

Andai senja tau, betapa lama Clara masih menunggu dirinya pulang dan terbit kembali di hati nya, kini Clara yang sudah memasuki dunia kerjanya saja masih menunggu kehadiran pria itu.
"Aku akan selalu menanti mu pulang ja... Pasti akan selalu kutunggu. Tak peduli seberapa lama lagi, tetapi dirimu masih teringat di memori ingatanku.
Pulang jaaa... "

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

3 tahun kemudian...
Kota Samara
21 Maret 2025
Masih dikota yang akan selalu ku ingat kenangannya.

Drtttt....

Suara getaran ponsel terdengar di atas kasur Clara saat dia bersiap siap menggunakan make up tipis untuk pergi bekerja. Clara mengambil ponsel yang bergetar sejak tadi.

"Raaa. Lu dimana cepetan dikit ini kita ada wawancara di kantor pak gubernur. " Ucap karina dengan nada tergesa-gesa.

"Iya iyaaa... Sabarrr 15 menit lagi gua nyampe. " Ujar Clara.

Menggunakan kemeja putih, rok hitam dibawah lutut dan sepatu heals disandingkan dengan make up tipis dan liptint di bibirnya. Kini Clara bergegas menuju motornya yang sudah ada di bawah rumahnya.

Clara menarik gas motornya dan pergi menuju kantornya. Clara kini bekerja di salah satu perusahaan media berita, yakni MNC Media, salah satu perusahaan milik pengusaha terkenal di provinsi itu, dengan karina yang menjadi atasan nya sekarang, kesibukan untuk wawancara dan membuat media liputan sudah menjadi kesibukan mereka sehari hari.

Karina sengaja memilih Clara sebagai bawahannya, karena bekerja bersama Clara bisa membuat nya lebih nyaman dari pada harus bekerja dengan yang lain, dan juga dengan adanya Clara dibawanya, karina bisa mengajari dan membimbing Clara untuk menjadi seorang jurnalis yang profesional.

Clara memarkirkan motornya dan melangkahkan kakinya menuju lobi, Melihat timnya sudah menunggu nya dari 15 menit yang lalu.

"Lama amat mbak?? Udah kering nih kami." Ujar Dio salah satu rekan tim karina.

"Iyeee... Namanya gua make motor " Ujar Clara.

"Udah ? Ini kita berangkat langsung aja ya, pak gubernur bentar lagi tiba di lapangan lokasinya, dio siap siap tulis dan rekam suara, raa jangan lupa siapin pertanyaan yang mau di tanyakan pada pak gubernur ya. "
Ujar karina layaknya seorang pemimpin di tim itu. Ehhh emang pemimpin sih.

Setelah menyusun semua planing dan membagikan tugas, tim itu langsung bergegas untuk menuju mobil ibu manager karina dan langsung menuju lokasi wawancara dengan pak gubernur.


Seperti biasa... Tim liputan karina selalu datang tepat waktu di lokasi wawancara, dengan begini mereka bisa leluasa untuk bersiap siap sembari menunggu pak gubernur datang.
Perusahaan liputan MNC Media selalu menjadi sorotan para narasumber jika di wawancara, mengingat liputan itu selalu menjadi sorotan di seluruh televisi, membuat narasumber yang akan diwawancara oleh liputan MNC Media memilih untuk diwawancarai oleh mereka.

Wawancara berlangsung di bawah panasnya terik matahari yang bersinar, namun dengan mudah tim liputan karina berhasil menyelesaikan wawancara hari itu dengan cepat dan langsung pulang ke kantor untuk menyusun jawaban dari narasumber dan mengedit video liputan untuk segera disiarkan.

"Mbar Clara. Ini hasil editing video liputan saya kirim ke mbak Clara ya" Tanya dio.

"Iyaa diooo.. Nanti sekalian kirim ke mbak karina biar bisa dilihat mana yang kurang bagus biar segera direvisi." Ujar Clara.

"Udah mbak, udah saya kirim yaa. " Ujar Dio.

"Okeee... "

Karina datang menghampiri timnya yang sedang sibuk bekerja mengurus hasil liputan di loby, sedangkan dirinya baru selesai untuk mengurus hasil wawancara bersama tim media siaran.

"Raaa, dioo udah selesaikan? Yok makan siang" Tawar karina.

Clara dan Dio mengiyakan ajakan dari karina, karena sudah mumet melihat semua tulisan laporan hasil liputan dan memilih untuk beristirahat dan mengikuti karina untuk makan siang.

"Raa... Gak nulis novel lagi? Tapi biar ngode si itu. " Ujar karina membuka pembicaraan saat makan siang. Dio hanya menyimak dan sibuk dengan ponselnya.

"Udah ah naa... Gua udah usaha move on dari dia, udah bertahun tahun kagak ada kabar, capek gua mikirin ni hati. " Ujar Clara yang menyendokan sesuap nasi gorang ke mulutnya.

"Semangat ya ra.... Mogahan lo tahun ini dapat cowo yang lebih dari dia. " Ujar karina dan melanjutkan makan siangnya.

Makan siang yang begitu nikmat di kantin perusahaan, membuat Clara bisa kembali bekerja dan menyelesaikan laporan hasil liputannya.

Jam kerja sudah berakhir, kini Clara melangkahkan kakinya menuju sebuah mall untuk membeli bahan bahan memasak, karena kini bahan memasak di rumah Clara sudah habis dan ingin menambah stock bahan bahan memasak di rumahnya.

Sesampainya dirumah apartemennya yang tidak jauh dari kantor, Clara meletakkan dan merapikan belanjaan nya di kulkas dan lemari dapur, lalu kembali ke kamar untuk membersihkan diri kemudian memakai baju piama.

Dengan laptop yang terletak di atas pahanya, Clara melihat komentar komentar di deskripsi novelnya yang sudah lama terbit, walaupun sudah lama terbit tetapi novel buatannya selalu laris dan menjadi incaran orang orang diluar sana yang gemar membaca novel.

Clara menutup layar laptopnya, berbaring dan memeluk bantal guling dengan alunan musik yang membuat nya tenang dan memejamkan matanya dan tertidur pulas.

***

Drt....
Drt...

Lagi dan lagi suara deringan dan getaran ponsel itu membangunkan Clara dari tidurnya, sebagai seorang wartawan- panggilan di pagi hari itu sudah biasa Clara dengar, namun siapa yang menelpon pagi pagi buta di hari libur yang indah ini?

Meraba ponsel yang terletak di atas nakas, Clara melihat karina menelfonnya dan segera mengangkat nya.

"Apasih naaa.... Pagi pagi ganggu" Ujar Clara dengan nada yang cukup kesal.

"Idihhh, hormat dikit lo ama atasan.
Lusa lo bisa temenin gua gak? Ke bandara jemput keponakan gua yang baru pulang dari USA. " Ujar karina dari sebrang sana.

"Keponakan lo? Putri? Emang dia udah lulus kuliah? Busettt cepat amat. "
Ujar Clara yang mulai serius dann kaget, karena seperti baru kemarin mereka bermain sama dan berpisah.

"Iyaaa... Bisa kann plisss bisaaa" Ujar karina yang memohon mohon.

"Hmmmm"
Dengan balasan yang singkat padat dan jelas, clara menutup telfon dan melanjutkan rebahan diatas kasur yang empuk itu, namun sudah berusaha menutup mata berkali kali clara tak kunjung tidur, kali ini alam memaksanya untuk bangun lebih awal di hari libur ini.

SENJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang