BAB 15 : Family Marionette part 1

931 126 36
                                    

Jika ditanya apa olahraga yang paling disukai oleh Khail, maka jawabannya adalah polo. Hampir setiap Minggu Khail menyempatkan waktu untuk bermain polo, entah sendiri atau meminta beberapa orang yang kerja di bawahnya menemaninya bermain sebagai lawan. Sebenarnya Khail sangat ingin bermain polo dengan Albiru. Namun sangat disayangkan, sahabat baiknya itu payah sekali bermain polo. Atau lebih tepatnya, Albiru tidak tahu cara berkuda. Pernah Khail mengajak Albiru bermain polo, lalu yang terjadi selanjutnya adalah Albiru terjatuh dari kuda hingga mengalami cedera ringan di kakinya. Kejadian tersebut membuat Khail merasa bersalah.

Berbeda dengan Khail yang trauma mengajak Albiru bermain polo, pelaku utama sendiri justru sama sekali tidak mengalami trauma. Albiru bahkan dengan sikap optimisnya berjanji akan berlatih bermain polo supaya bisa berkompetisi dengan Khail.

"Suatu hari nanti gue pasti bisa kalahin lo, Khail! Lo harus persiapin diri lo dan kalau gue menang, gue bakal minta lo beliin sepuluh dus Choki-Choki!" Begitu kata Albiru, yang padahal saat itu mengalami patah tulang tangan kanan karena lagi-lagi terjatuh dari atas kuda.

Khail yang sudah bertahun-tahun mengenal Albiru sama sekali tidak heran dengan sikap sahabatnya itu. Walaupun terkadang sikap ceroboh dan naifnya merugikan diri sendiri, tetapi itulah ciri khas dari Albiru yang dikagumi oleh Khail.

Meskipun Khail hanya menyukai olahraga polo, bukan berarti dia tidak mengikuti olahraga lain. Adakalanya ia harus melakukan sesuatu tanpa melibatkan perasaan apakah ia menyukai atau tidak. Karena begitulah caranya menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial. Termasuk ikut serta dalam olahraga golf bersama ayah dan kakaknya.

Permainan golf berlangsung dengan permainan solo sekalipun mereka ada empat orang dan bisa saja membentuk tim dengan masing-masing dua pemain. Sekarang, Khail yang mendapat giliran bermain. Setelah mendapatkan posisi sempurna untuk memukul, ia hantam bola dengan stick golf sekuat tenaga tapi terarah. Sampai bola itu pun masuk ke dalam lubang.

Tepuk tangan dari kakak dan teman kakaknya menggema di tengah sejuknya lapangan golf dengan hamparan rumput pada sore hari. Membuat Khail menoleh ke arah mereka yang menontonnya. Lirikan penuhnya terarah pada satu-satunya pria lewat setengah baya yang berdiri tak jauh dari kakak dan teman kakaknya itu. Ayah tidak menampilkan ekspresi apa pun. Tidak ada apresiasi. Yah, mana mungkin juga Khail mengharapkan hal kekanak-kanakan seperti itu. Dari orang yang berhati dingin.

Khail yang sudah menyelesaikan giliran bermainnya, mundur ke belakang. Berdiri tepat di samping ayah yang fokus memperhatikan giliran kakaknya bermain. Stick golf dijadikan tumpuan kedua tangan ayah supaya beban tubuh sedikit meringan. Di Usia ayah yang sudah melewati setengah abad, perawakannya masih gagah dengan tinggi 178 cm.

Seorang caddy golf datang menghampiri dan memberikan Khail handuk kecil serta minuman. Khail menggunakan handuk kecil untuk menyeka keringat, lalu menggantungkan handuk kecil di lehernya. Tak lupa ia meneguk air putih.

"Terima kasih," ujar Khail, tersenyum ramah. "Biar saya yang pegang aja," katanya lagi setelah caddy golf berniat mengambil minum dan handuk kecil dari Khail.

"Kamu bisa membiarkan kami bicara berdua," tutur ayah tiba-tiba, mengusir caddy golf.

Maka dengan sopan caddy golf itu pun pamit undur diri, meninggalkan anak dan ayah berdua saja.

Khail melirik ayah dengan ekspresi datar. Khail tebak, ayahnya pasti memang sudah dari tadi ingin berbicara berdua dengannya. Baru mendapat kesempatan sekarang ketika kebetulan teman kakaknya dengan setia mengekori kakaknya yang sedang bermain golf beberapa meter dari tempatnya berada.

"Bagaimana sekolah?" tanya ayah tanpa menoleh.

Khail tersenyum sangat tipis. Ayah tidak menanyakan rutinitas sekolahnya atau perasaannya selama bersekolah. Melainkan memastikan Khail sudah melakukan tugasnya dengan baik tanpa membuat kesalahan sekecil apa pun.

Hetairoi : The King Of Imperium SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang