22

2 1 0
                                    

Dipagi hari dirumah sakit itu, clara dan senja belum sadarkan diri sama sekali, padahal dokter menjanjikan bahwa salah satu dari mereka akan sadar dan sudah melewati masa kritis nya, tapi belum ada satupun yang sadar.

Pintu terbuka perlahan, seseorang masuk dan menutup kembali pintu ruangan itu. Seorang gadis dengan rambut yang terurai panjang kebawah dan dengan wajah yang tak asing menghampiri kasur senja.
Tak lain dan tak salah lagi, gadis itu adalah wina, Wina datang karena mendengar kabar bahwa senja mengalami kecelakaan setelah dia menelfon senja sebelum kejadian itu berlangsung.

Sebenarnya semalam Wina meminta senja untuk bertemu disalah satu restauran yang telah dia janjikan bersama sama dengan senja, semalam ia menelfon senja dan mengingatkan janji itu padanya, dan bagaimana pun senja tak bisa menolak nya.
Membuat senja harus berpamitan dan meninggalkan clara untuk sekali lagi, tapi dia tak menyangka dirinya akan mengalami kecelakaan pada hari itu.

Wina di penuhi rasa bersalah, bagaimana pun dialah yang membuat senja pergi untuk menemuinya hingga berakhir kecelakaan dan sampai harus dioperasi, seharusnya diriku datang saat kejadian itu.
Tapi aku tak bisa.

Wina mendekati ke kasur senja, memegang tangannya dan meminta maaf, tak perduli dia mendengarkan nya apa tidak, hanya itu yang bisa ku lakukan.
Wina menoleh kebelakang melihat clara juga terbaring sedang tak sadarkan diri.
Emang clara mengalami kecelakaan? Wina bertanya tanya, setaunya clara Sahabat nya senja ini tidak satu mobil dengan senja.
Walaupun dia tau senja selalu bersama sama dengan senja, tapi semalam senja mengatakan bahwa dia sedang sendirian dimobil.

Dokter masuk dan menyuntikkan vitamin kedalam tabung infus senja, Wina juga menanyakan sesuatu kepadamu dokter yang masuk. Mengapa gadis ini berada diruangan yang sama dengan senja, bukan kah senja mengalami kecelakaan sendirian dan tidak ada penumpang yang dia bawa?

Dokter menjawab pertanyaan itu sesuai dengan apa yang diceritakan kepada karina sebelumnya, dimana clara mendonorkan setengah dari darahnya untuk senja karena dirinya mengalami pendarahan yang cukup parah.
Wina sedikit tekejut mendengar nya, jika aku di posisi wanita ini, aku tidak mau mendonorkan setengah dari darahku, tapi bisa bisanya dia rela?

Mau bagaimana pun yang penting senja masih bertahan hingga sekarang, andai kau tahu aku sangat mengkhawatirkan mu senja, jika kau tiada aku tak tahu lagi harus bagaimana.

_____________________

Selang beberapa menit senja membuka matanya, membuat Wina yang berada disebelah nya kaget dan terkejut melihat senja sudah sadarkan diri.

"Wina? " Ujar senja.
Dia memaksakan dirinya untuk duduk, namun Wina melarang dan menyuruh dirinya istrahat.

"Jaaa... Kamu baru sadar, istirahat dulu yaaa. " Ujar Wina, membenarkan posisi tidur senja yang tadi ingin duduk.

Senja mengangguk dan menatap Wina yang berada disebelah nya. Berpikir bahwa Wina lah yang menolong nya dari kejadian semalam.

"Makasih ya udah nolongin gua, maaf gua gak bisa jemput semalam. " Ujar senja.

Wina terdiam, padahal bukan dirinya yang menolong senja, tapi mengapa dia beranggapan akulah yang menolong nya. Wina tidak menjawab yang sebenarnya dan hanya tersenyum kepada senja dan memegang tangan senja.

"Jaaaaa jangan kek gitu .... Udah kamu istirahat ya" Ujar Wina.

Betapa berengseknya wanita ini, membohongi senja dan membuat pernyataan seolah olah dirinya yang menolong senja pada saat itu, apakah dia tidak punya hati? Pengorbanan clara tidak mudah. Perjuangan nya membawa dan menolong senja dari mobil hingga menuju ke rumah sakit, bahkan sampai mendonorkan darahnya untuk pria itu agar selamat.

Tapi apa yang dilakukan Wina? Dia malah mengambil pengakuan itu dan mengabaikan perjuangan clara yang benar benar menolong senja pada saat itu.

Mereka menghabiskan waktu mereka untuk beberapa menit didalam ruangan setelah senja sadar, hingga dokter masuk.
Dokter akan memindahkan senja keruangan yang lain karena dirinya sudah siuman dan akan menjalankan perawatan nya diruangan yang lain.
Wina mengikuti senja keruangan yang baru, meninggalkan clara didalam ruangan itu tanpa membiarkan senja melihat gadis yang berada disebelah nya, Wina tidak ingin clara mengalihkan perhatian senja. Jangan sampai senja tau siapa yang rela berkorban untuk dirinya selama dirinya mengalami masa kritis.

Sepanjang perjalanan Wina menutup arah pandang senja dari clara yang masih tak sadarkan diri. Takan dibiarkan nya senja melihat wanita itu hingga memasuki ruangan baru dimana senja akan dirawat.

_______________

Pintu ruangan terbuka lagi setelah beberapa jam setelah senja dipindahkan.
Karina memasuki ruangan melihat dengan heran dimana kasur senja yang tadinya disebelah clara?
Sudahlah, tak penting.

Karina duduk disebelah clara, melihat botol infus yang selalu meneteskan beberapa cairan dan mengalir ke tangan gadis yang seharusnya tertawa dan bercanda denganya, tapi hanya karena untuk menolong pria itu dia harus menjalani masa kritis ini.
"Cepat sadar ya ra... Gua rindu" Ujar karina.
Melihat clara dengan wajah pucat membuat hatinya tergores, ingin ku maki dirimu saat dirimu bangun, seharusnya tidak kau tolong pria itu.

Tiba tiba seseorang masuk keruangan itu, seorang gadis yang tak lain adalah Wina.
Wina mengambil beberapa barang yang tertinggal di dalam.
Dia melihat karina tapi tidak menyapanya sedikit pun, begitu juga dengan karina. Siapa wanita itu? Aku tak pernah melihat nya sebelum nya.
Namun lagi dan lagi dia tidak memperdulikan hal itu, mungkin salah satu keluarga senja.

Tetapi sebelum dirinya keluar ruangan, Wina menghampiri karina dan ingin memberitahukan sesuatu kepada dirinya.
"Terima kasih ya sama clara, udah donorin darahnya, aku berhutang budi sama dia" Ujar Wina.

Karina mengangguk dan hanya sekedar tersenyum lalu memalingkan wajahnya, tak perduli siapa itu, namun sekarang dia hanya membenci semua yang berhubungan dengan senja yang membuat sahabat nya sampai berkorban seperti ini.

Wina tak berharap apa apa dari tanggapan karina, membuat nya hanya pergi begitu saja meninggalkan karina dan clara diruangan itu.

Karina hanya memandang clara satu harian dan mondar mandir disekitar rumah sakit, berharap clara bisa sadar dengan cepat namun dia salah.
Kini matahari sudah terbenam, karina ingin sekali menginap dan menunggu clara sadar namun tidak bisa.
Banyak yang harus diurus nya, baik pekerjaan kantor dan masih banyak lagi.
Semenjak kejadian ini semua tugas COO diberikan padanya, membuatnya harus bekerja ekstra setiap hari nya. Walaupun begitu dia tetap memberikan waktunya untuk menjaga clara.

Karina pulang dan memberikan salam perpisahan pada clara walaupun tidak akan didengarkan olehnya. Kali ini dia hanya berharap semesta memberikan nya keselamatan dan bisa sadar dengan cepat.
"Dadah ra... Aku pulang ya... "
Ujar karina.

Aku akan kembali besok saat dirimu sadar kembali, tapi ingatlah, kau masih memiliki teman yang lebih perduli padamu dari pada sahabat mu itu, yang selalu memberikan luka kepadamu, tapi ra... Aku janji bakalan jadi temen terbaik mu.
-karina

Bersambung....

SENJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang