BAB 30 : Mapogo Lions Of The Sabi Sands

371 76 11
                                    

Nyatanya, suara rintik hujan yang kian deras mengetuk-ngetuk jendela, tak mampu mengusik ketenangan di dalam ruangan besar yang dipenuhi rak berisi banyak buku yang tersusun rapi. Justru, irama khas hujan itu menjelma menjadi melodi yang mendamaikan, menyatu dengan atmosfer perpustakaan yang syahdu.

Di sudut terpencil perpustakaan kota yang terbungkus oleh gemuruh hujan, Albiru sudah duduk di sebuah meja kayu yang tertata rapi dengan sisa bulatan-bulatan rintik hujan pada sweater abu nya. Fokus, ia berusaha memusatkan pikirannya yang sedang kacau.

Belakangan ini, pikiran Albiru kerap tersesat pada topik yang tak terduga: Mapogo. Keheranannya muncul saat ingatannya tiba-tiba melayang pada perkataan salah satu admin Imperium Kingdom, yang statusnya masih sebagai pelajar di sekolah menengah pertama, membahas perihal Mapogo tempo hari.

Tentu saja, rasanya pikiran Albiru berputar-putar, berusaha menghubungkan titik-titik yang belum terhubung. Ia menatap buku catatannya yang sudah penuh dengan tulisan dan lingkaran, terutama di sekitar kata "Mapogo".

Dengan kepala yang ditopang oleh tangan kiri yang membentuk sudut tajam di atas meja, tangan kanan Albiru masih setia memegang bolpoin yang ia putar-putar di antara sela-sela jarinya sembari berpikir keras. Ironisnya, bahkan dalam tidur semalam, kata-kata itu terus bergema di alam bawah sadarnya. Anak laki-laki kelas 10 itu terjebak dalam kebingungan, berusaha keras memecahkan anomali yang baru-baru ini ia temukan.

"Hah...." Helaan napas Albiru terdengar kasar, melarikan beban yang seolah menekan dadanya. "Ehh!" serunya kaget, ketika mendapati seseorang sudah duduk di sampingnya. Kepala orang itu mendekat, memaksa Albiru menarik dirinya sedikit menjauh. Orang itu tampak begitu fokus pada buku catatan di depan Albiru, seakan mencari jawaban tersembunyi di antara baris-baris tulisan yang menarik perhatiannya.

"Kak Biru suka cerita tentang singa yang legendaris itu juga?" tanya Jauzan, menarik kepalanya kembali dan duduk menghadap Albiru.

"Hah?" Albiru berkedip sekali, kebingungan dengan pertanyaan Jauzan. "Maksud lo apa, Zan?"

Pertemuan pertama Albiru dan Jauzan di perpustakaan kota terjadi secara tidak sengaja, tetapi tanpa mereka sadari, pertemuan itu menjadi awal dari pertemanan mereka. Semakin sering mereka berkunjung ke perpustakaan sepulang sekolah atau jika ada waktu luang, semakin sering pula mereka berbincang. Percakapan kecil tentang buku-buku favorit dan diskusi ringan tentang cerita-cerita menarik perlahan membuat Albiru merasakan seperti bertemu dengan teman dekat yang sudah terpisah dari lama.

Seperti saat ini, Jauzan, yang baru-baru ini Albiru ketahui lebih muda dua tahun darinya, tiba-tiba bertanya tentang cerita singa yang legendaris.

Menjawab kebingungan Albiru, Jauzan menunjuk tulisan 'Mapogo' di buku catatan Albiru. "Ini, yang kakak tulis, nama buat koalisi singa yang terkenal di dunia."

Albiru mengerutkan kening, tak paham dengan penjelasan Jauzan. "Gue nggak ngerti. Bisa jelasin lebih lanjut?"

Jauzan mengangguk dengan senyum penuh semangat, menandakan jika ia sangat tidak keberatan membagikan sedikit pengetahuannya kepada teman barunya ini. "Jadi gini, kak. Mapogo Lions of the Sabi Sands adalah legenda tentang koalisi singa yang menguasai wilayah cagar alam Sabi Sands di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan. Kelompok predator ini kayak gangster. Mereka melakukan pembunuhan secara brutal, menjalankan praktik kanibalisme, serta mengambil alih dan mempertahankan kekuasaan selama bertahun-tahun."

Hetairoi : The King Of Imperium SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang