26

3 1 0
                                    

Senja terbangun saat malam hari, dia melihat Wina yang sedang berada disebelah nya dan tidur dengan posisi duduk.
"Wina jagain gua dari tadi? " Ujar senja dalam hati, muncul rasa bersalah dalam dirinya-seharusnya dia menyuruh Wina untuk pulang dan tidak menunggu nya bangun.

Senja meraih tangan Wina yang sedang berada diatas pahanya, mengelus tangan lembut itu dengan perlahan, berharap gadis ini bangun dari tidurnya.
"Winaaa.... Bangun win" Ujar senja.

Wina membuka matanya, melihat senja yang sudah mengelus tanganya, membuat Wina langsung membuka matanya dengan lebar dan hendak ingin menarik tangan itu, namun setelah tau senja yang memegang tangannya Wina langsung meraih tangan itu kembali dengan tangan yang satunya.

"Kenapa bangun jaa?? Udah istirahat aja ya? " Ujar Wina.

"Lo balik ya win, cukup lo udah nolongin gua, gua gak mau ngerepotin lo lagi" Ujar senja. Pikiran nya masih menganggap bahwa Wina yang menolongnya.

"Gapapa ja... Gua ikhlas kok nolongin lo" Ujar Wina.

"Tapi ini udah mau Tengah malem, lo balik ya? Bahaya nanti. " Ujar senja.

Wina hanya bisa tersenyum dan mengangguk, lagi dan lagi pria ini memperhatikan nya, mau tak mau dia harus menuruti perintah itu dan bergegas pulang menuju rumahnya.
Wina menuju pintu kamar itu, melihat senja untuk terakhir kalinya dan tersenyum kearah pria itu dan dibalas hangat olehnya.
Berjalan menuruni tangga dan bergegaslah menuju mobil, meninggalkan rumah itu dibawah sinar rembulan yang dingin.

Dimalam itu senja ingin meraih ponselnya diatas nakas, dia tau dirinya sudah tidak sadarkan diri selama bebeberapa hari, membuat nya merasa cemas siapa siapa saja yang mencarinya, siapa yang mengambil alih pekerjaan kantor? Namun dia tidak bisa meeaih ponsel itu, berkali kali dia mencoba untuk meraih ponsel itu, namun terlalu jauh.
Dia juga menanggil bibi, namun tidak ada respon sedikit pun, dia tidak bisa berteriak terlalu kencang, kepalanya terasa sakit jika meneruskan hal itu.

Pada akhirnya dia tidak dapat meraih nya, lebih baik aku beristirahat dan menunggu kehadiran wanita yang kutunggu tunggu untuk esok pagi.

_____________

Sudah seminggu senja dirawat oleh Wina, kini kondisi senja sudah sedikit membaik, dia sudah bisa berjalan kesana kemari tetapi masih ada batasan.
Menjalani kehidupan tanpa kontak dunia luar, hanya dia, Wina dan bibinya.
Ponsel itu tak pernah ku sentuh, karena radiasi yang bisa membahayakan kondisi Kepala ku, mau bagaimana lagi? Mau tak mau harus ku patuhi.

Tetapi bukan itu yang penting, perasaan ini. Semenjak Wina memberikan perhatian yang lebih kepada ku, aku.... Jatuh cinta? Kurasa. Aku sudah menghilangkan perasaan ini sejak dulu saat bersama dengannya di USA, namun aku sadar pada saat itu bukan cinta yang ku perlukan, tapi pendidikan. Tapi kenapa sekarang perasaan ini kembali?

Apa karena ia telah menolong ku, menyelamatkan nyawa ku, tetapi bagaimana aku harus memberitahu nya? Kata Clara jika kau jatuh cinta seseorang, ungkapin itu dengan tulus, beritahu dirinya bahwa kau sangat mencintai nya.
Tapi senja masih menunggu waktu yang tepat, jika sudah pulih seutuhnya, aku akan mengajaknya ke tempat yang sangat istimewa dan hanya kami berdua didalamnya.

"Winaaa... " Panggil senja.

"Apa jaa?? " Ujar Wina yang datang dari luar membawakan dirinya jus wortel untuk diminum siang itu.

"Gua udah bisa keluar dan beraktivitas kayak biasanya kan? " Tanya senja.

"Bisaa jaaa... Tapi kalo lo mau keluar harus ada gua, gua takut lo kenapa napa, dan gua juga bisa tau batasan nya. Gapapa ya?" Ujar Wina.

"Gapapa, gua emang mau keluar sama lo win. Besok kita keluar ya? Tapi lo langsung kesana aja, jangan jemput gua ya? Gua gak mau repotin lo terus" Ujar senja.

SENJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang