BAB 22 : Building Climbing Battle (Hetairois's Pov) part 2

634 112 21
                                    

"Ada satpam?" tebak Glisa yang juga sedang berusaha mengatur pernapasan. 

***

"Nggak ada satpam. Gue lari biar cepat sampai aja," jawaban polos Albiru membuat Ardyaz dan Glisa langsung melotot bersamaan. 

Menyadari dirinya dipelototi, Albiru pun terkekeh malu sembari menggaruk tekuk lehernya. "Maaf bikin panik. Ini mau gue ketuk, tolong kalian urus setelahnya, ya." Albiru menunjuk pintu ruangan CCTV.

"Jangan lupa pake masker." Ardyaz merogoh saku celana pendek selututnya, mengeluarkan masker untuk dipakai.

Albiru dan Glisa juga memakai masker untuk menutupi wajah, menyembunyikan identitas selagi berperan sebagai penyusup.

Mereka bertiga berdiri di depan pintu bertuliskan ruang khusus CCTV. Albiru berada tepat di depan, Ardyaz dan Glisa berjongkok di belakang Albiru. Sebentar, Albiru menolehkan kepala ke belakang. Seperti memahami arti tatapan Albiru, Ardyaz dan Glisa menganggukkan kepala. Albiru pun kembali menghadap depan, mengetuk pintu beberapa kali.

Tanpa terdengar suara apa pun sekalipun sedang dalam keadaan hening, pintu ruangan terbuka, muncul sosok laki-laki dewasa bertubuh besar dan tinggi yang mengenakan seragam berwarna hitam.

"Kamu siapa? Kenapa ada di sini?" tanya laki-laki dewasa itu, terkejut oleh kehadiran Albiru.

Dari balik maskernya, Albiru tersenyum. "Selamat malem, saya tersesat." Lalu Albiru memukul samping leher laki-laki yang jauh lebih tinggi darinya itu hingga kehilangan kesadaran. Sebelum tubuhnya ambruk, Albiru sudah terlebih dulu menahan tubuh besar itu dan meletakkan perlahan ke lantai.

"Aduh, berat," keluh Albiru.

"Woy! Siapa kamu?"

"Ngapain kamu?"

"Kamu maling, ya?!"

"Kamu apain temen saya?"

"Waduh." Albiru tersenyum ngeri melihat empat orang penjaga berbadan besar yang semula duduk kini berdiri bersamaan. 

Keempat penjaga berbadan besar itu langsung menghampiri Albiru untuk melakukan pembalasan. Albiru mundur seraya menarik satu penjaga yang sudah ia tumbangkan. Bergantian dengan Ardyaz dan Glisa yang maju untuk melumpuhkan keempat penjaga. Perkelahian pun tak dapat dihindari. Selesai memindahkan penjaga yang pingsan ke bagian pojok ruangan, Albiru menutup pintu yang kedap suara itu untuk menghalau kegaduhan di dalam ruangan. Baru setelah itu ia membantu Glisa yang kesulitan menjatuhkan dua penjaga sekaligus. 

Ardyaz sudah berhasil membuat terkapar dua penjaga. Tidak hanya sekadar membuat dua penjaga tak berdaya, Ardyaz juga memaksa mereka berdua menelan obat tidur dan memaksakan air masuk ke dalam mulut mereka berdua juga. Dua penjaga itu pun tertidur. Baru lah Ardyaz menarik kedua penjaga ke pojok ruangan.

Melihat betapa cepatnya kerja Ardyaz, Albiru merasa sedikit merinding sampai bertanya-tanya dalam hati, apa ini pertama kalinya Ardyaz melakukan tindakan kriminal seperti ini? Tindakan mereka yang mengalahkan para penjaga memang pantas dianggap tindakan kriminal yang sangat berisiko.

Ardyaz melempar botol kecil berisi obat tidur kepada Albiru yang duduk di atas punggung penjaga—berhasil menjatuhkan penjaga. Albiru dengan refleks yang bagus menangkap botol obat tidur itu. Dibantu oleh Glisa, ia memasukkan paksa obat tidur ke dalam mulut dua penjaga. Dan menarik dua penjaga yang tak sadarkan diri ke pojok bergabung dengan penjaga lainnya. 

Albiru yang tenaganya terbuang banyak memutuskan tiduran telentang di lantai yang dingin, menghela napas berat. "Akhirnya ruangan CCTV aman," katanya. "Glisa, tolong lo liat Imperium Kingdom, liat video battle malem ini," titahnya terengah-engah.

Hetairoi : The King Of Imperium SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang